Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 di Indonesia kian merangkak naik. Penambahan kasus positif per hari ini, Kamis 3 November 2022 pukul 12.00 WIB sebanyak 4.951.
Penambahan yang signifikan ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Tanah Air menjadi 6.507.610.
Baca Juga
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 2.882 sehingga akumulasinya menjadi 6.316.793.
Advertisement
Setelah kemarin ada 32 yang meninggal, hari ini penambahan kasus kematian lebih tinggi lagi. Kasus meninggal menunjukkan penambahan yang signifikan yakni 42 di hari ini. Akibatnya, kasus akumulasi kasus kematian menjadi 158.737.
Provinsi dengan penambahan kasus meninggal terbanyak adalah Jawa Tengah dengan 12 orang wafat. Diikuti oleh Jawa Barat dengan kematian sebanyak 6 jiwa.
Kasus aktif pun ikut naik sebanyak 2.027 sehingga akumulasinya menjadi 32.080.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 66.257 dan suspek sebanyak 5.462.
5 Provinsi Penyumbang Kasus Terbanyak
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus terbanyak di lima provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.
- DKI Jakarta hari ini melaporkan 1.823 kasus positif baru dan 1.200 orang sembuh. Menjadikannya provinsi dengan penambahan kasus baru terbanyak di Indonesia.
- Jawa Barat menyusul dengan 694 kasus konfirmasi baru dan 253 orang telah sembuh.
- Jawa Timur 681 kasus baru dan 577 sembuh.
- Banten di peringkat keempat dengan 394 kasus positif baru dan 265 orang dinyatakan sembuh dari COVID-19.
- Jawa Tengah 382 kasus baru dan 184 orang telah sembuh.
Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus baru di angka satuan hingga puluhan. Namun, tidak ada satu pun provinsi tanpa penambahan kasus sama sekali.
Laporan Sebelumnya
Di hari sebelumnya, yakni pada Rabu 2 November 2022 penambahan kasus baru juga di atas angka 4 ribu yakni 4.873.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Tanah Air menjadi 6.502.659.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 2.050 sehingga akumulasinya menjadi 6.313.911.
Sayangnya, kasus meninggal juga naik dengan penambahan 32 jiwa sehingga akumulasi orang yang wafat akibat COVID-19 menjadi 158.695. Penambahan kasus meninggal terbanyak dilaporkan oleh Jawa Tengah dengan 9 orang wafat.
Kasus aktif turut meningkat sebanyak 2.791 sehingga akumulasinya menjadi 30.053.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 65.204 dan suspek sebanyak 5.941.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus baru terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.
- DKI Jakarta kemarin melaporkan penambahan kasus baru paling tinggi di Indonesia yakni sebanyak 1.781. Provinsi ini juga menunjukkan penambahan kasus sembuh sebanyak 626.
- Jawa Barat menyusul dengan 700 kasus konfirmasi baru dan 259 orang telah sembuh.
- Jawa Timur di peringkat ketiga dengan 580 kasus positif baru dan 467 orang sembuh dari COVID-19.
- Banten 442 kasus baru dan 73 sembuh.
- Jawa Tengah melaporkan 334 kasus konfirmasi baru dan 135 orang dinyatakan sembuh.
Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus di angka satuan hingga puluhan. Namun, masih ada provinsi tanpa penambahan kasus baru sama sekali. Provinsi itu adalah Maluku.
Advertisement
Gegara XBB?
Tak hanya hari ini, kasus COVID-19 sudah mengalami lonjakan sejak sepekan terakhir.
Penambahan ini nyaris bersamaan dengan munculnya subvarian XBB di Indonesia. Sehingga, subvarian dari Omicron ini pun dikait-kaitkan dengan lonjakan tersebut.
Terkait hal ini, Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengatakan bahwa kenaikan kasus saat ini tidak bisa dikatakan karena XBB.
“Kita tidak bisa mengatakan bahwa kenaikan kasus saat ini adalah karena XBB karena jumlah XBB yang baru ditemukan dan dilaporkan masih sedikit, di bawah 20 kasus,” kata Erlina dalam konferensi pers daring, Kamis (3/11/2022).
“Tapi kita kan tidak tahu, banyak sekali orang yang batuk, pilek, demam enggak memeriksakan diri hanya isolasi mandiri saja. Kalau melakukan antigen pun tidak diteruskan dengan PCR sehingga kita tidak tahu apakah variannya XBB, BA.4, atau BA.5, kita enggak tahu,” tambahnya.
Namun, yang jelas data di Indonesia menunjukkan bahwa varian yang masih dominan di Indonesia adalah BA.5, katanya.
Dugaan Penyebab Lonjakan
Sementara XBB belum bisa disebut sebagai biang keladi dari lonjakan kasus yang cukup signifikan, ada dugaan lain yang memiliki potensi meningkatkan kasus.
“Kenapa kasusnya meningkat? Bisa jadi satu karena kita makin longgar (protokol kesehatan), kedua kita lupa mengawasi atau melindungi orang-orang berisiko tinggi seperti lanjut usia (lansia) dan komorbid. Jadi mungkin karena belakangan kasus menurun, jadi lupa melindungi mereka.”
Di sisi lain, aktivitas kehidupan sudah nyaris normal, lanjut Erlina. Hal ini juga diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus COVID-19.
“Orang sudah berkumpul beramai-ramai, kegiatan rapat, kegiatan offline di mana-mana, acara-acara gathering di mana-mana dan lupa dengan protokol kesehatan.”
Mengingat tren kenaikan kasus sedang terjadi, maka Erlina berpesan kepada masyarakat untuk mulai berhati-hati ketika hendak menggelar suatu acara atau kumpul-kumpul menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
“Ada baiknya mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah orang ketika ingin berkumpul. Kalau kemarin kumpulnya sudah kembali normal, yuk kita kurangi supaya kita bisa mengupayakan terjadinya penurunan kasus.”
Saat kasus melandai, banyak pula orang yang tadinya patuh menerapkan protokol kesehatan menjadi ikut-ikutan longgar, kata Erlina.
“Saya kira protokol longgar ada kontribusinya, tapi kalau karena varian baru itu belum ada bukti karena kasusnya sedikit.”
Advertisement