Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak alasan mengapa seorang wanita memilih untuk jadi ibu rumah tangga. Studi menunjukkan bahwa ini merupakan pilihan terbaik bagi anak-anak jika keadaan finansialnya memang mendukung.
Menurut studi Pew Research Center, pada 2018, sekitar 18 persen orangtua di Amerika tinggal di rumah bersama anak-anaknya.
Baca Juga
Menurut studi ini, 60 persen orang Amerika mengatakan bahwa akan lebih baik jika anak bersama setidaknya satu orangtua di rumah. Sementara 35 persen mengatakan bahwa tidak masalah kedua orangtua bekerja di luar rumah.
Advertisement
Sebuah studi pada 2014 menemukan manfaat kehadiran orangtua di rumah bagi anak. Studi ini meneliti performa akademis 68.000 anak dan menemukan bahwa performa anak yang orangtuanya merupakan ibu atau bapak rumah tangga meningkat bahkan hingga jenjang SMA.
Meskipun demikian, pengaruh paling besar dirasakan oleh anak-anak berusia 6 dan 7 tahun.
Kebanyakan orangtua dari anak yang homeschooling juga berada di rumah untuk membimbingnya. Tak hanya itu, kompilasi studi yang dibagikan oleh National Home Education Research Institute juga mendukung manfaat kehadiran orangtua di rumah untuk alasan edukasi.
Beberapa manfaat menjadi ibu rumah tangga bagi anak menurut situs Verywell Family yaitu:
1. Dapat Mengawasi Pertumbuhan Anak Secara Langsung
Kemampuan untuk dapat secara langsung melindungi, menghabiskan waktu bersama, dan merawat anak setiap hari dianggap sebagai manfaat utama menjadi ibu rumah tangga.
Studi menunjukkan bahwa beberapa wanita memutuskan jadi ibu rumah tangga dengan tujuan untuk memiliki kontrol langsung yang lebih besar dalam aspek-aspek yang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak. Sementara yang lain melihat hal tersebut sebagai suatu kewajiban untuk merawat anak-anaknya secara langsung.
2. Mengurangi Stres dan Rasa Marah Anak
Beberapa studi yang menghubungkan tempat penitipan anak dengan masalah perilaku menunjukkan bahwa berada di rumah bersama anak dapat memberikan berbagai manfaat untuk perkembangannya jika dibandingkan dengan berada di tempat penitipan anak sepanjang hari.
Ini tentunya menjadi berita melegakan bagi ibu rumah tangga.
Studi lainnya juga menunjukkan tingkat stres yang lebih tinggi dialami anak yang menghabiskan banyak waktu di tempat penitipan anak dibanding mereka yang dirawat di rumah. Meskipun demikian, bukan berarti Anda harus bersama sang anak selama 24 hingga saatnya mereka sekolah.
Menurut situs Verywell Family, terdapat semakin banyak orang yang memilih untuk jadi ibu rumah tangga, dan 60 persen orang Amerika berpikir ini merupakan pilihan terbaik bagi anak-anak. Bahkan, tidak hanya ibu, banyak juga ayah yang memilih jadi bapak rumah tangga.
Namun, di samping manfaat yang diberikan, keputusan untuk berhenti bekerja dan menjadi ibu atau bapak rumah tangga tidak boleh dibuat atas dasar rasa bersalah dan tekanan sosial. Terlepas dari berbagai alasan untuk menjadi ibu rumah tangga, ini mungkin tidak cocok bagi beberapa orang.
Â
Advertisement
Dampak Negatif Menjadi Ibu Rumah Tangga
Bagi beberapa keluarga, berhenti bekerja dapat menyebabkan beberapa dampak negatif, antara lain:
1. Rindu Bekerja
Meninggalkan pekerjaan memang bukan keputusan yang mudah, terlebih jika Anda menyukai pekerjaan tersebut.
Penelitian menunjukkan bahwa banyak ibu atau bapak rumah tangga yang rindu bekerja di luar rumah dan berpikir untuk kembali bekerja suatu hari nanti setelah memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya demi merawat anak di rumah.
Jika Anda berhenti bekerja ketika anak masih kecil tetapi berencana untuk kembali bekerja, Anda bisa melakukan beberapa hal untuk mengisi celah di antara proses transisi tersebut. Misalnya, mengikuti beberapa kelas, mencari sertifikat untuk menunjang curriculum vitae (CV), atau bahkan melakukan kerja paruh waktu.
Anda juga dapat mempertimbangkan untuk melakukan pekerjaan yang dapat dilakukan di rumah sehingga Anda tidak perlu keluar rumah tetapi tetap dapat mengobati rasa rindu terhadap pekerjaan sekaligus mendapat tambahan uang untuk membantu ekonomi keluarga.
2. Penghasilan Berkurang
Keputusan untuk menjadi ibu rumah tangga dan tinggal di rumah bersama anak-anak berarti mengorbankan pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan. Ibu rumah tangga harus rela kehilangan gajinya serta mendapatkan gaji yang lebih rendah apabila memutuskan untuk kembali bekerja suatu hari nanti.
Tidak hanya itu, memutuskan menjadi ibu rumah tangga juga memberikan dampak luar biasa dalam perjalanan karier.
Beberapa orangtua memang mampu untuk mendapatkan kembali pekerjaannya setelah terjun kembali ke dunia kerja. Meskipun demikian, ada orang-orang yang kesulitan mencari pijakan setelah berhenti bekerja selama beberapa waktu.
3. Merasa Sedih
Ibu rumah tangga merasa lebih sedih, depresi, dan marah dibanding mereka yang memiliki pekerjaan. Polling Gallup 2022 menyurvei 60.000 wanita yang meliputi wanita yang tidak memiliki anak, wanita karier, serta ibu rumah tangga yang tidak mencari pekerjaan. Hasilnya, ibu rumah tangga memiliki perasaan negatif lebih tinggi.
Terlepas dari keuntungan serta kekurangan menjadi ibu rumah tangga, rasa nyaman dan kebahagiaan bervariasi bagi setiap orang. Jadi, pertimbangkan terlebih dahulu keputusan yang akan dibuat berdasarkan perasaan serta situasi keluarga Anda.
Â
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement