Balita Memang Perlu Aktif Bergerak 3 Jam Sehari, Bermanfaat Rangsang Tumbuh Kembangnya

Balita yang aktif bergerak ternyata bermanfaat untuk merangsang stimulasi tumbuh kembang dan motorik anak.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 17 Jun 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2023, 14:00 WIB
Ilustrasi anak bermain
Ilustrasi balita yang aktif bergerak ternyata bermanfaat untuk merangsang stimulasi tumbuh kembang dan motorik anak. (Photo by Allen Taylor on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Para orangtua mungkin kerap dibuat pusing lantaran punya balita yang sangat aktif bergerak dan terkesan tidak bisa diam. Singkirkan pusingnya dulu, karena aktif bergerak ternyata dibutuhkan untuk merangsang tumbuh kembang anak.

Psikolog Anak dan Keluarga, Saskhya Aulia Prima menyampaikan, balita justru membutuhkan waktu bergerak aktif sekitar 3 jam sehari. Kegiatan yang bisa dilakukan, misalnya, lari-larian di rumah, main panjat-panjatan, dan kegiatan di luar ruang (outdoor).

"Kalau balita dalam sehari, itu mereka butuh 180 menit atau 3 jam, mereka kegiatan aktif. Makanya, kalau kita punya balita, kita pusing kalau mereka gerak terus, tapi sebenernya mereka butuh," ujar Saskhya saat acara media launch NERF Challenge di Mal Gandaria City, Jakarta pada Jumat, 16 Juni 2023.

"Ya mereka manjat gitu, lari, running around (berlari-lari) gitu, ada (kegiatan) outdoor juga kan. Itu penting banget buat nambahin kecerdasan di berbagai aspek."

Anak 6-11 Tahun Butuh Olahraga

Sementara anak usia 6-11 tahun membutuhkan olahraga setidaknya tiga hari dalam seminggu.

"Anak 6, 7, 11 tahun biasanya sudah mulai ada tugas sekolah, sudah mulai banyak kegiatan juga. Tapi minimal 60 menit atau 1 jam sehari, itu harus berkegiatan aktif," papar Saskhya.

"Lebih lebih bagus setidaknya selama tiga hari dalam seminggu butuh olahraga. Kardio kali ya, lari, loncat gitu, terus kayak guling-guling segala macam yang meningkatkan muscle (otot) juga."

Kuatkan Tulang Anak

Fokus pada kegiatan anak usia 6-11 tahun juga disorot soal bagaimana penguatan otot tulang anak.

"Seperti manjat, climbing, push up, itu juga jadi sesuatu yang harus dipenuhi, dan terakhir yang menguatkan tulangnya. Kayak itu tadi gymnastiknya, flexibilitinya (fleksibilitasnya)," Saskhya Aulia Prima melanjutkan.

"Karena bergerak aktif bener-bener itu banyak, bermain itu banyak. Jadi ada yang mungkin duduk nyusun sesuatu, ada yang mungkin ke rafting. Tapi spesial bermain aktif banyak banget."

Jaga Kesehatan Anak

Aktif bergerak bermanfaat untuk tumbuh kembang anak secara umum. Utamanya, menjaga tubuh tetap sehat.

"Pastinya menjaga kesehatan anak, membantu meningkatkan daya tahan stres anak. Kenapa? Karena kalau kita main yang model lagi gini, manjat terus kayak melata, naik lagi, loncat, segala macam untuk tantangannya banyak," terang Saskhya.

"Karena kadang-kadang kita kepingin, anak-anak jangan sampai jadi generasi yang lembek."

Biasakan Anak Main Lebih Aktif

Bermain Lompat Sungai
Ilustrasi anak bermain lebih aktif dinilai hal itu ibarat tantangan (challenge) untuk si kecil. (pexels.com/Luna Lovegood)

Anak bermain lebih aktif dinilai Saskhya Aulia Prima penting. Sebab, hal itu ibarat tantangan (challenge) untuk si kecil.

"Sebenarnya, acaranya dengan main lebih aktif, karena challenge-nya ada di situ. Jadi dia terbiasa facing the challenge, itu memang sangat penting untuk mereka," sambung Saskhya.

"Terus adalah mengelola kesehatan mental anak, biasanya kalau main, anak-anak lebih relaxed, mereka lebih smoothing, jadi lebih senang ke luar. Hal-hal yang masuknya bikin stres, kalau mereka ditreat dan simulasi perkembangan otak."

Anak Harus Banyak Bergerak

Disampaikan kembali oleh Saskhya, anak-anak harus banyak bergerak. 

"Kenapa si dokter bilang, anak tuh harus banyak banget bergerak, di tahun-tahun mereka hidup dari kecil sampai remaja itu, itu pintu, input bergerak terus, dan akan semakin banyak inputnya," imbuhnya.

"Kalau gerakannya makin banyak, teman-teman di sini ada enggak yang rajin olahraga? Atau kayak hambur kaya per hari, dan itu bisa makin fokus, makin produktif gitu ya sama-sama anak-anak."

Keterampilan Emosi dan Sosial

Selanjutnya, Saskhya Aulia Prima mengingatkan soal keterampilan emosi dan sosial tatkala menghadapi anak. Apalagi bermain bersama anak.

"Semakin sering olahraga, semakin agility, otaknya tuh juga menjadi semakin baik, dan yang terakhir meningkatkan keterampilan ketahanan emosi dan sosial," pesannya.

"Kalau main paling seru, kalau ada temennya, sama orangtuanya, sama temannya, jadi akhirnya dia belajar gimana si simulasi sosial yang paling baik, gitu caranya. Mungkin negosiasi, caranya kerja sama, caranya main in a group together. Ternyata manfaatnya banyak banget."

Daya Tahan Stres Tahan Lama

Selain itu, pada saat yang bersamaan, daya tahan stres pada anak dapat tahan lama.

"Kalau masalah, at the same time, releasing stress. Ini rilisan tapi at the same time juga nambahin daya tahan stresnya lebih panjang," pungkas Saskhya.

"Dan di jaman yang sangat tidak bisa di prediksi ini, besoknya ada challenge apa. Hal-hal yang kayak bermain aktif, bermain yang lumayan risk (berisiko) sedikit, itu ngebantu mereka untuk menghadapi masa depan."

Infografis Tahapan Tumbuh Kembang Bayi
Infografis Tahapan Tumbuh Kembang Bayi. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya