Liputan6.com, Jakarta Untuk mencegah penularan COVID-19, semua orang bisa menjalani vaksinasi. Namun apakah penderita autoimun inflammatory bowel disease (IBD) yang juga dikenal dengan peradangan usus kronis juga bisa mengikuti vaksinasi COVID-19?
Menurut dr Virly Nanda Muzellina, SpPD, kondisi ini tentu memerlukan pertimbangan khusus. Karena ada beberapa kategori yang belum bisa mendapatkan vaksin, diantaranya orang yang memiliki penyakit autoimun dan penyakit saluran pencernaan kronis seperti IBD.
Baca Juga
Jelang Laga Versus Jepang di GBK, Bintang Timnas Indonesia Thom Haye: Atmosfer Bermain di Kandang Itu Gila
Benarkah Usia 40 Tahun Menjadi Batas Sukses atau Gagal Seseorang? Simak Ulasan Buya Yahya
Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026: Australia vs Arab Saudi Imbang, Senyum Timnas Indonesia Mengembang
"Walaupun efek samping berat jarang terjadi, perlu pertimbangan medis," katanya dalam diskusi Penyakit Saluran Cerna dan COVID-19 di laman instagram Yayasan Gastroenterologi Indonesia (YGI), ditulis Kamis (24/6/2021).
Advertisement
Â
Â
Simak Video Berikut Ini:
Perhatikan golongan obat yang dikonsumsi pasien IBD
Hingga saat ini penelitian mengenai keamanan pemberian vaksin COVID-19 pada orang dengan penyakit autoimun masih dalam penelitian sehingga penderita belum dianjurkan untuk diberikan vaksinasi COVID-19 sampai hasil penelitian dipublikasikan.
Penyakit saluran cerna kronis yang dimaksud dalam skrining sebelum pemberian vaksin COVID-19 diantaranya adalah Celiac disease dan penyakit radang usus atau Inflammatory Bowel Disease (IBD) yang dibagi menjadi dua, penyakit Kolitis Ulseratif dan Chron’s disease. Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit autoimun di bidang saluran cerna.
Virly mengatakan, ketika orang dengan penyakit autoimun saluran cerna menggunakan obat-obat imunosupresan (golongan obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh) dari dokter, pada dasarnya tidak masalah jika diberikan vaksin. Namun, respons imun yang terjadi bisa tidak seperti yang diharapkan.
"Oleh karenanya, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter yang merawat untuk mengetahui apakah vaksin dapat diberikan atau tidak," jelasnya.
Advertisement
Menimbang manfaatnya
Bagaimana pun, kata Virly, menimbang manfaatnya, pasien IBD lebih aman bila melakukan vaksinasi agar jangan sampai kena COVID-19. Namun sekali lagi butuh pendampingan medis karena bila ada keluhan pasca-vaksinasi bisa segera ditindak lanjuti.
"Vaksinasi kan bentuk ikhtiar kita jangan sampai kena COVID-19. Kalau kena pun, gejala yang dialami lebih ringan. Jadi yang penting vaksin,"Â katanya.
Ia menambahkan, walaupun vaksin telah tersedia, protokol 5M yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilisasi, dan menjauhi kerumunan harus tetap dilaksanakan karena dapat mencegah penularan virus COVID-19 yang nantinya akan berdampak pada penurunan kasus COVID-19 di Indonesia.
Infografis Cara Pakai Masker Dobel yang Benar
Advertisement