Masalah Infertilitas Jadi Penyebab Pasangan Belum Memiliki Keturunan, Kenali Faktor Risikonya!

Dalam dunia kesehatan, kondisi sulit memiliki keturunan sering kali dihubungkan dengan masalah infertilitas.

oleh Gilar Ramdhani pada 30 Agu 2024, 09:45 WIB
Diperbarui 30 Agu 2024, 09:45 WIB
Masalah Infertilitas Jadi Penyebab Pasangan Belum Memiliki Keturunan, Kenali Faktor Risikonya!
Ilustrasi pasangan suami-istri. (NewAfrica/depositphotos.com)

Liputan6.com, Jakarta Setiap pasangan yang menikah pasti memiliki harapan untuk memiliki anak dan keturunan sebagai bagian dari perjalanan hidup mereka. Kehadiran buah hati membuat hidup lebih berwarna dan bersemangat. Sayangnya, tidak semua pasangan bisa beruntung memiliki keturunan meski telah bertahun-tahun menikah. Hal ini tak lepas dari kondisi setiap orang yang bisa berbeda-beda. Dalam dunia kesehatan, kondisi sulit memiliki keturunan sering kali dihubungkan dengan masalah infertilitas.

Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, Dr. dr. Edo Rezaldy E, Sp.OG, Subsp. F.E.R., S.H., M.H dari RS EMC Cikarang menjelaskan infertilitas merupakan kondisi yang umum ditemukan di sekitar kita dan disebabkan oleh faktor perempuan, laki-laki, maupun keduanya. Namun, terdapat infertilitas yang tidak diketahui apa yang menjadi penyebabnya, yang dikenal dengan istilah infertilitas idiopatik.

"Secara garis besar, pasangan yang mengalami infertilitas akan menjalani proses panjang dari evaluasi dan pengobatan, dimana proses ini dapat menjadi beban fisik dan psikologis bagi pasangan infertilitas," jelas dr. Edo Rezaldy.

Infertilitas pada perempuan dan laki-laki bisa berbeda. Misalnya, bertambahnya umur bisa sangat berpengaruh pada fertilitas seorang perempuan. Namun pada laki-laki, bertambahnya umur belum memberikan pengaruh yang jelas terhadap kesuburan.

dr. Edo Rezaldy mengutip penelitian di Perancis yang melaporkan 65% perempuan berumur 25 tahun akan mengalami kehamilan pada 6 bulan dan secara akumulasi 85% kehamilan akan didapatkan pada akhir tahun pertama. Hal tersebut berarti jika terdapat 100 pasangan yang mencoba untuk hamil, 40 pasangan tidak akan hamil setelah enam bulan, dan 15 pasangan tetap tidak hamil setelah setahun.

"Pasangan dengan umur 35 tahun atau lebih peluang kehamilan menjadi 60% pada tahun pertama dan 85% pada tahun kedua. Kurang lebih 15 persen tetap belum mendapatkan kehamilan setelah tahun ke-3 pernikahan," jelasnya.

Lantas, kapankah pasangan suami-istri termasuk dalam kategori Infertilitas?

Kenali Faktor Risiko Infertilitas, Penyebab Pasangan Belum Punya Anak Setelah Bertahun-tahun Menikah
Ilustrasi pasangan suami-istri. (Imagemore/depositphotos.com)

dr. Edo Rezaldy menerangkan bahwa secara umum kondisi infertilitas terbagi menjadi dua yakni infertilitas primer dan infertilitas sekunder.

"Jika suatu pasangan sekurang- kurangnya dalam 12 bulan berhubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi, namun belum memiliki keturunan, kondisi ini disebut juga sebagai infertilitas primer. Sedangkan Infertilitas sekunder adalah kondisi ketika pasangan suami-istri yang sudah memiliki anak sebelumnya tidak dapat hamil lagi setelah satu tahun berhubungan seksual rutin tanpa menggunakan alat kontrasepsi," terang dr. Edo Rezaldy.

Infertilitas primer terjadi pada pasangan suami istri di Indonesia pada rentan usia terbanyak di usia 20-24 tahun sebesar 21.3% kemudian usia 25-29 tahun sebesar 16.8% kemudian pada rentan usia 35-39 tahun sebesar 8.2%. Pada perempuan di atas 35 tahun, evaluasi dan pengobatan dapat dilakukan setelah 6 bulan pernikahan.

Sementara itu, untuk infertilitas idiopatik mengacu pada pasangan infertil yang telah menjalani pemeriksaan standar meliputi tes ovulasi, patensi tuba, dan analisis semen dengan hasil normal.

10 Faktor Penyebab Infertilitas Umum pada Perempuan dan Laki-laki

Infertility
Ilustrasi Infertilitas. (tashatuvango/depositphotos.com)

Ada banyak faktor risiko umum infertilitas pada perempuan maupun pria. Faktor-faktor ini lebih berhubungan dengan gaya hidup tidak sehat hingga konsumsi obat-obatan yang berlebihan. Tak hanya itu, olahraga yang berlebihan ternyata juga bisa jadi penyebab umum infertilitas. Berikut faktor risiko umum yang diungkapkan oleh Dr. dr. Edo Rezaldy E, Sp.OG, Subsp. F.E.R., S.H., M.H

1. Gaya hidup Konsumsi alkohol menganggu sel Leydig dengan mengurangi sintesis testosterone dan menyebabkan kerusakan membrana basalis. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan fungsi hipotalamus dan hipofisis.

2. Merokok Rokok mengandung zat berbahaya bagi oosit (menyebabkan kerusakan oksidatif terhadap mitokondria), pada sperma (kerusakan morfologi), dan embrio (menyebabkan keguguran).

3. Konsumsi kafein Konsumsi kafein (teh, kopi, minuman bersoda) yang berlebihan mempengaruhi fertilitas.

4. Berat Badan

  • Perempuan dengan Indeks massa tubuh (IMT) > 29, cenderung memerlukan waktu lebih lama untuk mendapatkan kehamilan.
  • Tindakan menurunkan berat badan pada peremouan dengan IMT > 29 dan mengalami anovulasi akan meningkatkan peluang untuk hamil.
  • Upaya meningkatkan berat badan pada perempuan dengan IMT < 19 serta mengalami gangguan haid akanmeningkatkan peluang terjadinya pembuahan.
  • Laki-laki dengan IMT > 29 akan mengalami gangguan infertilitas.

5. Olahraga

  • Olahraga ringan-sedang dapat meningkatkan fertilitas dikarenakan peningkatan aliran darah dan status antioksidan.
  • Olahraga berat dapat menurunkan fertilitas
  • Olahraga > 5 jam/minggu, contoh : bersepeda untuk laki-laki
  • Olahraga > 3-5 jam/minggu, contoh : aerobik untuk perempuan.

6. Stres

  • Perasaan cemas, rasa bersalah, dan depresi yang berlebihan berhubungan dengan infertilitas, namun belum didapatkan penelitian yang akurat.
  • Teknik relaksasi dapat mengurangi stress dan mengurangi potensi terjadinya infertilitas.

Studi tahun 2013 yang dilakukan pada perempuan yang gagal hamil akan mengalami kenaikan tekanan darah dan denyut nadi karena stress dapat menyebabkan penyempitan aliran darah ke organ panggul.

7. Suplementasi vitamin

Konsumsi Vitamin A yang berlebihan pada laki-laki dapat menyebabkan kelainan kongenital termasuk kraniofasial, jantung, timus dan susunan saraf pusat.

dr. Edo Rezaldy menyarankan pasien infertilitas untuk mengonsumsi vitamin atau suplemen yang mengandung asam lemak seperti EPA dan DHA (minyak ikan) karena dapat menekan aktivasi nuclear factor kappa B. Selain asam lemak, beberapa antioksidan yang diketahui dapat meningkatkan kualitas sperma, diantaranya: Vitamin C, Ubiquinone Q10, selenium dan glutation, asam folat, Zinc dan Vit B12. 

"Kombinasi asam folat dan zink dapat meningkatkan konsentrasi dan morfologi sperma. Vitamin B12 (kobalamin) penting untuk spermatogenesis," kata dr. Edo Rezaldy.

8. Obat-obatan

Sejumlah obat-obatan yang dapat menjadi faktor risiko umum infertilitas antara lain, Spironolakton, Sulfasalazin, Kolkisin dan allopurinol.

"Spironolakton akan merusak produksi testosteron dan sperma. Sulfasalazin mempengaruhi perkembangan sperma normal (dapat digantikan dengan mesalamin). Kolkisin dan allopurinol dapat mengakibatkan penurunan sperma untuk membuahi oosit," jelas dr. Edo Rezaldy.

Selain itu, ada antibiotik tetrasiklin, gentamisin, neomisin, eritromisin dan nitrofurantoin pada dosis tinggi berdampak negatif pada pergerakan dan jumlah sperma. Lalu, simetidin yang menyebabkan impotensi dan sperma yang abnormal dan siklosporin yang menurunkan fertilitas pria.

9. Obat herbal

Mengutip penelitian di California, konsumsi obat-obatan herbal dalam jumlah minimal seperti ginkobiloba, dicurigai menghambat fertilisasi, mengubah materi genetik sperma, dan mengurangi viabilitas sperma.

10. Paparan Radiasi Sinar-X hingga Pestisida

Beberapa pekerjaan yang melibatkan paparan bahan berbahaya bisa mengganggu kesuburan perempuan maupun laki-laki. Setidaknya 104.000 bahan fisik dan kimia berhubungan dengan pekerjaan telah teridentifikasi, namun mayoritas efeknya terhadap kesuburan belum dapat diidentifikasi. Bahan yang telah teridentifikasi mempengaruhi kesuburan diantaranya panas, radiasi sinar-X, logam dan pestisida.

Infertilitas Perempuan

Infertilitas Perempuan
Ilustrasi Infertilitas Perempuan. (vitalio333/depositphotos.com)

Secara umum penyebab infertilitas dibagi menjadi faktor perempuan (female factors) dan faktor laki-laki (male factors) serta unexplained causes of infertility.

dr. Edo Rezaldy menyebutkan bahwa faktor perempuan dapat dibedakan menjadi faktor ovarium, faktor tuba, faktor uterus, perlengketan genitalia interna (pelvic adhesion), endometriosis, hyperprolactinemia dan unexplained infertility. Berikut untuk penjelasan umum setiap faktornya.

Faktor Ovarium

Gangguan ovulasi merupakan gangguan terbanyak yang dialami oleh perempuan infertilitas. Gangguan ovulasi yang berdampak pada siklus menstruasi dapat terjadi secara primer dan sekunder.

Faktor Tuba & Pelvis

Endometriosis merupakan penyebab utama infertilitas pada tuba dan pelvis. Endometriosis menyebabkan peradangan kronis dan menyebabkan kerusakan pada lapisan dalam dan tengah dari struktur tuba. Kemudian dilanjutkan oleh infeksi pada tuba dan pelvis yang mengakibatkan perlengketan organ genitalia interna dengan jaringan sekitar.

Faktor Uterus

Gangguan anatomi uterus khususnya endometrium yang menjadi penyebab terbanyak infertilitas pada perempuan. Selain itu, penyebab lain adalah tumor seperti mioma uteri, polip endoserviks, kelainan anatomi uterus dan vagina serta infeksi.

Faktor Tak Diketahui

10% infertilitas perempuan disebabkan faktor yang belum diketahui dimana struktur anatomi dan fisiologi organ reproduksi normal dengan parameter hormonal juga normal. Terbanyak dikaitkan dengan faktor psikologis.

Infertilitas Laki-laki

Infertilitas Laki-laki
Ilustrasi Infertilitas laki-laki. (rob3000/depositphotos.com)

Secara garis besar, infertilitas laki-laki sama dengan infertilitas perempuan dimana penyebabnya dapat sentral atau perifer atau keduanya.

"Penegakan diagnosis infertilitas laki-laki harus dilakukan secara teliti meliputi anamnesis yang dalam, pemeriksaan fisik yang teliti, pemeriksaan penunjang yang membantu dan diagnosis yang akurat sangat dibutuhkan dalam menatalaksana infertilitas laki-laki. Selain pemeriksaan hormonal, pemeriksaan fisik terhadap skrotum merupakan pemeriksaan yang sangat penting dalam menegakkan penyebab infertilitas laki-laki," jelas dr. Edo Rezaldy.

Varikokel dan Hidrokel

Varikokel dan hidrokel merupakan salah satu penyebab tersering yang menyebabkan infertilitas laki-laki. Varikokel menyebabkan peningkatan temperatur dan mengganggu proses spermatogenesis.

"Sangat penting melakukan pemeriksaan temuan varikokel secara teliti dan melakukan tatalaksana yang tepat dengan tim urologi dalam mengatasi varikokel," kata dr. Edo Rezaldy.

Mengatasi masalah infertilitas pada perempuan maupun laki-laki merupakan masalah yang memerlukan penanganan secara holistik dan tepat. Penting menelusuri faktor-faktor risiko infertilitas secara umum pada tiap pasangan yang dimulai dengan gaya hidup, pola makan, pola istirahat, pola dan jenis olahraga, konsumsi obat-obatan sebelum melakukan pendalaman penelusuran dan pemeriksaan infertilitas secara spesifik pada organ reproduksi internal dan profil hormon pada pasangan infertil.

Jika Anda mengalami kondisi kesulitan memiliki keturunan dan masalah infertilitas, jangan ragu untuk segera konsultasikan ke Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan. Dr. dr. Edo Rezaldy E, Sp.OG, Subsp. F.E.R., S.H., M.H berpraktek di RS EMC Cikarang setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis.

Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi Pusat Kontak Layanan RS EMC di 150-789 atau melalui WhatsApp di nomor 021-29779977.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya