Tips Jalani Puasa Ramadhan agar Bisa Raih Manfaat Sehat

Salah satu manfaat puasa, diantaranya untuk menstabilkan kadar tekanan darah, gula darah, kolesterol, hingga antioksidan dan antiperadangan.

oleh Tim Health diperbarui 08 Mar 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi puasa
Ilustrasi puasa. (Photo created by 8photo on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta - Puasa bermanfaat bagi tubuh. Manfaat berpuasa bahkan juga dapat dirasakan oleh individu yang menderita penyakit, seperti disampaikan Staf Bidang Teknis Komunikasi Trasformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Ngabila Salam, MKM.

"Puasa itu menyehatkan badan. Kita yang sehat saja makin tambah sehat dengan berpuasa, teman-teman yang punya komorbid juga harus yakin puasa itu menyehatkan badan," kata Ngabila dalam webinar "Tips Puasa ala CERDIK" oleh Kemenkes di Jakarta, Kamis, dilansir Antara.

Salah satu manfaat puasa, jelas Ngabila, diantaranya untuk menstabilkan kadar tekanan darah, gula darah, kolesterol, hingga antioksidan dan antiperadangan.

Meski demikian, beberapa kelompok perlu memerhatikan kondisi kesehatannya sebelum berpuasa, khususnya di bulan suci Ramadhan. Pada bulan tersebut, puasa dilakukan tidak hanya satu atau dua hari, melainkan sebulan penuh.

Penderita penyakit dianjurkan berkonsultasi dengan dokter atau pada fasilitas kesehatan terdekat terlebih dahulu guna mengetahui kondisi kesehatannya.

Nantinya, dokter akan memberi rekomendasi apakah pasien harus tetap melanjutkan minum obat, demikian juga terkait pemberian dosis dan waktu mengonsumsinya.

Ngabila menilai, hal tersebut penting karena puasa mengubah metabolisme tubuh seseorang. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan waktu makan, minum, serta beristirahat.

Konsultasi dengan dokter sebelum berpuasa Ramadhan juga dianjurkan bagi ibu hamil dan ibu menyusui.

"Penderita penyakit, termasuk bagi ibu hamil dan menyusui disarankan konsultasi terlebih dahulu. Mereka butuh supervisi, kebutuhan nutrisi bagi janin juga harus dipenuhi," jelasnya.

 

Waktu Sahur dan Berbuka

Mengenai waktu makan sahur, disarankan sesuai dengan waktu yang ditentukan agar puasa bisa berjalan lancar hingga waktu berbuka.

Dalam kesempatan tersebut disinggung pula mengenai kebiasaan masyarakat yang makan sahur pada dini hari karena ingin beristirahat dan bekerja esok hari. Hal ini menyebabkan waktu puasa yang dijalani lebih lama ketimbang makan sahur sebelum ibada salat subuh.

"Kalau sahur jam 12 malam artinya waktu puasanya lebih dari 16 jam. Itu pasti lemas di siang hari karena puasa melebihi waktu seharusnya sekitar 14 jam," katanya.

Ketika berbuka puasa, Ngabila menyarankan untuk mengonsumsi makanan dan minuman sehat dengan kadar gula yang terkontrol.

 

 

Makanan yang Perlu Dihindari Saat Buka Puasa

Adapun beberapa macam makanan yang perlu dihindari atau dibatasi konsumsinya antara lain gorengan, minuman manis berpengawet, hingga air soda.

Sedangkan makanan dan minuman yang dianjurkan untuk berbuka dan sahur adalah sesuai dengan kebutuhan nutrisi harian yakni berupa nasi, lauk pauk, sayur, buah-buahan, serta cukup minum air putih. Konsumsi air putih dianjurkan 2 liter per hari bagi masing-masing individu.

"Batasi gula, garam, dan lemak. Konsepnya harus seimbang antara karbohidrat, protein, dan lain-lainnya," pesan Ngabila.

Diimbau Tetap Melakukan Aktivitas Fisik

Masyarakat juga diimbau tetap melakukan aktivitas fisik atau olahraga ringan untuk menjaga kebugaran tubuh.

Aktivitas ini dapat dilakukan dengan berjalan kaki selama 20 hingga 30 menit atau sekitar 6.000 langkah per hari.

Selain itu, masyarakat terus menjalankan pola hidup bersih dan sehat baik kebersihan diri dan lingkungan agar terhindar dari penyakit.

"Kita harus tetap semangat menjalani aktivitas sehari-sehari tanpa merasa lemas. Sehingga bisa fokus beribadah di bulan Ramadhan," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya