Arti di Balik Senyuman Ibu yang Aniaya Anaknya hingga Meninggal Dunia di Brebes

Belum lama ini kabar memprihatinkan datang dari Brebes, Jawa Tengah. Seorang ibu dikabarkan menganiaya tiga anak kandung hingga salah satu di antaranya meninggal dunia.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Mar 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2022, 12:00 WIB
Ilustrasi senyum
Ilustrasi senyum. (Gambar oleh Hier und jetzt endet leider meine Reise auf Pixabay aber dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Belum lama ini kabar memprihatinkan datang dari Brebes, Jawa Tengah. Seorang ibu dikabarkan menganiaya tiga anak kandung hingga salah satu di antaranya meninggal dunia.

Dilihat dari beberapa video yang beredar, ibu tersebut masih bisa tersenyum ketika diajak berbincang terkait alasannya melakukan tindakan tersebut.

Terkait senyuman pelaku, kriminolog Haniva Hasna M. Krim memberikan tanggapan. Ia memperkirakan bahwa motif ibu melakukan penganiayaan pada anak-anaknya adalah altruism.

Altruism merupakan pembunuhan yang dilakukan atas anggapan bahwa dengan membunuh, maka orang yang dibunuh akan lebih bahagia.

“Kalau motivasinya masuk dalam kategori altruism, bisa jadi senyumnya sebagai rasa puas setelah meringankan beban anaknya,” kata kriminolog yang akrab disapa Iva kepada Health Liputan6.com melalui pesan tertulis Rabu (23/3/2022).

Simak Video Berikut Ini

Smiling Depression

Dugaan lainnya, pelaku mengalami smiling depression. Ini adalah kondisi ketika merasa cemas dan depresi tapi terlihat baik-baik saja, bahkan dapat berpura-pura bahagia.

“Kondisi ini bisa terjadi dengan berbagai gejala yang mungkin dirasakan oleh penderitanya.”

Smiling depression dapat menunjukkan banyak gejala klasik depresi, termasuk kesedihan mendalam, harga diri rendah, dan perubahan dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa gejala ini mungkin dapat diamati oleh orang lain, sementara gejala lainnya dapat dirahasiakan atau tidak nampak.

Smiling depression berawal dari penyangkalan seseorang  bahwa ia merasa tertekan, tapi berpikir bahwa selama masih bisa tersenyum, ia tidak boleh mengalami depresi.”

Kronologi Peristiwa

Sebelumnya dilaporkan terjadi kekerasan fisik pada 3 anak di Brebes, Jawa Tengah, yaitu AR (7) meninggal dunia, KS (10) luka-luka, dan EM (5) luka-luka.

Kekerasan diduga terjadi di tempat tinggal mereka di Sokawera, Tonjong, Brebes, Jateng, ketika bibi korban dari terduga pelaku mendengar ada teriakan dari dalam kamar yang ditempati oleh terduga pelaku bersama ketiga anaknya (korban).

Peristiwa terjadi pada Minggu, 20 Maret 2022, sekitar pukul 04.30 WIB. Ketika mendengar teriakan, saksi berusaha membuka pintu kamar tetapi pintu dalam keadaan terkunci dari dalam kemudian saksi berteriak minta tolong.

Selanjutnya datang saksi lain membantu untuk membuka paksa pintu kamar dengan cara didobrak menggunakan palu.

Pada saat pintu terbuka, saksi 1 dan saksi 2 melihat di dalam kamar, anak kedua dari terduga pelaku diduga sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan luka di leher dan anak pertama serta ketiga dalam keadaan terluka parah.

Korban luka-luka dibawa ke RSU Siti Aminah Bumiayu guna mendapatkan perawatan. Dan karena sempat kritis kemudian dirujuk ke RSUD Margono Soekarjo di Purwokerto.

Melansir keterangan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) pada 23 Maret 2022, terduga pelaku sudah ditahan tapi belum bisa memberi keterangan dengan jelas. Pelaku dibawa ke rumah sakit Susilo Slawi guna dilakukan observasi kejiwaan.

Infografis Geger Kawin Kontrak Berbuntut Kekerasan dan Maut di Cianjur

Infografis Geger Kawin Kontrak Berbuntut Kekerasan dan Maut di Cianjur. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Geger Kawin Kontrak Berbuntut Kekerasan dan Maut di Cianjur. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya