Liputan6.com, Jakarta - Sayur menjadi salah satu jenis makanan yang paling mudah layu. Anda pun mungkin mempertanyakan bagaimana keamanan sayur layu untuk dikonsumsi. Apakah masih diperbolehkan?
Sejauh ini, masih ada beberapa pendapat berbeda terkait boleh tidaknya sayur layu untuk dimakan. Beberapa menyebut sayur layu tetap aman saja untuk dikonsumsi.
Baca Juga
Namun, ada pula yang mengingatkan soal risiko munculnya bakteri dan kuman saat sayur sudah tidak dalam keadaan fresh.
Advertisement
Menurut dokter spesialis gizi klinik, Marya Haryono, M.Gizi, FINEM sendiri, sayur segar dan sayur yang layu punya kadar nutrisi yang berbeda. Sayur yang segar tentunya punya nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang layu.
Untuk itu, Marya tetap menyarankan agar sayur sebaiknya dikonsumsi dalam kondisi segar untuk mendapatkan nutrisi yang paling maksimal.
"Kalau sudah layu pasti ada unsur nutrisi yang sudah berkurang," ujar Marya saat acara peluncuran Chipotle Series dan Concept Store 2.0 SaladStop! di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara ditulis Minggu, (18/6/2023).
Konsumsi Sayur Mentah Lebih Baik
Selanjutnya, Marya mengungkapkan bahwa sayur dan buah baiknya dikonsumsi dalam kondisi mentah. Meski dalam beberapa kondisi lain, memasaknya pun masih dianjurkan bila Anda tidak bisa mengonsumsinya dalam kondisi mentah.
"Mentah atau matang? Paling baik mentah. Dari sisi kesehatan ada beberapa kondisi yang 'Oke, daripada tidak makan sayur, sayurnya dimatangkan dulu'. Itu selera," kata Marya.
"Tapi kalau ditanya, nutrisinya berkurang? Pasti, dengan proses pemasakan itu pasti ada yang berkurang nutrisinya," sambungnya.
Kondisi Makanan yang Sudah Tidak Banyak Nutrisinya
Dalam kesempatan yang sama, Marya turut membeberkan tanda saat nutrisi pada makanan sudah berkurang banyak. Salah satunya bisa diperiksa melalui aroma dan fisiknya.
"Nomor satu itu dari bau, aromanya sudah tidak layak," ujar Marya.
Selain itu, dari segi fisik makanan pun biasanya akan terlihat. Makanan yang sudah berkurang banyak nutrisinya akan menunjukkan tanda tertentu.
"Kemudian teksturnya biasanya sudah lebih lembek. Kelihatan rusak kayak ada lendirnya mungkin, itu juga bisa," kata Marya.
Advertisement
Harus Lebih Hati-Hati Makan Makanan yang Mudah Rusak
Menurut Marya, ada pula makanan yang perlu diwaspadai karena gampang rusak. Seperti makanan yang harus terus-menerus ada di suhu panas, misalnya.
"Yang harus waspada itu biasanya yang gampang rusak. Seperti makanan yang panas, yang panasnya harus stabil. Kenapa? Karena bakteri lebih senang pada suhu ruangan," ujar Marya.
"Jadi kadang-kadang kita berharap makanannya stabil panas. Nah, ini harus diperhatikan. Kalau terlalu panas terus-menerus, kemudian ruangannya tidak steril, berarti potensi berkembang biak bakteri. Terutama makanan yang mengandung protein."
Penyimpanan Makanan Ikut Berpengaruh
Selain itu, Marya mengungkapkan bahwa cara penyimpanan makanan, terutama untuk sayur dan buah turut memengaruhi bagaimana nutrisinya bisa bertahan. Sebab, ada beberapa sayur dan buah yang tidak bisa diseragamkan cara penyimpanannya.
"Sayur ataupun buah yang disimpan di kulkas, itu tidak bisa kita seragamkan. Tergantung jenisnya sayurnya, jenis buahnya," kata Marya.
"Kalau saya baca, ada yang berkurang banyak. Ada yang kalau disimpan di kulkas masih utuh nutrisinya, atau mungkin hanya berkurang sekian persen. Jadi rekomendasinya sayur fresh yang kita konsumsi," pungkasnya.
Advertisement