Perangi Cacar Monyet, AS Sedang dalam Proses Produksi Vaksin Jynneos

Produksi vaksin Jynneos yang sebelumnya digunakan untuk cacar dan cacar monyet sedang diperbanyak.

oleh Diviya Agatha diperbarui 24 Mei 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2022, 19:00 WIB
Waspada Cacar Monyet yang Kini Merebak di Eropa hingga Australia, Kenali Gejala serta Cara Pencegahannya
Cacar monyet kini tengah merebak di sejumlah negara di Eropa, terbaru Australia. Simak gejala serta cara pencegahannya dari dokter berikut ini. (Unsplash/cdc).

Liputan6.com, Jakarta Proses investigasi lebih lanjut soal monkeypox alias cacar monyet masih terus dilakukan oleh beberapa pihak. Salah satunya dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

Berkaitan dengan hal tersebut, pejabat kesehatan Amerika Serikat mengumumkan bahwa pihaknya sedang dalam proses produksi beberapa dosis vaksin Jynneos untuk digunakan dalam kasus cacar monyet.

Pejabat CDC mengumumkan bahwa ada lebih dari seribu dosis vaksin Jynneos dalam persediaan nasional mereka yang disetujui oleh Amerika Serikat pada tahun 2019 lalu.

Mereka pun memprediksikan bahwa vaksin Jynneos akan meningkat dalam waktu cepat selama beberapa minggu mendatang.

Vaksin Jynneos sendiri dibuat oleh Bavarian Nordic A/S, yang telah disetujui di AS untuk digunakan melawan cacar dan cacar monyet pada orang dewasa yang berisiko tinggi dan berusia 18 tahun ke atas.

"Ada lebih dari 100 juta dosis vaksin cacar monyet untuk orang dewasa, ACAM2000, yang memiliki beberapa efek samping signifikan," ujar pejabat CDC mengutip laman Channel News Asia, Selasa (24/5/2022).

"ACAM2000 sebelumnya diproduksi oleh Sanofi dan sekarang dibuat oleh Emergent BioSolutions," tambahnya.

Sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat memperkirakan akan ada lebih banyak kasus cacar monyet yang ditemukan di dunia.

Hal tersebut lantaran WHO juga telah memperluas pengawasan di negara-negara lain dimana penyakit tersebut tidak ditemukan.

Hingga saat ini, WHO sudah melaporkan setidaknya terdapat 92 kasus cacar monyet yang telah terkonfirmasi. Serta, 28 kasus yang dicurigai ada pada 12 negara.

Diberikan pada yang Berisiko Tinggi

Lebih lanjut, wakil direktur Divisi Patogen dan Patologi Konsekuensi Tinggi CDC, Jennifer McQuiston juga memberikan keterangan terkait produksi vaksin Jynneos.

"Saat ini kami berharap untuk memaksimalkan distribusi vaksin kepada mereka yang kami tahu akan mendapat manfaat darinya," kata Jennifer.

"Jadi mereka adalah orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien cacar monyet yang diketahui, petugas kesehatan, kontak pribadi yang sangat dekat, dan mereka yang mungkin berisiko tinggi terkena penyakit parah," Jennifer menuturkan.

Berdasarkan perkembangan data yang ada, kasus cacar monyet telah terkonfirmasi di Massachusetts. Serta, ada empat dugaan kasus lanjutan dengan rincian satu di New York City, satu di Florida dan dua di Utah.

Cacar monyet sendiri merupakan virus yang dapat menyebabkan gejala termasuk demam, nyeri dan muncul dengan ruam bergelombang yang khas.

Terkait hal tersebut, WHO akan memberikan panduan dan rekomendasi lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang untuk negara-negara tentang cara mengurangi penyebaran cacar monyet.

"Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terjadi diantara orang-orang yang melakukan kontak fisik dekat dengan kasus-kasus yang menunjukkan gejala," ujar WHO dikutip Aljazeera pada Selasa, (24/5/2022).

Penyakit Menular

Cacar monyet sendiri merupakan penyakit menular yang biasanya bersifat ringan dan sebuah endemik di beberapa negara bagian Afrika Barat dan Afrika Tengah.

Biasanya orang yang terinfeksi akan sembuh dalam waktu dua hingga empat minggu tanpa perlu melakukan perawatan rumah sakit. Namun terkadang dalam beberapa kasus, penyakit satu ini dapat menyebabkan kematian.

Cacar monyet terkenal dapat menyebar melalui kontak dekat sehingga relatif mudah untuk dikendalikan dengan tindakan seperti isolasi mandiri dan menjaga kebersihan.

"Apa yang nampaknya terjadi sekarang itu adalah ia telah masuk ke populasi manusia sebagai bentuk seksual, bentuk genital, dan menyebar seperti infeksi menular seksual," kata spesialis penyakit menular WHO, David Heymann.

Dalam kesempatan yang sama, David menuturkan bahwa komite ahli internasional baru saja melakukan pertemuan melalui konferensi video.

Pertemuan tersebut dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut soal wabah cacar monyet dan apa yang nantinya akan dikomunikasikan ke publik.

Termasuk soal penyebaran tanpa gejala, orang-orang yang paling beresiko, dan bagaimana rute penyebaran penyakit satu ini.

Belum Ditemukan di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengatakan hingga kini belum ada kasus cacar monyet yang masuk pada wilayah Indonesia. Namun, tingkat kewaspadaan di pintu-pintu masuk atau pintu perbatasan terus dilakukan.

"Sampai hari ini kita belum ada kasus (monkeypox atau cacar monyet)," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril, SpP kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Senin, 23 Mei 2022.

Meski begitu Syahril mengatakan pemerintah tetap waspada. Bukan hanya RI, tapi seluruh negara di dunia tengah mewaspadai penyakit yang biasanya menular dari hewan ke manusia (zoonosis) ini.

"Kita harus waspada, tetap ya, bukan hanya Indonesia tapi semuanya, karena penyakit ini menular dan bisa ditularkan dari orang yang masuk dari negara yang terjangkit," kata Syahril lagi.

Salah satu upaya mencegah kasus ini masuk Indonesia adalah dengan meningkatkan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara. Kewaspadaan yang dilakukan diantaranya dengan melakukan karantina hewan seperti monyet dan hewan diduga sakit dan bisa menularkan cacar monyet. Hewan tersebut harus menjalani karantina hewan.

"Lalu, pada manusia juga dilakukan kewaspadaan dari negara yang terjangkit. Misalnya dari Australia, maka pintu masuk orang dari negara tersebut harus dijaga hati-hati dan (petugas di pintu masuk) diingatkan," kata Syahril.

Infografis 9 Tips Lansia Tetap Sehat Bebas Covid-19
Infografis 9 Tips Lansia Tetap Sehat Bebas Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya