Hindari Mukormikosis dengan Pembatasan Penggunaan Steroid pada Pasien COVID-19

Hindari mukormikosis dengan membatasi penggunaan steroid pada pasien COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Jun 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2021, 10:00 WIB
Obat/dok. Unsplash Kendal
Obat untuk mukormikosis dok. Unsplash Kendal

Liputan6.com, Jakarta Cara menghindari mukormikosis, salah satunya membatasi penggunaan steroid pada pasien COVID-19. Mukormikosis atau istilahnya infeksi jamur hitam (black fungus) ini sedang melanda pasien COVID-19 di India.

Walau begitu, Ketua Pokja Bidang Mikosis Paru Pusat Mikosis Paru FKUI/RS Persahabatan Anna Rozaliyani mengatakan, istilah jamur hitam tidak tepat. Ini karena mukormikosis bukanlah kelompok jamur hitam (Dematiaceae), walaupun jamur ini menyebabkan kelainan jaringan, yang areanya berwarna kehitaman (black eschar).

 

"Infeksi jamur hitam atau black fungus sempat trending pasca tsunami COVID-19 di India. Istilah jamur hitam sebetulnya kurang tepat. Bukan termasuk kelompok jamur hitam meski kalau kita lihat dari penyebutannya menyebabkan kelainan jaringan berubah menjadi hitam," kata Anna saat temu media FKUI Peduli COVID-19, Jumat (4/6/2021).

"Hanya saja laporan mukormikosis di Indonesia terbilang masih terbatas. Meski begitu, pesan yang bisa disampaikan adalah pengelolaan kasus COVID-19 harus sebaik-baiknya dengan membatasi penggunaan steroid yang berlebihan, termasuk anti peradangan."

Menilik kasus mukormikosis terhadap pasien COVID-19 di India, penggunaan steroid berlebihan disinyalir merangsang timbulnya mukormikosis. Disebutkan penggunaan steroid terhadap pasien COVID-19 bergejala parah atau kritis memang mengurangi peradangan, namun secara bersamaan dapat mengurangi kekebalan tubuh.

Pada kasus pasien COVID-19 yang didera mukormikosis di India, efek steroid juga meningkatkan gula darah, baik yang mempunyai riwayat diabetes maupun tidak.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Cegah Mukormikosis, Kendalikan Diabetes dan Jaga Kebersihan

Warga India antre mendapatkan oksigen gratis
Pasien bernafas dengan bantuan oksigen yang disediakan oleh Gurdwara, tempat ibadah untuk Sikh, di bawah tenda yang dipasang di sepanjang pinggir jalan di Ghaziabad, India, Selasa (4/5/2021). Total kasus Corona di India sudah menembus angka 20 juta pada Selasa, 4 April 2021. (Tauseef MUSTAFA/AFP)

Selain membatasi penggunaan steroid pada pasien COVID-19, Anna Rozaliyani menekankan, kebersihan lingkungan juga perlu dijaga. Bagi seseorang yang punya riwayat diabetes, gula darah harus dikendalikan baik.

Mukormikosis dapat menginfeksi sinus, otak dan paru-paru, sehingga dapat mengancam nyawa pasien. Terutama pada pasien COVID-19 dengan riwayat diabetes atau orang dengan tingkat imun rendah, seperti pasien kanker atau pengidap HIV/AIDS berisiko kena mukormikosis.

"Cara mengatasinya, faktor kebersihan lingkungan, termasuk lingkungan di rumah sakit serta tempat tinggal masyarakat juga perlu dijaga. Masyarakat juga perlu memahami, faktor paling besar itu diabetes," jelas Anna.

"Perlu menyampaikan edukasi dengan baik kepada masyarakat bahwa diabetes melitus itu harus dikelola dengan baik. Demikian juga pada saat perawatan pasien di rumah sakit, maka kontrol gula darah pada pasien COVID-19 atau penyintas menjadi sebuah kunci keberhasilan penanganan."

Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) Erlina Burhan menambahkan, mukormikosis menyebabkan infeksi di kulit yang berhubungan dengan pemakaian steroid jangka panjang dari laporan India. Hal ini juga terkait masalah imunitas individual dan juga kebersihan lingkungan.

"Mukormikosis jarang sekali tapi mematikan," pungkasnya.

Infografis Waspada Mutasi Covid-19 Kombinasi Varian Inggris-India

Infografis Waspada Mutasi Covid-19 Kombinasi Varian Inggris-India. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Waspada Mutasi Covid-19 Kombinasi Varian Inggris-India. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya