Jakarta Dilanda Banjir Rob, Pemprov: Disebabkan Fenomena Alam Bukan Curah Hujan

Menurut Ika, pasang air laut dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari. Ketika bulan berada di titik purnama inilah yang kemudian dapat memicu banjir rob di wilayah pesisir pantai.

oleh Winda Nelfira diperbarui 17 Des 2024, 13:10 WIB
Diterbitkan 17 Des 2024, 13:10 WIB
Pemandangan Udara Pesisir Jakarta yang Terendam Banjir Rob
Gambar udara suasana banjir rob di kawasan Muara Angke, Jakarta, Senin (16/12/2024). (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Banjir pesisir atau banjir rob belakangan ini membuat sejumlah wilayah di Jakarta terendam air dengan ketinggian hingga 100 centimeter (cm).

Menanggapi hal ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mengatakan, Rob terjadi bukan karena curah hujan yang tinggi. Namun, banjir di wilayah pesisir Jakarta ini disebabkan fenomena alam berupa fase bulan purnama.

Fenomena alam itu membuat pasang air laut mengalami peningkatan secara maksimum. Hasilnya, air laut mengalami pasang dan meluap ke daratan yang menyebabkan banjir Rob.

"Ini merupakan fenomena alam yang berkaitan dengan pasang air laut. Saat pasang tinggi, terutama pada fase bulan purnama atau bulan baru, permukaan air laut naik dan bisa mencapai daratan rendah yang berada dekat dengan garis pantai," kata Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Ika Agustin Ningrum dalam keterangannya, Selasa (17/12/2024).

Menurut Ika, pasang air laut dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari. Ketika bulan berada di titik purnama inilah yang kemudian dapat memicu banjir rob di wilayah pesisir pantai.

Ika bilang, durasi banjir rob yang terjadi dapat bervariasi. Hal ini tergantung beberapa faktor, seperti siklus pasang surut, topografi wilayah, dan kondisi cuaca.

Banjir rob biasanya berlangsung sekitar dua hingga enam jam saat pasang. Sehingga, untuk mengatasinya, Pemprov Jakarta mengoptimalkan penggunaan pompa untuk mengalirkan air ke laut, bahkan saat air tidak mampu mengalir secara gravitasi.

"Kondisi rob juga dipengaruhi faktor topografi wilayah. Di wilayah pesisir dengan permukaan tanah rendah atau di bawah permukaan laut, air rob bisa terperangkap lebih lama. Sehingga kami mengoptimalkan operasional pompa stasioner maupun mobile untuk dapat mengalirkan air dan optimalisasi saluran drainase agar air dapat mengalir dengan lancar," jelas Ika.

Antisipasi Banjir Rob

Sementara itu, Pemprov Jakarta juga melakukan langkah jangka panjang untuk mengantisipasi banjir rob. Antara lain dengan menggenjot pembangunan tanggul pengaman pantai melalui program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A sepanjang 39 kilometer.

Adapun proyek NCICD adalah program sinergi antara Pemprov Jakarta dengan Kementrian Pekerjaan Umum (PU) untuk mencegah air laut masuk ke daratan saat pasang laut terjadi.

"Upaya pengendalian penurunan muka tanah (land subsidence) juga terus digaungkan, salah satunya dengan pembatasan penggunaan air tanah melalui zona bebas air tanah yang akan diperluas wilayahnya," ucap Ika.

Infografis Banjir Rob Menggila di Pesisir Utara Pulau Jawa. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Banjir Rob Menggila di Pesisir Utara Pulau Jawa. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya