Liputan6.com, Jakarta Setiap tahun pada tanggal 4 Februari, Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day) menyoroti pentingnya memiliki gaya hidup yang lebih sehat agar terbebas dari penyakit kronis yang mematikan seperti kanker serviks.
Menurut data Global Burden of Cancer Study (GLOBOCAN) 2020, kanker serviks adalah kanker perempuan terbanyak kedua dengan jumlah kasus 36.633 (17,2%) di Indonesia, dan membunuh 57 perempuan Indonesia setiap harinya.
Baca Juga
5 Cara Mengonsumsi Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mendapatkan 3 Manfaat untuk Jantung Anda
Netizen Malaysia Mengejek Timnas Indonesia yang Masih Belum Meraih Trofi di Piala AFF, Tetap Tanpa Gelar
Tak Bertepuk Sebelah Tangan, 1 Raksasa LaLiga Minat Angkut Marcus Rashford dari Manchester United
"Artinya, lebih dari 21.000 keluarga di Indonesia setiap tahunnya ditinggalkan oleh ibu, anak perempuan atau istri karena kanker serviks, dan ini dapat mengakibatkan beban sosial begitu besar bagi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga Indonesia ke depannya,” jelas Konsultan Onkologi Ginekologi & Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Dr. dr. Brahmana Askandar, Sp.OG(K)-Onk, Jumat (4/2/2022).
Advertisement
Untuk itu, dalam menyambut Hari Kanker Sedunia, MSD bermitra dengan Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) dan secara global dengan Union for International Cancer Control (UICC) untuk membantu menghilangkan kesenjangan dalam perawatan (Close the Care Gap) dan menciptakan dunia yang bebas kanker, dengan mengedukasikan masyarakat Indonesia akan program vaksinasi HPV.
Waspadai ancaman kanker serviks
Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG(K)-Onk, Konsultan Onkologi Ginekologi & Ketua Dewan Penasihat HOGI, juga mengingatkan, bahwa "setiap perempuan perlu mewaspadai ancaman kanker serviks dengan mengenal faktor risiko dan deteksi dini kanker serviks."
Ini karena gejala kanker serviks sering kali disalahartikan dengan gejala penyakit lain, sehingga sering luput dari perhatian dan baru ditemukan ketika telah mencapai stadium lanjut. Saat keadaan sudah mencapai stadium lanjut, kanker akan sulit untuk disembuhkan.
"Sebelum terlambat, maka marilah kita cegah penyebaran virus ini melalui pencegahan primer berupa vaksinasi HPV karena pencegahan ini terbukti telah berhasil menurunkan angka kasus kanker serviks hingga 40%. Rekomendasi vaksinasi HPV juga sejalan dengan strategi global WHO untuk eliminasi kanker serviks pada tahun 2030, dengan target pengurangan kejadian kanker serviks menjadi kurang dari 4 per 100.000 wanita, dan dilakukan melalui 3 pilar utama yaitu 90% vaksinasi HPV, 70% cakupan skrining, dan 90% akses ke perawatan terkait di semua negara. Sementara itu, di Indonesia saat ini angka kejadian kanker serviks masih sangat tinggi, yakni 24,4 per 100.000 wanita," ucap Prof. Andri.
Rekomendasi vaksinasi HPV juga sejalan dengan strategi global WHO untuk eliminasi kanker serviks pada tahun 2030, dengan target pengurangan kejadian kanker serviks menjadi kurang dari 4 per 100.000 wanita, dan dilakukan melalui 3 pilar utama yaitu 90% vaksinasi HPV, 70% cakupan skrining, dan 90% akses ke perawatan terkait di semua negara.
Pemberian vaksin HPV bisa dilakukan sejak usia 9 tahun atau pada anak kelas 5 dan kelas 6 SD. Selain itu, jika sudah menikah, perempuan bisa melakukan skrining secara teratur dengan IVA atau pap smear.
Reporter: Lianna leticia
Advertisement