Liputan6.com, Jakarta Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban berharap Indonesia dapat masuk ke fase endemi tiga bulan lagi. Dalam fase menuju endemi tersebut, masyarakat diminta bersabar karena ada sejumlah indikator yang harus terpenuhi.
"Apakah Indonesia sudah masuk endemi? Belum. Kita dalam perjalanan ke sana. Sabar sedikit. Mungkin pas bulan puasa atau kita harapkan paling lambat 3 bulan dari sekarang kita mulai masuk endemi," ucap Zubairi saat acara Pembukaan Monumen Pengabdian Dokter Indonesia di Kantor PB IDI Jakarta, ditulis Sabtu (19/3/2022).
Advertisement
Baca Juga
Lebih lanjut, Zubairi menyebut, syarat memasuki endemi, yang mana turut dipengaruhi penyebaran varian Virus Sars-CoV-2 dan capaian vaksinasi COVID-19. Pemerintah juga terus mengejar cakupan vaksinasi, baik vaksinasi dua dosis maupun booster demi terbentuknya antibodi.
"Syaratnya, pertama harus turun drastis, kita baru turun sedikit ya hampir drastis. Kedua, soal penyebaran varian. Sekarang kan memang benar sebagian besar Omicron," katanya.
"Ketiga, vaksinasi COVID-19. Memang benar bahwa vaksinasi sudah 70 persen dosis kedua. namun itu bukan untuk usia lanjut. Yang usia lanjut belum mencapai 70 persen. Jadi, kita memang perlu bersabar, sebentar lagi endemi."
Masa Transisi Endemi, Tetap Pakai Masker
Tatkala menuju transisi endemi, Zubairi Djoerban meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan. Di tengah pelonggaran mobilitas, misal tidak diwajibkannya tes PCR dan antigen sebagai syarat perjalanan hingga bebas karantina, masker harus dipakai.
"Tolong berusaha, jangan lepas masker. Ya, kita memang sekarang tidak perlu tes PCR dan antigen ketika di area umum, karantina dihilangkan Tapi mengenai masker, mohon lebih baik hati-hati tetap dipakai daripada nanti tertular," jelasnya.
"Walaupun sudah vaksinasi tiga kali, yang namanya tertular itu tidak nyaman."
Zubairi juga menyoroti beberapa negara lain yang sudah menyatakan diri endemi dengan ditandai lepas masker dan pembebasan karantina, malah kembali terjadi kenaikan kasus COVID-19. Oleh karena itu, Indonesia harus waspada meski kasus COVID-19 nasional menurun.
"Ada konsekuensi dari negara-negara yang menyatakan diri endemi. Contohnya, beberapa hari lalu setelah menyatakan endemi ternyata ada negara yang timbul kenaikan kasus COVID-19 tinggi sekali,"
"Finlandia itu pernah naik sampai 80 persen kasus, demikian pula Belanda naik sampai 50 persen juga Prancis dan Inggris. Tolong kita tetap hati-hati, tetap waspada, jangan jumawa," pesan Zubairi.
Advertisement