Psikolog Ungkap Cara Bijak Merespons Informasi Risiko Bencana agar Tidak Panik

Penting menjalankan langkah-langkah bijak agar tetap bisa berpikir secara rasional dan tidak panik ketika menerima informasi mengenai risiko bencana alam.

oleh Tim Health diperbarui 25 Agu 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2024, 09:00 WIB
gadget
Ilustrasi orang yang meredupkan layar handphone. (Foto: Unsplash/NordWood Themes)

Liputan6.com, Jakarta - h Ketika menerima informasi risiko bencana alam, orang memiliki empat kecenderungan dalam meresponsnya. Hal ini disampaikan psikolog klinis Annisa Mega Radyani, M.Psi.

"Ketika kita menghadapi (situasi) kritis, biasanya orang-orang memiliki empat cara pikir," kata Annisa pada Jumat (23/8), dilansir ANTARA.

Annisa mengatakan, ada orang yang cenderung menyederhanakan dan memilah informasi berdasarkan hal-hal yang dipahaminya saja. Menurutnya cara berpikir ini bisa membahayakan karena membuat orang yang bersangkutan tidak memahami informasi secara penuh.

Lalu, seringkali orang berpatokan atau lebih percaya pada hal-hal yang sudah lebih dulu diyakininya. Keyakinan terhadp suatu hal yang terpatri dalam pikiran seperti ini justru dapat menimbulkan dugaan-dugaan yang memicu kepanikan.

Selain itu, menurut psikolog lulusan Universitas Indonesia ini ada pula yang menanggapi informasi mengenai kondisi kritis tertentu dengan cara mencari tahu lebih banyak tentang hal-hal yang berkaitan dengan risikonya. Annisa mengatakan, respons yang demikian bisa membuat orang yang bersangkutan mengakses terlalu banyak informasi, termasuk hal-hal yang tidak relevan dan menjadi panik.

"Seringkali kita jadi terlalu banyak tahu juga dan ketika terlalu banyak tahu akhirnya kita terlalu panik dan akhirnya kita doomscrolling, kita mencari tahu informasi tapi kita tidak berbuat apa-apa," kata Annisa.

Di samping itu, menurutnya ada orang-orang yang cenderung terus mempercayai info bencana pertama yang diperoleh. Padahal, informasi mengenai risiko bencana alam terus berkembang. 

 

Perlu Menjalankan Langkah Bijak agar Tetap Berpikir Rasional

Terkait macam-macam kecenderungan cara berpikir orang setelah menerima informasi bencana itu, Annisa mengemukakan perlunya menjalankan langkah-langkah bijak agar tetap bisa berpikir secara rasional dan tidak panik ketika menerima informasi mengenai risiko bencana alam.

Annisa menyarankan agar sebaiknya mencari serta menyerap informasi secara seksama dan lengkap dari beberapa sumber kredibel setelah mendapat informasi terkait risiko bencana tertentu.

Dia menekankan bahwa penting mengakses informasi risiko bencana dari sumber-sumber terpercaya mengingat ada banyak keterangan yang belum dipastikan kebenarannya kini cepat beredar di Internet dan media sosial.

"Jadi, jangan percaya dari satu atau dua sumber, terutama dari sosial media. Kita perlu tahu, mencari sumber yang terpercaya, baik itu sumber berita dan penelitian," katanya.

 

Bagikan Informasi yang Benar dengan Orang Terdekat

Selain mencari tahu untuk diri sendiri, membagikan informasi yang sudah diperiksa kebenarannya dengan orang-orang terdekat juga baik dilakukan.

Annisa juga mengingatkan orang yang merasa ketakutan saat menghadapi situasi kritis agar tidak menahannya sendiri, tetapi menyampaikan apa yang dirasakan kepada orang terdekat.

"Selalu ajak orang lain untuk bisa saling mendukung atau melindungi dan saling sharing informasi juga," katanya.

 

Rasa Panik dan Cemas Saat Menerima Info Risiko Bencana adalah Wajar

Perasaan panik dan cemas wajar muncul selepas menerima informasi tentang risiko bencana alam. Orang yang merasa panik, menurut Annisa, sebaiknya meluangkan waktu untuk menenangkan diri dulu sebelum melakukan langkah-langkah mitigasi bencana yang diperlukan.

Langkah mitigasi yang bisa dijalankan antara lain membuat daftar keperluan ketika bencana alam. Lalu menyiapkan barang-barang yang diperlukan dalam kondisi darurat bencana secara nasional.

"Coba ditulis semua informasi dan hal-hal yang harus kita siapkan, dan tentunya tidak sendirian. Coba ajak diskusi orang lain, untuk bisa kita diskusi sejauh mana hal yang sudah kita tulis itu masih dalam tahap wajar dan rasional," kata Annisa.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya