Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari lalu, media sosial Twitter diramaikan dengan cuplikan video seorang mahasiswa asal fakultas hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, Sulawesi Selatan, yang menyebut dirinya sebagai seorang non binary. 'Pengakuan' ini ia sampaikan pada sesi orientasi dan penyambutan mahasiswa baru perguruan tinggi negeri tersebut.
Merujuk pada penelitian mengenai non binary yang dirilis oleh National Center for Biotechnology Information, non binary atau non biner atau gender fluid dimaknai sebagai orang yang dapat memiliki identitas tidak sesuai dengan jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir.
Baca Juga
Link Live Streaming Nonton Bola Timnas Indonesia vs Arab Saudi 19 November 2024, Ada yang Gratis?
Jadwal Timnas Indonesia di Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: Wajib Kalahkan Arab Saudi
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Kemenangan Gemilang Timnas Indonesia atas Arab Saudi dengan Skor 2-0
Secara garis besar, orang-orang non binary ini mengidentifikasi dirinya bukanlah laki-laki maupun perempuan. Tetapi, mengidentifikasi diri berdasarkan bagaimana lingkungan sosial masyarakat membentuk diri mereka.
Advertisement
Orang non binary ini mungkin memiliki berbagai identitas seperti feminin, maskulin, atau bahkan tidak keduanya.
Survei yang dilakukan oleh Transgender AS pada 2015 (USTS) mengambil sampel sebanyak 22.000 orang transgender serta orang dewasa yang tidak sesuai gender. Lalu, hasil yang didapatkan sebanyak lebih dari sepertiga peserta (35 persen) responden di identifikasi sebagai non biner (non binary atau genderfluid).
Pernyataan mengenai non binary ini juga dijelaskan oleh Psikolog Klinis dari Enlightmind, Nirmala Ika.
Ika menyatakan bahwa jika dipandang menurut konteks gender, individu non binary ini tidak didefinisikan sebagai laki-laki maupun perempuan, serta dapat mengadopsi peranan gender dan orientasi seksual apapun tanpa adanya mengkotak-kotakan peran gender tertentu terhadap jenis kelamin tertentu.
Gender, jenis kelamin, dan orientasi seksual
Pemaknaan mengenai jenis kelamin, gender, dan orientasi seksual ini sering kali kita temui di kalangan masyarakat, baik secara langsung maupun secara virtual.
Ada yang beranggapan bahwa gender, jenis kelamin, serta orientasi seksual itu sama saja dan merujuk pada kata laki-laki dan perempuan.
Namun, taukah kamu bahwa ketiga hal tersebut memiliki pemaknaan yang berbeda? Berikut makna dari gender, jenis kelamin, dan juga orientasi seksual:
1. Jenis Kelamin
Menurut Ika, jenis kelamin ini sendiri dimaknai sebagai organ reproduksi yang memang secara mutlak atau sejak lahir kita dapatkan. Seperti adanya penis atau vagina dan rahim.
2. Gender
Gender ini sendiri dimaknai sebagai peran-peran yang terbentuk dari lingkungan sosial kepada suatu individu atau masyarakat sehingga dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang. Seperti misalnya, seorang laki-laki harus berani, gagah atau macho, sedangkan perempuan itu lembut dan caring.
Dalam gender ini, peran yang di bentuk dari lingkungan masyarakat atau sosial juga dapat dipertukarkan. Seperti perempuan menjadi pemimpin maupun sosok laki-laki yang lembut atau caring.
Dalam peranan dan pemaknaan gender ini sendiri, sering kali ditemukan adanya diskriminasi terhadap peranan-peranan tertentu. Seperti misalnya, laki-laki yang terlihat lebih lembut, kalem, dan cenderung feminim sering kali banyak mendapatkan tanggapan negatif dibanding perempuan yang terlihat tomboy.
Tentu diskriminasi tersebut juga terjadi karena jika seseorang dengan jenis kelamin tertentu tidak memiliki atau tidak berperan selayaknya yang diharapkan lingkungan sosial (berperan sesuai dengan jenis kelamin masing-masing).
Contoh sederhana lainnya mengenai peranan yang dimaknai dalam gender adalah ketika seorang bayi laki-laki terlahir, maka kebanyakan orang akan merespons “wah, jagoan ya ini” lalu memberikan ibu dan bayi tersebut pernak-pernik berwarna biru atau warna lain yang melambangkan keberanian dan kegagahan.
Begitu pula dengan bayi perempuan yang kebanyakan direspon “wah cantik ya”, “princess banget!” lalu kemudian bayi tersebut diberikan benda atau sesuatu yang berwarna pink sebagai representasi dari warna perempuan atau feminim.
3. Orientasi Seksual
Orientasi seksual adalah pola ketertarikan seksual kepada orang-orang dari lawan jenis atau gender, jenis kelamin yang sama atau gender, atau untuk kedua jenis kelamin atau lebih dari satu gender.
Advertisement
Bagaimana seseorang tersebut di identifikasi sebagai seseorang non-biner?
Menurut Ika, mengidentifikasi seorang sebagai non binary maupun gender dan orientasi seksual lainnya tidak serta merta hanya sekadar melihat sekilas saja dan asal menilai, terlebih lagi secara fisik.
Namun, ada proses observasi secara mendalam yang perlu dilakukan oleh para ahli. Seperti salah satunya adalah melihat bagaimana penghayatan diri serta cara seseorang tersebut berekspresi melalui peranan gender yang dimiliki.
Maka dari itu, apabila ada dari seseorang yang mulai merasa bahwa ada sesuatu yang mengganjal serta erat kaitannya dengan dengan jati diri, jangan pernah untuk melakukan self claimed tanpa adanya pemeriksaan dan observasi dari ahli.
Lalu, bagaimana kita menyikapi tanpa menyinggung apabila di lingkungan sekitar terdapat seorang non-binary atau gender dan orientasi lainnya?
Tentu sebagai manusia kita hidup selalu berdampingan satu dengan lainnya dan suatu saat pun kita sebagai manusia juga akan membutuhkan pertolongan antara satu dengan lainnya.
Cara menyikapi tanpa menyinggung adalah dengan cukup menjadi pendengar yang baik apabila mereka mencoba untuk terbuka terhadap jati diri mereka masing-masing.
Selain itu, dibalik orientasi ataupun gender yang mungkin berbeda dari kita, sesekali kita perlu lihat dari sudut pandang sifat mereka, bukan hanya orientasi maupun peranan gender yang mereka pilih.
Advertisement