Liputan6.com, Jakarta Varian Mu yang masuk dalam variant of interest (VoI) World Health Organization (WH)) sudah menyebar di 46 negara. Kementerian Kesehatan RI mengatakan bahwa hingga Jumat, 10 September 2021 sore belum terdeteksi varian Mu masuk wilayah Indonesia.
"Sampai saat ini kita belum mendeteksi varian Mu," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers daring Jumat (10/9/2021).
Advertisement
Baca Juga
Meski belum ada temuan kasus varian Mu, Nadia mengatakan Indonesia perlu melakukan pengetatan dan pengawasan di pintu masuk kedatangan internasional. Bukan hanya pintu masuk kedatangan di Jakarta tapi juga beberapa wilayah lain.
Ia pun meminta agar Satgas Bandara dan Pemerintah Daerah lebih disiplin dan ketat dalam karantina orang dari luar negeri saat masuk Indonesia.
Selain Mu, Nadia juga mengatakan pemerintah terus memantau perkembangan penyebaran varian-varian lain dari mutasi SARS-CoV-2. Baik itu variant of concern (VoC) Delta yang saat ini mendominasi sebaran kasus COVID-19 di 33 provinsi, maupun varian lain seperti Alpha, Beta, gama, Lambda serta varian lokal Indonesia.
"Kami terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan petugas di pintu masuk kedatangan," kata Nadia.
Varian Mu Berpotensi Kebal Vaksin
Virus Corona Varian Mu dengan kode B.1.621 disebut WHO memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan.
Data awal laporan tersebut menunjukkan itu mungkin menghindari pertahanan kekebalan dengan cara yang mirip denganĀ varian BetaĀ yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.
Ada potensi varian Mu ini memiliki sifat potensial untuk lolos dari kekebalan tubuh. Ini artinya bahwa Mu berpotensi kebal terhadap vaksin Corona, tetapi ini perlu dikonfirmasi penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan hasil pemantauan WHO, virusĀ Corona varian Mu ini juga kebal terhadap vaksin.Ā Varian Mu memiliki sekelompok mutasi yang membuatnya kurang rentan terhadap perlindungan kekebalan tubuh dari vaksin COVID-19.
Advertisement