Kemenkes Terus Pantau Semua Varian Virus Corona, Termasuk Mu

Kemenkes memantau semua varian Virus Corona yang muncul, termasuk Varian Mu.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 09 Sep 2021, 09:14 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2021, 09:02 WIB
Corona
Update Corona 15 Januari 2021. | pexels.com/@cottonbro

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan memantau semua varian virus Corona yang muncul, termasuk Varian Mu. Varian Mu pertama kali terdeteksi di Kolombia pada Januari 2021 dan masuk menjadi Variant of Interest (VoI) yang diamati Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 30 Agustus 2021.

Menyikapi munculnya varian Corona, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan dan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) terhadap varian baru yang masuk Indonesia atau melalui penularan lokal.

Dari sekitar 5.835 hasil sekuens yang dilaporkan, sebanyak 2.300 merupakan Varian Delta di 34 provinsi di Indonesia. Dalam hal ini, penyebaran Varian Delta mendominasi di Indoensia.

“Kemenkes melakukan pemantauan terhadap semua varian yang muncul, apakah itu Variant of Concern (VoC) yang mendapat perhatian WHO maupun Variant of Interest, seperti Eta, Iota, Kappa, Lambda juga varian lokal yang muncul di Indonesia,” jelas Nadia saat Konferensi Pers PPKM pada Rabu, 8 September 2021.

Kemenkes juga melakukan pemantauan terhadap varian Mu yang saat ini menyebar ke 46 negara. Koordinasi dengan petugas-petugas di pintu masuk juga ditingkatkan.

"Ini pun upaya menyusun kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya varian yang dikatakan memiliki kekebalan terhadap vaksin,” lanjut Nadia.

"Upaya melalui pengetatan kebijakan karantina internasional, persyaratan vaksin, serta terus berkonsultasi dengan WHO."

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Tingkatkan Cakupan Vaksinasi, Prokes Tak Boleh Kendur

Vaksinasi Massal di Pelabuhan Sunda Kelapa Membeludak
Warga menjalani vaksinasi Covid-19 di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Kamis (10/6/2021). Program vaksinasi massal disambut antusias oleh warga hingga menyebabkan antrean membeludak. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Siti Nadia Tarmizi mengingatkan, gelombang serangan varian Corona baru sangat mungkin terjadi, terutama bila masyarakat lengah. Masker adalah langkah pencegahan agar virus Corona dan berbagai varian apapun, tidak dapat masuk ke dalam tubuh kita.

Adanya pelonggaran aktivitas masyarakat di berbagai sektor, kata Siti Nadia Tarmizi, perlu diantisipasi potensi peningkatan risiko penularan virus Corona. Hal ini berkaca dari pengalaman sebelumnya, peningkatan pergerakan masyarakat selalu diikuti dengan peningkatan kasus pada 2-3 pekan setelahnya.

“Selalu patuhi protokol kesehatan, ingat, penurunan level bukan berarti boleh mengendurkan protokol kesehatan. Selain itu, mohon dukungannya untuk kegiatan-kegiatan memutus penularan, misal mengikuti dan bekerja sama pelacakan kontak, karantina, testing dan isolasi,” tegas Nadia.

Untuk vaksinasi bagi kelompok yang memiliki risiko tinggi, yakni para lansia dan orang dengan penyakit penyerta harus menjadi prioritas.

“Sekali lagi, kami tekankan bahwa memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan vaksinasi harus berjalan seiringan," kata Nadia.

"Kami akan terus mengingatkan kepada kita semua untuk terus meningkatkan cakupan vaksinasi serta memastikan kelompok masyarakat rentan, seperti lansia dan masyarakat dengan penyakit penyerta, dapat segera divaksinasi."

Infografis Semua Vaksin Covid-19 Program Nasional Gratis, Laporkan bila Berbayar

Infografis Semua Vaksin Covid-19 Program Nasional Gratis, Laporkan bila Berbayar. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Semua Vaksin Covid-19 Program Nasional Gratis, Laporkan bila Berbayar. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya