Menag Yaqut: Nyepi dan Ramadhan Jadi Momen untuk Introspeksi Diri

Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa momen Hari Raya Nyepi 2024 yang beriringan dengan Ramadhan menjadi momen untuk introspeksi diri.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 11 Mar 2024, 09:08 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2024, 09:07 WIB
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. (Foto: Dokumentasi Kementerian Agama)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa momen Hari Raya Nyepi 2024 yang beriringan dengan Ramadhan menjadi momen untuk introspeksi bagi umat yang menjalankan.

Bagi, umat Hindu melakukan Catur Brata Penyepian, yaitu: Amati geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak menikmati hiburan/bersenang-senang).

Sementara itu, umat Islam selama Ramadan menjalani ibadah puasa.

"Catur Brata Penyepian, waktu tepat untuk umat Hindu melakukan kontemplasi. Puasa Ramadan juga sangat baik untuk muhasabah bagi umat Islam. Jadi keduanya adalah momentum instrospeksi," kata Yaqut dalam keterangan resmi Kementerian Agama ditulis Senin, 11 Meret 2024.

Selain itu, momen bagi umat beragama Hindu dan Islam di waktu yang bersamaan ini juga momen untuk menghormati ritual dan tradisi.

Yaqut mengatakan dalam semangat instrospeksi, sikap saling menghormati sangat penting karena adanya perbedaan ekspresi keberagamaan. Hari Suci Nyepi meniscayakan keheningan, sementara giat mengisi Ramadan yang sarat dengan ekspresi syiar (keramaian).

"Mari saling menghormati dalam menjalani ritual ibadah dan tradisi keagamaan masing-masing," sambung Yaqut.

Seperti diketahui pada hari ini, 11 Maret 2024, Muhammadiyah sudah menetapkan tanggal 1 Ramadhan 1445 H atau hari pertama puasa jatuh pada hari ini Senin, 11 Maret 2024. Sementara itu, pemerintah menetapkan 1 Ramadhan pada Selasa, 12 Maret 2024.

 

1 Ramadhan Pemerintah Mulai 12 Maret 2024

Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1445 H/2024 M jatuh pada hari Selasa, 12 Maret 2024. Penetapan ini didasarkan pada keputusan sidang isbat (penetapan) 1 Ramadan 1445 H yang dipimpin Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

“Sidang Isbat secara mufakat menetapkan 1 Ramadan 1445 H jaruh pada Selasa, 12 Maret 2024 M,” kata Yaqut dalam konferensi pers yang digelar usai Sidang Isbat Penetapan 1 Ramadan 1445 H pada Minggu, 10 Maret 2024.

Yaqut mengatakan dari paparan Tim Hisab Rukyat Kemenag yang menyatakan tinggi hilal di seluruh Indonesia di berada di atas ufuk dengan ketinggian antara - 0° 20‘ 01“ (-0,33°) sampai dengan 0° 50‘ 01“ (0,83°).

"Dengan sudut elongasi antara 2 derajat 15 menit 53 detik sampai dengan 2 derajat 35 menit 15 detik," sambung Yaqut.

Secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Ramadan 1445 H, belum memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Diketahui, pada 2021 Menteri Agama anggota MABIMS menyepakati kriteria baru yaitu tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Lalu, rukyah dilaksanakan Kemenag di 134 titik di Indonesia tapi tidak ada satu perukyah yang dapat melihat hilal.

"Kita mendengar laporan dari sejumlah perukyah hilal yang bekerja di bawah sumpah, mulai dari Aceh hingga Papua. Di 134 titik tersebut, tidak ada satu pun perukyah dapat melihat hilal," ujar Menag yang didampingi Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi, Ketua MUI KH Abdullah Jaidi, dan Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin.

Soal Perbedaan Awal 1 Ramadhan

Adanya perbedaan penetapan awal Ramadan di masyarakat, Yaqut menyatakan ini merupakan hal yang wajar dan jangan sampai mengganggu ukhuwah atau persaudaraan.

"Ada perbedaan itu lumrah. Tetap saling menghormati dan menjunjung tinggi nilai toleransi sehingga tercipta suasana kondusif," tutupnya.

infografis journal
infografis Kebiasaan Saat Puasa Ramadan di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya