Pertemuan Ilmiah Tahunan ke-17 Dokter Radiologi: Transformasi dan Kolaborasi di Era Digital

Dalam Pertemuan Ilmiah (PIT) ke-17, Ketua Umum PDSRI, dr. Hartono Yudi Sarastika, SpRad(K), menekankan pentingnya peran radiologi sebagai penunjang utama bagi klinisi dalam proses diagnosis dan terapi.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 19 Jul 2024, 19:58 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2024, 19:57 WIB
Pertemuan Ilmiah Dokter Radiologi
Ketua Umum PDSRI, dr. Hartono Yudi Sarastika, SpRad(K) menyoroti cepatnya perkembangan teknologi radiologi. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Di era digitalisasi yang semakin maju, kolaborasi antar bidang kedokteran menjadi kunci untuk memberikan layanan kesehatan yang optimal. Inilah semangat yang diusung oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia (PDSRI) dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-17 yang diselenggarakan di Hotel Shangri-La Jakarta.

Ketua Umum PDSRI, dr. Hartono Yudi Sarastika, SpRad(K), menekankan pentingnya peran radiologi sebagai penunjang utama bagi klinisi dalam proses diagnosis dan terapi. 

"Radiologi tidak dapat berdiri sendiri. Istilahnya itu klinisi dan penunjang, sehingga tidak berdiri sendiri. Misalnya, pasien datang sebelum ke radiologi itu terlebih dahulu datang ke klinisi," kata dr. Hartono saat sesi workshop pada PIT ke-17, Kamis (18/7/2024). 

Dalam pertemuan ini, dr. Hartono juga menyoroti cepatnya perkembangan teknologi radiologi, yang mengharuskan para dokter spesialis radiologi untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka.

"Radiologi itu cepat sekali perkembangannya, jadi apa yang terjadi di luar negeri segera diadopsi, kecuali ada beberapa bidang yang membutuhkan tindakan. Karena ilmu medis butuh diagnostic dari radiologi, sebagai salah satu syarat untuk menuju terapi," ujarnya dalam keterangan resmi. 

Ketua Panitia PIT ke-17 PDSRI, dr. Trifonia Pingkan Siregar, SpRad(K), menambahkan bahwa kegiatan ini mengkolaborasikan delapan subspesialisasi yang dinaungi oleh PDSRI dengan tujuan utama meningkatkan kompetensi dokter radiologi di Indonesia.

"Tahun ini kami optimalkan seluruh kelas workshop bisa hadir untuk diikuti sejawat untuk meningkatkan kompetensi dokter radiologi. Adapun pengajarnya dan dokter konsultannya dibawah naungan PDSRI dari seluruh Indonesia," kata dr. Pingkan. 

 

Hadirkan Pembicara Internasional

Acara ini juga menghadirkan tiga pembicara internasional dari Korea, Jepang, dan Thailand, serta dua sejawat dari Vietnam yang datang untuk belajar dan berbagi pengetahuan. "Kemudian, ada dua sejawat dari Vietnam yang hadir, jadi memang surprise ada yang mau ikut. Terbukti sebenarnya bahwa nggak selalu kita yang belajar ke sana (luar negeri), tapi kali ini mereka yang belajar ke kita," tambah dr. Pingkan.

Tidak hanya itu, Septi, perwakilan dari Pink Love, mengungkapkan keterlibatan mereka dalam PIT kali ini dengan menyediakan deteksi dini kanker payudara secara gratis.

"Target kita 2030 bebas kanker payudara, ini gratis. Kalau bayar di luaran sekitar 900 ribuan, dan karena ada pertemuan PDSRI ini jadi kami kolaborasi," kata Septi yang juga seorang penyintas.

 

Dihadiri 840 Peserta

Pertemuan yang berlangsung dari 18-20 Juli 2024 ini juga mencakup musyawarah kerja yang dihadiri oleh Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), DR.dr. M. Adib Khumaidi, SpOT.

Adib menegaskan bahwa kegiatan PIT Radiologi ini akan menjadi momentum bagi PDSRI dalam upaya transformasi di bidang kesehatan, termasuk regulasi yang akan memperkuat kolaborasi antara dokter spesialis radiologi dan sejawat lainnya dalam memberikan pengabdian kepada masyarakat.

Dengan tema "Better Together, Stronger Collaboration," PIT ke-17 PDSRI berhasil mengumpulkan 840 peserta dari dalam negeri dan dua peserta dari Vietnam, menunjukkan komitmen yang kuat untuk meningkatkan standar layanan radiologi melalui kolaborasi dan peningkatan kompetensi yang berkelanjutan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya