8 Cara Menangani Konflik dan Persaingan Saudara, Salah Satunya Jangan Membandingkan Anak

Persaingan antarsaudara merupakan hal yang umum terjadi di rumah. Ada saja hal-hal yang membuat anak bertengkar dengan saudaranya sendiri. Berikut 8 cara menangani konflik antarsaudara.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi anak bertengkar
Ilustrasi anak bertengkar (dok. Pexels/ VictoriaBorodinova)

Liputan6.com, Jakarta - Jika Anda memiliki lebih dari 1 anak, persaingan antarsaudara tak bisa terelakkan. Pasti ada saja yang membuat anak-anak bertengkar, baik itu perkara mainan, camilan, atau hal lainnya. Pertengkaran tanpa henti ini bahkan mungkin terus berlanjut hingga anak-anak beranjak dewasa.

Sikap Anda sebagai orangtua memengaruhi cara berpikir anak di rumah. Karakter anak akan terbentuk sedemikian rupa tergantung cara Anda bertindak dan memberi solusi. Dengan demikian, penting untuk mengatasi konflik antarsaudara dengan tepat demi keharmonisan keluarga.

Cara yang tepat untuk menangani persaingan antarsaudara menurut situs WebMD yaitu:

1. Ajari Cara Bermusyawarah

Jangan hanya berteriak untuk menyuruh anak diam ketika bertengkar. Sebaliknya, ajari anak-anak cara menjelaskan perasaan dan sisi cerita mereka dengan tenang.

Ajari mereka cara bermusyawarah untuk mendapat hasil yang memuaskan bagi kedua belah pihak.

2. Bentuk Karakter Baik

Bantulah anak-anak memahami apa yang Anda anggap sebagai perilaku baik atau buruk serta tetapkan konsekuensi atau batasi hak istimewanya ketika anak-anak berperilaku kurang baik sebagai cara untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak.

Contoh perilaku buruk yang sering berhubungan dengan anak-anak adalah pemanggilan nama sebutan misalnya 'si kurus', 'tukang makan', 'anak jelek' dan sebagainya. Ini merupakan contoh kebiasaan meremehkan orang lain yang harus segera dihilangkan.

Sebaliknya, dorong, perkuat, dan puji perilaku baik seperti berbicara dengan santun dan tenang, serta mencoba menyelesaikan konflik antarsaudara dengan kepala dingin dan rasa hormat.

 

3. Menjadi Contoh Teladan bagi Anak

Belajar Menerapkan Pola Hidup Sehat
Ilustrasi Anak dan Orangtua Credit: pexels.com/Nathan

Anak-anak sering belajar dengan meniru kedua orangtuanya. Jika orang tua tidak akur dan perkelahian mereka disertai cekcok, membanting pintu, atau silent treatment—tindakan menolak berkomunikasi dengan orang lain secara verbal—maka sulit untuk mengharapkan anak-anaknya berperilaku lebih baik.

Jadilah contoh teladan untuk diikuti anak-anak Anda. Kembangkan cara lebih baik untuk berkomunikasi satu sama lain. Jadilah pribadi yang bijaksana, peka terhadap kebutuhan satu sama lain, kooperatif, dan yang terpenting, penuh hormat untuk membentuk karakter anak yang lebih baik.

4. Beri Perhatian pada Anak

Habiskan waktu berdua dengan setiap anak, bahkan jika hanya selama 10 menit tiap harinya. Ini membuat anak sadar bahwa Anda peduli pada mereka dan mau menghabiskan waktu bersama di tengah kesibukan yang Anda hadapi tiap harinya.

Gunakan waktu ini untuk mendengarkan, berempati, dan mencari tahu bagaimana mereka bergaul dengan saudara kandungnya. Tunjukkan kepada setiap anak bahwa mereka istimewa bagi Anda.

Buat mereka mengerti bahwa keunikan yang dimilikinya membuat Anda bangga sehingga tak perlu membandingkan diri dengan saudaranya sebab merasa berbeda.

5. Kenali Perbedaan antara Keadilan dan Kesetaraan

Anak-anak bertengkar. Foto: whatsupusana
Anak-anak bertengkar. Foto: whatsupusana

Bersikap adil dan setara belum tentu merupakan hal yang sama dalam konflik dan persaingan saudara kandung.

Anak-anak yang lebih tua (kakak) mungkin memiliki serangkaian hak istimewa yang berbeda yang dapat dibenci oleh anak-anak yang lebih muda (adik). Ini karena sang adik mungkin merasa cemburu dan iri akan hak yang tidak dimilikinya.

Berusahalah bersikap adil dalam mengambil keputusan dan meluangkan waktu bersama anak-anak untuk menjelaskan mengapa keputusan itu dibuat dengan bahasa yang mudah dipahami. Jika anak-anak dapat melihat alasan di balik keputusan tersebut, mereka biasanya lebih mudah untuk beradaptasi.

6. Jangan Membandingkan Anak atau Memberi Perlakuan Khusus pada Salah Satunya

Setiap anak memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Meskipun merupakan saudara kandung, kegemaran dan bakat yang dimiliki mungkin berbeda satu sama lain.

Sayangi dan dukung anak-anak tanpa membuatnya merasa seperti terus-menerus diadu satu sama lain. Hindari membuat pernyataan seperti, "Kakakmu belajar dengan tekun dan mendapat nilai bagus. Kenapa kamu tidak bisa?".

7. Atur Pertemuan Keluarga Rutin

Bermain bersama keluarga.
Bermain bersama keluarga. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ini adalah metode yang bagus tidak hanya untuk menunjukkan kepada anak-anak bagaimana cara bekerja sama dalam tim tetapi juga untuk memberi anak-anak kesempatan yang adil untuk mengambil bagian dalam proses pembuatan keputusan yang berpengaruh terhadap mereka.

Penting untuk mendorong anak agar mau mendengarkan orang lain dan menggunakan waktu untuk percakapan konstruktif yang menghasilkan solusi praktis.

8. Dapatkan Bantuan Profesional

Terkadang, bahkan upaya terbaik Anda mungkin tidak berhasil untuk menyelesaikan konflik saudara kandung.

Tidak masalah bila Anda menemui situasi di mana segala sesuatunya terasa seperti tidak terkendali, sehingga merasa butuh bantuan atau dukungan ekstra.

Mungkin sudah waktunya untuk memanggil para profesional jika:

-Persaingan saudara kandung begitu parah sehingga menyebabkan masalah dalam pernikahan.

-Mungkin ada ancaman yang sangat nyata dari bahaya fisik yang akan segera terjadi.

-Konflik tersebut mempengaruhi kesehatan mental dan harga diri masing-masing anggota keluarga.

-Persaingan saudara kandung dapat dikaitkan dengan masalah psikologis negatif lainnya seperti depresi.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya