Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis mata Aldiana Halim, M.Sc mengungkapkan bahwa gangguan mata tidak hanya dapat mempengaruhi aspek penglihatannya saja, melainkan dapat mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan orang yang mengalaminya.
"Gangguan penglihatan itu berpengaruh pada kualitas hidup orang yang menderitanya. Waktu survei saya menemukan seorang ibu yang sudah 20 tahun tidak melihat karena katarak. Sangat ironis, ibu ini juga tidak bisa mengakses pelayanan kesehatan yang dibutuhkan," ujar Aldiana dalam keterangan pers Hari Penglihatan Sedunia 2021 pada Selasa, (12/10/21).
Baca Juga
Menurut Aldiana, apabila ibu tersebut dapat memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang seharusnya, maka ia pun memiliki kemungkinan untuk dapat melihat kembali. Tak hanya itu, Aldiana pun turut menjabarkan beberapa konsekuensi terkait gangguan penglihatan.
Advertisement
"Karena hilangnya penglihatan dapat berpengaruh pada fisik, mental, kepuasan hidup, mobilitas, ketergantungan, pendidikan, dan juga orang dengan gangguan penglihatan itu memperberat penyakit kronis yang sedang diderita serta kesulitan mengerjakan pekerjaan sehari-hari," kata Aldiana.
Tak hanya itu, orang dengan gangguan penglihatan juga dinilai cenderung tidak berbicara terkait hal-hal yang dirasakannya. Juga, mengalami kesulitan pada akses untuk memeriksakan kesehatannya sendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh aspek kehidupan ikut terpengaruh dalam hal ini.
Bisa picu tindakan bunuh diri
Dalam kesempatan yang sama, Aldiana mengungkapkan bahwa gangguan penglihatan pun berpotensi membuat seseorang mengalami depresi yang memicu terjadinya bunuh diri. Hal tersebut pun sudah beberapa kali terjadi, bahkan di Indonesia.
"Ada seorang gadis, model. Sebelumnya anak ini dengan kepercayaan diri tinggi. Kesalahannya adalah ia menggunakan lensa kontak tanpa memperhatikan prosedur yang seharusnya,"
"Terjadi infeksi dan matanya kemudian terjadi sikatrik. Tidak bisa melihat dan akhirnya buta. Sehingga depresi, sampai empat kali mencoba bunuh diri," ujar Aldiana.
Tak hanya itu, kejadian bunuh diri akibat gangguan penglihatan juga sudah pernah terjadi di Indonesia pada tahun 2018 lalu. Kejadian ini terjadi di daerah Warungkiara, Sukabumi.
"Ibu ini menderita katarak, saking depresinya, saking terpengaruh mentalnya, aspek kualitas hidupnya begitu menurun. Ibu ini memutuskan untuk bunuh diri. Padahal kalau ibu ini bisa mengakses fasilitas kesehatan dan dilakukan operasi, ada kemungkinan untuk ibu ini dapat melihat kembali," kata Aldiana.
Dengan membantu menyelesaikan masalah penglihatan, maka sebenarnya masalah mental yang dialami oleh para penderita gangguan mata juga dinilai dapat teratasi. Gangguan lainnya seperti gangguan kemiskinan juga dapat perlahan bisa diatasi.
Advertisement