Alasan Orang Mudah Terdistraksi Saat Konsentrasi

Sebenarnya sudah menjadi sifat alami manusia mudah terdistraksi atau teralihkan ketika berkonsentrasi.

oleh Melly Febrida diperbarui 01 Mar 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2022, 12:00 WIB
Konsentrasi dalam Bekerja Mudah Terpecah
Ilustrasi Bekerja Credit: pexels.com/Lady

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang mudah terdistraksi dengan lingkungan sekitar saat sedang konsentrasi? Sebenarnya sudah menjadi sifat alami manusia mudah terdistraksi atau teralihkan. Apa penyebabnya?

Terkadang gangguan yang menyebabkan distraksi itu berguna. Gerakan atau suara yang tiba-tuba memicu refleks, otomatis membuat Anda melihatnya.

Dalam bukunya The Science of Living, Dr Stuart Farrimond, seorang dokter yang juga penulis buku kesehatan, menjelaskan dulu nenek moyang kita itu membutuhkan refleks instan sebagai respons distraksi perhatian dari potensi predator di semak-semak.

“Tidak ada yang bisa mematikan refleks penyelamat hidup ini, jadi itu sebabnya Anda perlu menonaktifkan notifikasi,” jelas Farrimond.

Apabila terdengar notifikasi, Farrimond menyarankan untuk tidak mengecek notifikasi tersebut. Saat Anda konsentrasi penuh, tiba-tiba terdistraksi maka akan mengaktifkan jaringan otak yang lain. Anda akan terdistraksi sekitar 30 detik. Untuk konsentrasi lagi, Anda membutuhkan waktu 25 menit.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Guna Distraksi

Menurut Farrimond distraksi berguna untuk menghindari bahaya sehari-hari, sambil mencontohkan seorang pengemudi yang sembrono.

Namun, saat bekerja di depan layar yang terus berubah tidak begitu banyak mengalami reflek dari distraksi.

Pekerjaan yang monoton dan berulang, seperti pekerjaan lini produksi atau entri data, dapat menidurkan otak ke dalam keadaan jaringan mode default.

“Sedikit rangsangan, seperti musik atau menggambar orat-oret di meja Anda, seringkali cukup untuk mengaktifkan kembali jaringan lain dan mencegah pikiran mengembara terlalu jauh, sehingga kita tidak melewatkan sesuatu yang penting,”imbuh Farrimond.

Pada ruang kerja terbuka yang banyak gangguan visual dan suara yang terus-menerus, kata Farrimond, bisa mengaktifkan jaringan "menonton" (salience) di otak. Ini menyebabkan jaringan "berkonsentrasi" (kontrol eksekutif) Anda menjadi stop dan start.

Untuk itu, Anda perlu mengasingkan diri di pojokan atau bilik pribadi untuk meminimalkan gangguan.


Infografis

Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya