Stunting dan Obesitas, Masalah Gizi Nasional yang Sebenarnya Bisa Dicegah

Hari Gizi Nasional 2023 diperingati hari ini. Kementerian Kesehatan mencatat setidaknya dua masalah kesehatan utama di Indonesia. Ketidakseimbangan asupan gizi yang meliputi kekurangan gizi yang dapat menyebabkan stunting dan gizi berlebih yang dapat menyebabkan obesitas.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jan 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi anak stunting
Ilustrasi anak (Foto: Pixabay/PixelLoverK3)

Liputan6.com, Jakarta Hari Gizi Nasional 2023 diperingati Rabu, 25 Januari 2023. Kementerian Kesehatan mencatat setidaknya dua masalah kesehatan utama di Indonesia. Ketidakseimbangan asupan gizi yang meliputi kekurangan gizi yang dapat menyebabkan stunting dan gizi berlebih yang dapat menyebabkan obesitas.

Di Indonesia berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting sebesar 24,4%. Angka ini masih jauh dari angka prevalensi yang ditargetkan dalam RPJMN 2020-2024, yakni 14%.

Sementara itu, berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi obesitas pada Balita sebanyak 3,8% dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8%. Target angka obesitas di 2024 tetap sama 21,8%, upaya diarahkan untuk mempertahankan obesitas tidak naik.

Guru Besar Ilmu Gizi FEMA IPB Prof Dr. Hardiansyah mengatakan, stunting maupun obesitas harus segera dicegah. Dalam hal ini ibu memiliki peran penting dalam menentukan makanan pada saat hamil dan pemberian gizi serta pola asuh pada anak setelah lahir.

"Calon ibu hendaknya melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum hamil dan rutin melakukan pemeriksaan saat hamil. Untuk mencegah stunting sejak awal adalah jangan sampai penambahan berat badan ibu hamil tidak mencukupi. Jadi penambahan berat badan ibu hamil itu adalah faktor utama," katanya, dikutip laman Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit Kemenkes, Rabu (25/1/2023).

Menurut Prof Hardinsyah, dampak masalah stunting dan obesitas menimbulkan dampak jangka pendek dan jangka panjang karena kedua masalah gizi ini menjadi indikator pembangunan kesehatan bangsa yang berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus.

"Pada anak yang menderita stunting, terjadi gagal tumbuh yang ditunjukkan dengan tinggi badan pendek dan perkembangan intelektual terhambat. Dampak jangka panjang dapat terjadi gangguan metabolik yang meningkatkan risiko obesitas, diabetes, stroke, dan jantung pada individu," jelasnya.

 

 

Gizi Seimbang Solusi Menurunkan Stuntung dan Obesitas

Perbaikan gizi lebih diarahkan pada gizi seimbang sebagai solusi menurunkan stunting dan mencegah angka obesitas naik. Gizi seimbang bermakna luas berlaku pada semua kelompok umur.

"Penerapan gizi seimbang dilakukan dengan mengkonsumsi aneka ragam makanan, membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, mempertahankan berat badan normal, dan melakukan aktivitas fisik di semua kelompok umur," katanya.

Kementerian Kesehatan dalam hal ini telah melakukan intervensi spesifik untuk melaksanakan Penerapan gizi seimbang, yaitu:

- Promosi dan konseling pemberian makan bayi dan anak (PMBA)

- Promosi dan konseling menyusui

- Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak

- Pemberian suplemen tablet tambah darah (TTD) bagi ibu hamil dan remaja serta pemberian vitamin A

- Penanganan masalah gizi dan pemberian makanan tambahan

- Tatalaksana gizi buruk.

 

Ciri Sederhana Kehamilan Sehat

''Sederhananya bagi awam adalah bertambahnya usia kehamilan harus diiringi dengan bertambahnya berat badan. Saat bayi lahir ketika bertambah umur harus bertambah berat badan. Itu ciri sederhana. Kalau mengalami berat badan yang stagnan tidak bertambah maka pertambahan panjang atau tinggi badan bayi akan mengalami gangguan. Jadi sebelum mengalami gangguan maka cegahlah gangguan tersebut,'' kata Prof. Hardiansyah.

Ketika bayi lahir, lanjutnya, yang harus diperhatikan ibu adalah berat badan bayi minimal di atas 2,5 kg dengan panjang badan di atas 47 cm.

Seorang ibu juga wajib memberikan ASI eksklusif yaitu diberikan sampai 6 bulan, kalau tidak diberikan ASI eksklusif dan anak pernah diare berkali-kali itu sudah pertanda akan terjadi gangguan stunting kalau tidak segera diatasi.

Ia menyebut ada pangan yang terbukti mencegah stunting saat ibu hamil yaitu susu, telur, ikan, pangan hewani, dan lauk-pauk. Kemudian pangan yang terbukti mencegah stunting setelah bayi lahir adalah ASI eksklusif, susu pertumbuhan, telur, ikan, pangan hewani, lauk pauk, dan berbagai MP ASI diperkaya gizi.

''Berikan ASI dan MP ASI yang cukup dengan baik, ASI eksklusif sampai 6 bulan, lanjutkan pemberian ASI 6 sampai 23 bulan, berikan MP ASI yang cukup dan baik pada usia 6 sampai 23 bulan. Jaga kesehatan bayi dan anak melalui imunisasi, kebersihan, stimulasi, kebiasaan baik makan sayur, buah, lauk pauk, dan protein tinggi,'' tuturnya.

Pahami Penyebab Obesitas

Untuk obesitas, pahami penyebab obesitas atau kegemukan. Obesitas bukan hanya disebabkan karena kurang aktivitas fisik dan makanan, tapi banyak penyebabnya.

Ia menyebut kalau pada orang dewasa atau remaja obesitas bisa bisa karena stres yang menimbulkan inflamasi, inflamasi menimbulkan penumpukan lemak.

Selain itu kurang tidur atau kelebihan tidur yang meningkatkan hormon ghrelin jadi pembawaannya lapar.

''Mulailah dengan mengelola faktor penyebab utama seperti stres, terus jangan sampai stres, harus perbanyak aktivitas fisik dan mengatur waktu tidur, pantau berat badan dan lingkar pinggang," pungkasnya.

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi
Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya