Liputan6.com, Jakarta - Di penghujung 2023, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, Siti Nurbaya membagikan kabar gembira dari dunia konservasi Indonesia.
Dia, mengatakan, kini Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK) memiliki satu penghuni baru, yaitu satu ekor anak badak sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis).
Baca Juga
Anak badak ini berjenis kelamin jantan dan lahir dari induk bernama Delilah pada Sabtu, 25 November 2023.
Advertisement
Menurut Siti, dari upaya pengembangbiakan semi alami yang dilakukan, saat ini SRS Taman Nasional Way Kambas telah sukses menghasilkan lima individu badak Sumatera yang lahir. Kelima anak badak itu, di antaranya:
- Andatu (2012)
- Delilah (2016)
- Sedah Mirah (2022)
- Anak ketiga dari pasangan badak bernama Ratu-Andalas (30 September 2023), dan
- Anak dari pasangan badak Delilah-Harapan (25 November 2023).
"Kita bersyukur atas kelahiran kelima di SRS TNWK. Kelahiran ini sekaligus menjadi kelahiran badak Sumatera kedua di tahun 2023. Hal ini semakin menegaskan komitmen Pemerintah Republik Indonesia dalam melakukan upaya konservasi badak di Indonesia, khususnya badak Sumatera," kata Siti mengutip keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat, 1 Desember 2023.
Badak Delilah adalah badak Sumatera betina berumur 7 tahun. Dan, anak ini merupakan keberhasilan kelahiran pertama dari induk Delilah yang merupakan perkawinannya dengan badak Harapan.
Induk Delilah sendiri merupakan badak yang lahir hasil dari kelahiran kedua dari perkawinan badak Ratu dan badak Andalas di SRS Taman Nasional Way Kambas pada tahun 2016.
Tidak Ada Badak Lain Selain di Indonesia
Adapun jantan Harapan lahir dari perkawinan ketiga Emi dan Ipuh di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat pada tahun 2007.
Badak Harapan mulai menempati SRS TNWK pada tahun 2015. Harapan sekaligus menjadi badak Sumatera terakhir yang dipulangkan ke Indonesia, menandakan saat ini tidak ada lagi badak Sumatera selain di Indonesia.
"Berdasarkan laporan yang kami terima, badak Delilah melahirkan anak jantan di luar waktu perkiraan, yaitu sekitar pukul 04.00 WIB, Sabtu (25/11), di hari kebuntingan ke-460, 10 hari lebih cepat dari perkiraan kelahiran," kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Satyawan Pudyatmoko.
"Pada pukul 08.19 WIB, badak Delilah ditemukan sudah bersama anaknya di hutan oleh penjaga satwa SRS TNWK," ujarnya.
Advertisement
Kondisi Induk dan Anak Badak Terpantau Baik
Satyawan menambahkan, Kondisi induk dan anak badak terpantau baik. Anak badak sudah dapat berdiri tegak dan berjalan. Tak lama setelah ditemukan sudah bisa menyusu dalam posisi berdiri.
Saat ini, induk dan anak badak sudah berada di dalam kandang perawatan (boma) SRS TNWK, dengan berat badan anak badak 25 kg.
"SRS TNWK yang dikelola Balai Taman Nasional Way Kambas bersama Yayasan Badak Indonesia berlokasi di zona khusus Taman Nasional Way Kambas. Tujuan utamanya yakni menghasilkan anak badak Sumatera untuk mempertahankan keberlangsungan hidup spesies badak Sumatera yang kini terancam punah," kata Satyawan.
"Anak-anak badak Sumatera hasil program pengembangbiakan di SRS TNWK ke depannya dapat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya," dia menambahkan.
Hasil Perkawinana Alami
Sementara itu, Direktur Eksekutif YABI, Jansen Manansang menambahkan bahwa badak Delilah yang melahirkan anak pertamanya merupakan hasil dari proses perkawinan alami di SRS TNWK.
Ke depan, Yayasan Badak Indonesia terus berkomitmen untuk membantu dan mendukung sepenuhnya program dan upaya Pemerintah Republik Indonesia khususnya dalam upaya konservasi badak di Indonesia.
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 tahun 2018, badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis) merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia.
Di dalam IUCN Red List, status konservasi badak Sumatera saat ini adalah critically endangered/CR.
"Kelahiran kelima di SRS TNWK ini memberikan semangat untuk kita semua agar terus berupaya semaksimal mungkin dalam melestarikan badak Sumatera."
Advertisement