RSDC Wisma Atlet: Bila Penanganan di Hulu Tidak Baik, Faskes di Hilir Selalu Kurang

RSDC Wisma Atlet menyebutkan bahwa tingkat keterisian mereka hingga kemarin sudah hampir mencapai 80 persen

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 16 Jul 2021, 20:38 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2021, 20:38 WIB
Angka COVID-19 di Tanah Air Tembus Setengah Juta Kasus
Pasien positif Covid-19 terlihat berada di balik jendela salah satu kamar isolasi di Tower 5 RSD Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/11/2020). Total kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia hari ini mencapai angka 502.110 usai penambahan harian sebanyak 4.442. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Rumah Sakit Darurat COVID-19 atau RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta melaporkan bahwa hingga Kamis pagi, mereka tengah melakukan perawatan terhadap 6.254 pasien terinfeksi COVID-19.

"Ini kira-kira 79 persen. Hampir 80," kata Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kolonel Kesehatan Mintoro Sumego dalam diskusi yang diadakan BNPB pada Kamis (15/7/2021).

Mintoro mengatakan bahwa menurut standar World Health Organization (WHO) hunian rumah sakit untuk COVID-19 adalah sekitar 60 persen.

Menurut Mintoro, sebanyak apa pun fasilitas yang disiapkan untuk isolasi mandiri atau karantina, jika masalah di hulu tidak dikelola dengan baik, maka situasi di hilir juga akan terdampak.

"Kalau di hulunya bagus, hilir itu akan berkurang. Seberapa pun fasilitas kesehatan yang disiapkan di hilir, kalau hulunya belum terlaksana dengan baik maka hilir tidak akan bisa menampung sampai sebanyak apa pun."

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Terbantu dengan Rusun Nagrak

FOTO: Rusun Nagrak Cilincing Bersiap untuk Isolasi Pasien COVID-19
Petugas kebersihan mengepel lantai di Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (15/6/2021). Rencananya, Tower 1-5 Rusun Nagrak akan menjadi tempat isolasi pasien COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Mintoro mengungkapkan bahwa di Wisma Atlet, rata-rata pasien yang sembuh bisa mencapai sekitar 300 hingga 400 orang. Namun menurutnya, pasien yang baru masuk juga cukup banyak.

Mintoro mengakui bahwa keberadaan Rumah Sakit Darurat COVID-19 baru di Rusun Pasar Rumput, Rusun Nagrak, atau Asrama Haji, cukup membantu penanganan pasien di Wisma Atlet.

"Dengan adanya penambahan seperti itu akan sangat beruntung sekali," kata Mintoro.

Ia melaporkan, di Nagrak hingga kemarin sudah ada 1.140 orang tanpa gejala (OTG) COVID-19. Menurutnya, jumlah sebanyak itu jika dibawa ke Wisma Atlet sudah cukup menghabiskan kapasitas mereka.

"Jadi dengan adanya Nagrak ini kita bersyukur sekali. Jadi orang-orang yang OTG, tidak mempunyai fasilitas isolasi mandiri di rumah, silahkan ke Wisma Nagrak."

Wisma Atlet Tangani Pasien Sedang-Berat

FOTO: Melihat Alat Pendukung Perawatan Pasien di RS Darurat COVID-19
Alat pendukung perawatan pasien virus corona COVID-19 terlihat di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2020). RS Darurat Penanganan COVID-19 dilengkapi dengan ruang isolasi, laboratorium, radiologi, dan ICU. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menurut Mintoro, di Rusun Nagrak juga telah disediakan fasilitas kesehatan, obat-obatan, serta dokter. Selain itu, fasilitas itu juga bisa menampung hingga 3.756 pasien.

Sementara untuk saat ini, Wisma Atlet dibuka untuk pasien COVID-19 dengan gejala sedang hingga berat, setelah sebelumnya melayani OTG dan pasien gejala ringan.

"Jadi dengan adanya pembagian itu, kita akan lebih fokus untuk penanganan pasiennya. Jadi Wisma Atlet akan menangani pasien dengan gejala sedang-berat, dengan komorbid. Kita siapkan dengan ICU-nya, intermediate-nya, dan HCU-nya, kita siapkan semuanya."

Infografis Menyulap Wisma Atlet Jadi RS Darurat Corona

Infografis Menyulap Wisma Atlet Jadi RS Darurat Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Menyulap Wisma Atlet Jadi RS Darurat Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya