Viral Bapak Kost Makan Kucing untuk Obati Diabetes, Netizen: Kumis Kucing Kali Pak, Bukan Dagingnya

Makan Kucing untuk Obat Diabetes? Bapak Kost Ini Picu Amarah Netizen!

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 08 Agu 2024, 16:56 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2024, 15:24 WIB
Sadis! Kucing Jadi Santapan Bapak Kost Demi Turunkan Gula Darah dan Diabetes (Photo by Kari Shea on Unsplash)
Sadis! Kucing Jadi Santapan Bapak Kost Demi Turunkan Gula Darah dan Diabetes (Photo by Kari Shea on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial dihebohkan oleh sebuah kasus viral yang melibatkan seorang bapak kost yang diduga makan kucing sebagai obat untuk menyembuhkan diabetesnya. Pria berinisial NY, 63 tahun, mengaku telah berulang kali mengonsumsi kucing dengan harapan dapat menurunkan kadar gula darahnya.

NY menjelaskan bahwa selama sembilan bulan terakhir, dia tidak menerima pengobatan dari dokter dan merasa tidak memiliki pilihan lain selain mengambil langkah ekstrem tersebut.

Respons netizen terhadap kejadian ini sangat beragam. Beberapa merasa sedih dan marah karena kucing, yang seharusnya menjadi hewan peliharaan, malah menjadi korban dengan alasan pengobatan diabetes. Namun, ada juga netizen yang menduga bahwa NY mungkin sebenarnya disarankan untuk mengonsumsi tanaman kumis kucing, yang memang dikenal dalam pengobatan tradisional untuk membantu mengelola diabetes.

"Kumis kucing kali, Pak, bukan daging kucingnya," tulis salah satu netizen dalam tuit yang mendapat banyak perhatian.

Apakah Kumis Kucing Bisa untuk Diabetes?

Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) adalah tanaman herbal yang dikenal luas di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, karena khasiatnya dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan.

Menurut dokter di UPF Pelayanan Kesehatan Tradisional Tawangmangu RSUP Dr. Sardjito, dr Danang Ardiyanto MKM, kumis kucing sering digunakan untuk hipertensi, tapi bisa juga bermanfaat bagi pengidap diabetes.

"Kumis kucing mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, saponin, tanin, dan komponen antioksidan. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan meningkatkan sensivitas resepstor insulin," kata Danang saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Kamis, 8 Agustus 2024.

 

Apakah Kumis Kucing Dapat Menurunkan Gula Darah?

Diabetes dapat terjadi karena kurangnya hormon insulin atau jaringan yang tidak sensitif terhadap insulin, sehingga gula darah beredar dalam jumlah banyak di pembuluh darah.

Danang menjelaskan bahwa kumis kucing membantu meningkatkan sensivitas reseptor insulin berkat kandungan flavonoid, tanin, dan asam kafeat,"Senyawa ini dapat menurunkan kadar gula darah."

Selain itu, sifat antioksidan kumis kucing juga membantu mengurangi stres oksidatif, yang merupakan salah satu penyebab diabetes melitus (DM).

"Antioksidan melindungi sel beta pankreas yang memproduksi hormon insulin dari kerusakan," tambahnya.

 

 

Cara Kerja Kumis Kucing untuk Diabetes

Menurut Danang, ekstrak kumis kucing juga dapat menghambat pencernaan karbohidrat menjadi gula di usus dengan menghambat enzim alfa-glukosidase, yang berperan dalam pembentukan gula dari karbohidrat.

Jadi, secara umum, kumis kucing membantu pengelolaan DM dengan meningkatkan sensitivitas reseptor insulin, bertindak sebagai antioksidan, dan menghambat enzim alfa-glukosidase.

Dia mengingatkan bahwa penggunaan tanaman kumis kucing untuk penyakit diabetes harus dikonsultasikan dengan dokter. "Nah, memang untuk herbal, lebih cocok sebetulnya untuk kondisi yang bersifat pencegahan, misalkan pre-diabetes," katanya.

Danang, menjelaskan, pre-diabetes adalah kondisi ketika kadar gula darah seseorang lebih tinggi dari normal, tapi belum mencapai tingkat yang dianggap sebagai diabetes. Kondisi ini merupakan tanda peringatan bahwa seseorang berisiko tinggi mengembangkan diabetes melitus (DM).

Diabetes melitus biasanya didiagnosis jika seseorang mengalami gejala khas seperti sering merasa haus, cepat lapar, sering buang air kecil, serta memiliki kadar gula darah puasa di atas 126 mg/dl atau gula darah sewaktu di atas 200 mg/dl.

"Kalau belum terlalu tinggi, it's okey pakai herbal. Namun, kalau kadar gulanya sudah tinggi, tetap harus menggunakan obat konvensional," katanya.

 

Menggabungkan Pengobatan Herbal untuk Diabetes

Lebih lanjut Danang menekankan bahwa pengobatan DM memerlukan pendekatan multidimensi, termasuk pola makan dan olahraga, bukan hanya penggunaan obat atau herbal. Herbal cocok untuk kondisi ringan atau sebagai terapi tambahan pada kondisi sedang-berat.

Namun, hati-hati dalam menggabungkan herbal dengan obat konvensional karena interaksi yang tidak tepat bisa menyebabkan penurunan gula darah yang berlebihan. Konsultasi dengan tenaga kesehatan sangat penting untuk pengobatan yang aman dan efektif.

 

Penyakit Apa Saja yang Bisa Disembuhkan oleh Kumis Kucing?

Kumis kucing memiliki berbagai khasiat kesehatan yang dapat membantu dalam pengobatan beberapa penyakit dan kondisi kesehatan, antara lain:

1. Saluran Kemih, Batu Ginjal, Tekanan Darah Tinggi

Kumis kucing membantu meningkatkan produksi urine, yang berguna untuk mengeluarkan racun dan kelebihan garam dari tubuh. Danang, mengatakan, khasiat ini bermanfaat dalam pengobatan infeksi saluran kemih, batu ginjal, dan tekanan darah tinggi.

2. Turunkan Risiko Kanker dan Penyakit Jantung

Danang, menjelaskan, kumis kucing kaya akan antioksidan seperti flavonoid dan sinensetin, yang membantu melawan radikal bebas dan mencegah kerusakan sel. Antioksidan ini dapat menurunkan risiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung.

3. Kurangi Nyeri dan Peradangan

Kandungan antiinflamasi dalam kumis kucing mampu mengurangi peradangan dan nyeri, sehingga baik untuk mengatasi kondisi seperti arthritis dan infeksi.

4. Antibakteri

Ekstrak kumis kucing memiliki aktivitas antibakteri yang dapat membantu melawan infeksi bakteri, terutama pada saluran kemih.

5. Antidiabetes

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kumis kucing dapat membantu menurunkan kadar gula darah, menjadikannya bermanfaat bagi penderita prediabetes dan diabetes.

Mengonsumsi kumis kucing dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), sehingga mendukung kesehatan jantung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya