Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat sering kali menganggap bahwa wirid atau zikir rutin hanyalah aktivitas tambahan tanpa efek nyata. Di sisi lain, kebutuhan finansial sering diprioritaskan secara mutlak.
Fenomena ini tidak lepas dari perhatian KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, yang menyampaikan pandangan kritis dalam salah satu ceramahnya. Dalam ceramahnya, Gus Baha menyebutkan bahwa pandangan tersebut adalah salah kaprah.
Advertisement
“Kita kalau nggak wiridan itu nggak ada efek samping, tapi kalau kamu nggak punya uang kan terus lemas karena ngerti itu terus uang itu penting, wiridan nggak penting. Nah, dari kesimpulan itu sebenarnya kita menjadi bodoh karena ketika Anda meninggal ternyata uang ini nggak penting, wiridan ini penting, tapi tahu kita terlambat setelah kita meninggal," ucapnya.
Advertisement
Pernyataan Gus Baha ini dikutip dari salah satu video di kanal YouTube @Pengaosangusbaha. Video tersebut mengajak umat untuk merenungkan kembali prioritas hidup yang sering kali lebih condong kepada duniawi dibandingkan urusan spiritual.
Gus Baha menjelaskan bahwa salah satu kesalahan terbesar manusia adalah menganggap uang sebagai segalanya. Kebutuhan materi memang penting, tetapi wirid yang dianggap remeh justru menjadi penyelamat di akhirat. Sayangnya, kesadaran ini sering datang terlambat.
Pemahaman ini seolah mencerminkan kenyataan banyak orang yang fokus pada kebutuhan duniawi tanpa menyadari pentingnya investasi spiritual. Gus Baha menegaskan bahwa wirid memiliki efek yang nyata, meski dampaknya baru terasa setelah kehidupan dunia berakhir.
Fenomena ini juga kerap menjadi perbincangan di kalangan umat Islam. Sebagian orang bahkan mempertanyakan dasar wirid tertentu, terutama yang tidak secara eksplisit disebutkan dalam hadits atau sunnah. Mereka menganggap amalan ini sebagai sesuatu yang tidak berdasar.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Khasiat Wirid
Mengutip laman NU Online, penentuan khasiat suatu bacaan sebenarnya bukan hal baru dalam Islam. Di masa Rasulullah SAW, sahabat juga pernah menetapkan khasiat suatu ayat tanpa tuntunan langsung dari beliau. Sebagai contoh, Imam Bukhari meriwayatkan kisah seorang sahabat yang menyembuhkan kepala suku Arab dengan membaca surat al-Fatihah.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: انْطَلَقَ نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفْرَةٍ سَافَرُوهَا، حَتَّى نَزَلُوا عَلَى حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ العَرَبِ، فَاسْتَضَافُوهُمْ فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمْ، فَلُدِغَ سَيِّدُ ذَلِكَ الحَيِّ...
Dalam kisah tersebut, seorang sahabat membaca surat al-Fatihah untuk mengobati kepala suku yang disengat binatang berbisa. Rasulullah SAW kemudian bertanya, “Kamu tahu dari mana kalau al-Fatihah bisa sebagai ruqyah?” Pertanyaan ini menunjukkan bahwa penentuan khasiat tidak selalu berasal dari tuntunan langsung Rasulullah SAW.
Imam Daraquthni, seperti yang dinukil oleh Ibnu Hajar dalam Fath al-Bâri, juga meriwayatkan kisah yang memperjelas bahwa sahabat tadi mendapat ilham bahwa al-Fatihah dapat digunakan sebagai ruqyah. Ilham ini menunjukkan kreativitas spiritual yang tidak dianggap sebagai bidah.
فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ شَيْءٌ أُلْقِيَ فِي رُوعِي
Riwayat tersebut membuktikan bahwa penentuan khasiat suatu ayat tidak selalu memerlukan dalil eksplisit. Rasulullah SAW justru mendukung tindakan sahabat tersebut dan tidak melarangnya.
Advertisement
Melalui Wirid, Bisa Memupuk Hubungan dengan Allah SWT
Pelajaran penting dari kisah ini adalah bahwa wirid yang dianggap baik dan bermanfaat dapat dilakukan meski tidak memiliki dalil eksplisit. Tidak ada larangan dalam Islam selama amalan tersebut tidak bertentangan dengan prinsip syariat.
Penekanan Gus Baha pada pentingnya wirid adalah pengingat agar umat Islam tidak terjebak dalam pola pikir materialistis. Wirid adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menyiapkan bekal di akhirat.
Gus Baha menyampaikan bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya ditentukan oleh harta, tetapi juga oleh kedekatan seseorang dengan Tuhannya. Melalui wirid, seorang hamba dapat memupuk hubungan spiritual yang lebih kokoh.
Investasi spiritual melalui wirid mungkin tidak memberikan efek langsung di dunia, tetapi memiliki dampak besar di akhirat. Gus Baha mengajak umat Islam untuk tidak menyepelekan amalan ini.
Ketika dunia telah berakhir, barulah manusia menyadari bahwa wirid adalah salah satu amal yang membawa manfaat besar. Namun, penyesalan di akhirat tidak akan mengubah apa pun.
Sebagai pengingat, wirid bukan hanya rutinitas, tetapi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih keberkahan hidup. Wallahu a'lam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul