Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat yang tengah mudik mulai bersiap untuk kembali ke kota asal. Dalam masa arus balik mudik, epidemiolog Dicky Budiman mengingatkan agar tetap menjaga diri dari penularan COVID-19 salah satunya di tempat transit.
“Dalam masa perjalanan itu biasanya kita transit dan ke toilet, usahakan cari toilet yang sirkulasinya bagus dan tidak lama di toilet,” ujar Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, Jumat (6/5/2022).
Baca Juga
Ia juga mengingatkan, selama di tempat transit, pemudik perlu menghindari tempat-tempat yang banyak kerumunan. Ketika makan dan minum di tempat transit, maka perlu hati-hati pula dengan cepat mengenakan masker setelah selesai.
Advertisement
“Makan minum itu penting, tapi selesai makan minum segera tutup pakai masker. Jadi selama perjalanan, kepatuhan terhadap 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas) itu penting.”
Dicky juga mengimbau para pemudik untuk tidak sembarangan memegang fasilitas atau alat-alat di tempat transit yang berpotensi menjadi tempat virus menempel.
“Jangan sembarangan menyentuh permukaan barang, sering cuci tangan, kalau bisa bawa hand sanitizer.”
Di sisi lain, pemerintah juga perlu memastikan bahwa moda transportasi yang digunakan pemudik ini aman dari paparan COVID-19. Seperti dari sisi ventilasi dan sirkulasi udaranya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pastikan Petugas dan Pengelola Sehat
Dicky juga mengimbau agar para petugas dan pengelola tempat transit dan jasa transportasi sudah mendapat vaksinasi dan dalam keadaan sehat.
“Pastikan juga pengelola jasa transportasi sudah vaksinasi setidaknya dua dosis, kalau lebih dari empat bulan ya booster.”
“Jadi pastikan petugas dicek rutin, bukan hanya penumpang tapi petugasnya juga, misalnya petugas di pelabuhan, di bandara, di stasiun, itu termasuk yang harus dites dan dipastikan ada gejala atau keluhan tidak.”
Petugas harus dipastikan sehat karena memiliki peran penting dalam menjaga ketertiban di tempat transit. Mereka menjadi orang-orang yang bertanggung jawab mengurangi atau memecah kerumunan agar tidak terpusat di satu titik.
“Dan bagi pemudik yang istirahat di tempat transit, upayakan tidak lebih dari 15 menit atau maksimal 30 menit lah.”
“Dan di daerah penting juga ada pemantauan kesehatan para pemudik. Bukah hanya soal status vaksinasinya, tapi kalau ada yang belum sempat booster ya sediakan posko-posko vaksinasi dan pelayanan kesehatan. Upayakan ini ada di setiap tempat,” kata Dicky.
Advertisement
Kekhawatiran Varian Baru
Dicky mengimbau masyarakat agar tetap hati-hati saat mudik lantaran baru-baru ini ada data yang mengkhawatirkan terkait COVID-19 dan kaitannya dengan subvarian BA.4 dan BA.5 Omicron.
Menurut data tersebut, dunia semakin longgar dan abai terkait target capaian vaksinasi dan imunitas. Sejauh ini, capiannya masih jauh di bawah 70 persen, tapi sudah banyak pelonggaran dan disertai belum tercapainya kesetaraan vaksinasi.
“Sehingga adanya penyebaran atau sirkulasi virus yang tak terkendali ini terjadi di tahun ketiga pandemi. Ini berpotensi melahirkan bukan hanya subvarian baru dari Omicron atau rekombinan Omicron tapi juga potensi varian lain,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara Minggu (1/5/2022).
Hal ini terlihat dari banyaknya turunan Omicron yang ada sekarang ini, lanjutnya. Ini juga terjadi di bawah keterbatasan surveilans genomik dunia yang masih di bawah 5 persen.
“Nah akibat itu, saat ini kita menghadapi sebuah situasi yang menurut saya harus diwaspadai dengan serius, BA.4 dan BA.5, salah satu yang juga kita lihat perburukannya di Amerika maupun Eropa, termasuk saat ini dengan memburuknya situasi di China dengan lockdown yang berkelanjutan.”
Yang Bisa Dipelajari dan Diwaspadai
Sedangkan, lanjut Dicky, yang bisa dipelajari dan diwaspadai dari BA.4 dan BA.5 Omicron adalah kemampuannya untuk mereinfeksi atau infeksi ulang.
Ini mengancam terjadinya gelombang selanjutnya karena kemampuan pertumbuhan dari BA.4 dan BA.5 ini sangat jauh lebih kuat dari BA.1 dan BA.2.
Studi terakhir menunjukkan, kekebalan atau imunitas yang timbul dari vaksinasi itu jauh lebih penting dan lebih kuat ketimbang imunitas dari infeksi.
Dicky juga membahas pentingnya vaksinasi apalagi di masa-masa mudik Lebaran. Menurutnya, efektivitas vaksin dalam memitigasi potensi infeksi atau penambahan kasus pada masa mudik ibarat pergi ke suatu tempat dalam situasi hujan besar.
"Namun, saat pergi kita mengenakan payung dan baju pelindung atau jas hujan," kata Dicky.
"Payung itu ibarat booster-nya, dan baju pelindung itu dua dosisnya. Kemungkinan basah kuyup kecil, kita tetap bisa kecipratan air, tapi karena sudah pakai payung dan baju pelindung maka kita enggak akan basah kuyup," Dicky menambahkan.
Advertisement