Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang yang mengidap tekanan darah tinggi (hipertensi) tidak menyadari kondisinya, karena sebagian besar kasus muncul dengan gejala yang hampir tidak terlihat.
Faktanya, kasus-kasus yang menunjukkan gejala sering kali sudah dalam kondisi yang parah. Jika tidak diatasi, hipertensi dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke, serangan jantung, dan penyakit jantung.
Baca Juga
Gejala tekanan darah tinggi dapat muncul secara berbeda pada setiap individu yang terkena, karena ada yang menunjukkan gejala dan ada pula yang tidak.
Advertisement
“Bagaimana (dan kapan) seseorang mengalami gejala bervariasi berdasarkan keadaan masing-masing,” kata Patrick M. Azcarate, M.D., seorang ahli jantung di Miami Cardiac and Vascular Institute di Florida.
Ketahui gejala-gejala hipertensi berikut ini yang paling umum menurut Azcarate, serta pentingnya pemeriksaan kesehatan secara teratur, seperti dilansir dari Forbes, pada Kamis, 14 Maret 2024.
1. Sakit kepala
Sakit kepala menduduki peringkat teratas dalam daftar gejala umum yang disebabkan oleh krisis hipertensi. Menurut sebuah penelitian yang membandingkan gejala-gejala yang berhubungan dengan krisis hipertensi, diketahui sebanyak 22% pasien tekanan darah tinggi mengalami sakit kepala.
"Jika tekanan terlalu tinggi dalam pembuluh darah di otak, hal ini dapat menyebabkan sakit kepala," kata Hetal Bhakta, M.D., seorang ahli jantung yang berpraktik di Palm Springs, California.
Jika sakit kepala menjadi parah, seseorang harus segera mengunjungi penyedia layanan kesehatan mereka untuk pemeriksaan dan pengobatan.
2. Masalah Penglihatan
Bhakta menjelaskan bahwa dalam keadaan hipertensi yang daruat, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di mata (retina) dan saraf optik. Hal ini menyebabkan beberapa orang mengalami penglihatan kabur.
"Ketika tekanan setinggi itu, hal ini mengganggu kemampuan seseorang untuk melihat," katanya, seraya menambahkan bahwa masalah penglihatan biasanya merupakan salah satu tanda pertama yang terlihat dari tekanan darah tinggi.
3. Nyeri Dada
"Jika tekanan darah yang terlalu tinggi dan arteri di jantung tidak mendapatkan suplai darah yang cukup, seseorang mungkin mengalami nyeri dada," kata Bhakta.
Dalam studi yang sama yang disebutkan di atas, sebanyak 27% dari pasien dengan krisis hipertensi mengalami nyeri dada.
Advertisement
4. Sesak Napas
Sesak napas terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan bernapas. Hipertensi yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan beban kerja jantung, yang pada gilirannya dapat menyebabkan sesak napas.
"Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan serangan jantung dan gagal jantung, yang dapat mengakibatkan kegagalan pada proses memompa semua darah yang berasal dari paru-paru ke depan, sehingga darah dan tekanan kembali ke paru-paru dan menyebabkan sesak napas," kata John P. Higgins, M.D., seorang ahli jantung dari McGovern Medical School di UTHealth Houston.
5. Kerusakan Ginjal
"Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah di ginjal, yang mencegahnya bekerja dengan baik," jelas Higgins.
Ketika pembuluh darah yang menyempit menyebabkan ginjal rusak, ginjal menjadi kurang mampu membuang limbah tubuh dan kelebihan cairan. Pembuluh darah yang mengandung cairan ekstra dapat meningkatkan tingkat tekanan darah lebih tinggi, menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada ginjal hingga berpotensi menyebabkan gagal ginjal.
Kapan Harus ke Dokter?
"Anda biasanya tidak akan menyadari bahwa Anda menderita hipertensi sampai seseorang melakukan pemeriksaan dan menemukan bahwa tekanan darah Anda tinggi," kata Bhakta.
Setiap orang harus mengunjungi penyedia layanan kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan preventif secara teratur, yang harus mencakup pengukuran tekanan darah. Individu yang berisiko tinggi mungkin memerlukan pemeriksaan yang lebih sering.
Pembacaan tekanan darah yang optimal untuk orang dewasa berusia di atas 20 tahun adalah lebih rendah dari 120/80 mmHg, demikian ditegaskan oleh Bhakta.
Pada orang dewasa berusia minimal 40 tahun, disarankan agar melakukan pemeriksaan tekanan darah setiap tahun.
"Seiring bertambahnya usia, rentang tekanan darah cenderung sedikit lebih tinggi karena pembuluh darah menjadi lebih kaku seiring bertambahnya usia," jelas Bhakta.
Tanpa memandang usia, adanya gejala tekanan darah tinggi adalah tanda untuk segera menemui penyedia layanan kesehatan.
Advertisement