Dua Jurus Kemenkes Antisipasi Cacar Monyet Masuk Indonesia

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Penyakit yang juga disebut monkeypox menyebar di berbagai negara non endemik seperti Amerika Serikat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Jul 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2022, 13:00 WIB
Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Penumpang Bandara Soetta Diperiksa Suhu Tubuh
Petugas Kesehatan Karantina Bandara (KKB) memeriksa suhu badan penumpang yang baru mendarat di Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang, Rabu (15/5/2019). Pemeriksaan ini setelah ditemukan kasus wisatawan Afrika yang mengidap cacar monyet di Singapura beberapa waktu lalu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Penyakit yang juga disebut monkeypox menyebar di berbagai negara non endemik seperti Amerika Serikat.

Meski belum dilaporkan di Indonesia, monkeypox tetap berisiko masuk dan menyebar pula di Tanah Air.

Maka dari itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) dr. Maxi Rondonuwu menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah melakukan upaya antisipasi.

“Kemenkes sejak muncul monkeypox di beberapa negara sudah melakukan surveilans aktif di semua pintu masuk negara terutama di bandara dan pelabuhan laut,” kata Maxi dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com Senin (25/7/2022).

Deteksi dini di bandara dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) terutama Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dari Negara yang sudah ada kasus cacar monyetnya.

Petugas melakukan cek suhu, memeriksa gejala-gejala monkeypox terutama pada kulit kemerahan atau ruam, bintik-bintik merah, vesikel atau pustula yang gampang dilihat di bagian muka juga di telapak tangan.

“Juga pada komunitas saat ini sesuai data kasus yang paling banyak di dunia pada kelompok Gay maka kami akan melakukan surveilans ketat pada kelompok ini bekerja sama dengan beberapa organisasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).”

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Laboratorium Pemeriksaan

Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Penumpang Bandara Soetta Diperiksa Suhu Tubuh
Petugas Kesehatan Karantina Bandara (KKB) membawa alat periksa suhu badan di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (15/5/2019). Peningkatan pengawasan terhadap penumpang asing ini dilakukan terutama terhadap penumpang dari negara-negara Afrika. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Maxi menambahkan, Kemenkes juga sudah menyiapkan laboratorium pemeriksaan di semua provinsi.

“Kami juga sudah menyiapkan laboratorium pemeriksa di semua provinsi.”

Sejauh ini, ia memastikan belum ada kasus monkeypox di Indonesia. “Belum ada kasus baik konfirmasi, probable, dan suspect.”

Maxi juga mengimbau masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan terutama cuci tangan dan hindari kontak dengan orang yang memiliki gejala-gejala monkeypox.

“Segera melapor ke petugas kesehatan apabila memiliki gejala-gejala awal monkeypox terutama panas, kelainan pada kulit , bintik-bintik merah, vesikel berisi cairan atau nanah dan yang paling khas kalau ada pembengkakan kelenjar getah bening pada leher dan selangkang.”

Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, penetapan monkeypox sebagai darurat kesehatan global telah melalui berbagai pertimbangan sejak satu bulan lalu.

Menurut Tedros, sebulan yang lalu, dia mengadakan Komite Darurat di bawah Peraturan Kesehatan Internasional untuk menilai apakah wabah cacar monyet multi-negara mewakili darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Wabah Terus Berkembang

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) (AP Photo)
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) (AP Photo)

Pada pertemuan itu, berbagai pandangan yang berbeda diungkapkan, komite memutuskan dengan konsensus bahwa wabah itu tidak mewakili keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

Pada saat itu, 3.040 kasus cacar monyet telah dilaporkan ke WHO, dari 47 negara.

Namun, wabah terus berkembang dan sekarang ada lebih dari 16 ribu kasus yang dilaporkan dari 75 negara serta ada lima kematian.

"Mengingat wabah yang berkembang, saya mengumpulkan komite pada hari Kamis minggu ini untuk meninjau data terbaru dan memberi saya saran yang sesuai. Saya berterima kasih kepada komite atas pertimbangannya yang cermat terhadap bukti, dan masalah," kata Tedros.

Pada kesempatan ini, komite tidak dapat mencapai konsensus apakah wabah cacar monyet atau monkeypox tersebut merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

Alasan-alasan yang diberikan oleh para anggota komite untuk mendukung dan menentang keputusan cacar monyet sebagai darurat global dituangkan dalam laporan yang diterbitkan Sabtu, 23 Juli.


Darurat Kesehatan Masyarakat Internasional

Monkeypox atau penyakit cacar monyet.
Monkeypox atau penyakit cacar monyet. (www.who.int)

Di bawah Peraturan Kesehatan Internasional, Tedros diminta untuk mempertimbangkan lima elemen dalam memutuskan apakah suatu wabah merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

Pertama, informasi yang diberikan oleh negara – yang dalam hal ini menunjukkan bahwa virus ini telah menyebar dengan cepat ke banyak negara yang belum pernah melihatnya;

Kedua, tiga kriteria untuk menyatakan kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, telah terpenuhi;

Ketiga, saran dari Komite Darurat, yang belum mencapai konsensus;

Keempat, prinsip-prinsip ilmiah, bukti dan informasi relevan lainnya – yang saat ini tidak cukup dan meninggalkan banyak hal yang tidak diketahui;

Dan kelima, risiko terhadap kesehatan manusia, penyebaran internasional, dan potensi gangguan lalu lintas internasional.

Penilaian WHO adalah bahwa risiko cacar monyet adalah moderat secara global dan di semua wilayah, kecuali di kawasan Eropa di mana badan tersebut menilai risikonya tinggi.

Ada juga risiko yang jelas dari penyebaran internasional lebih lanjut, meskipun risiko interferensi dengan lalu lintas internasional tetap rendah untuk saat ini.

Jadi singkatnya, kita memiliki wabah yang telah menyebar ke seluruh dunia dengan cepat, melalui cara penularan baru, yang kurang dipahami, dan yang memenuhi kriteria dalam Peraturan Kesehatan Internasional.

“Untuk semua alasan ini, saya telah memutuskan bahwa wabah cacar monyet global merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional,” katanya.

Infografis Mengenal Cacar Monyet yang Menginfeksi Manusia
Infografis Mengenal Cacar Monyet yang Menginfeksi Manusia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya