Sindrom Manusia Batu Bikin Gadis 6 Tahun Menjadi Patung

Gadis usia 6 tahun, Ali McKean, perlahan-lahan berubah layaknya patung manusia. Ini karena kondisi langka yang mengubah ototnya menjadi tulang.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Apr 2013, 10:40 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2013, 10:40 WIB
gadis-patung130429b.jpg
Gadis usia 6 tahun, Ali McKean, perlahan-lahan berubah layaknya patung manusia. Ini karena kondisi langka yang mengubah ototnya menjadi tulang. Bahkan pukulan ringan di kulit saja bisa mempercepat pembekuan daging menjadi tulang.

Kondisinya itu bisa membuat Ali suatu hari nanti menjadi mematung dan hanya bisa menggerakkan bibirnya. Karena itulah keluarga berjuang mati-matian menyelamatkannya sebelum Ali benar-benar berubah menjadi patung manusia.

Gadis berambut panjang dari Bellevue, Ohio, Kanda ini mempunyai kerangka tambahan di samping dan suatu hari nanti akan menjadi padat dan membuatnya hanya bisa menggerakkan bibir.

Kondisi itu disebut Fibrodysplasia Ossificans Progressiva (FOP) atau sindrom manusia batu, yang dialami 750 orang di dunia. Dan kondisi tersebut hingga kini belum ada obatnya.

"Ali membeku, tubuhnya mendistorsi dan suatu saat itu akan merenggut semuanya," kata sang ibu, Angela, seperti dikutip Dailymail, Senin (29/4/2013).

"Sulit memutuskan apakah akan membiarkan dia melakukan segala sesuatu yang diinginkan sekarang dan membiarkan gangguang lebih cepat bergerak. Kami bertanya sendiri apakah ia akan membenci kami jika dia besar nanti kita tak membiarkan dia melakukan semuanya ketika ia masih bisa," tambahnya.

Ali menderita sakit yang menyiksa di kakinya dan pertumbuhan tulangnya terus menerus terjadi. Ini membuat gerakannya mulai menghilang. Kini, Ali belajar di rumah agar terisolasi dari penyakit umum yang bisa memperburuk kondisinya.

Namun, Angela dan suaminya Gabe mengatakan kalau putrinya itu menunjukkan keberanian yang luar biasa. Ali memiliki saudara Lexus, 15, dan Michael, 14 tahun.

"Dalam 16 bulan terakhir keluarga kami sangat berusaha, kami semua berusaha tegar," ujar Angela.

Banyak air mata sudah mengalir di pipi Ali. Tapi, orangtua Ali tetap berusaha tak memperlihatkan kesedihan di depan anaknya. Keluarga itu berusaha tegar demi sang buah hati.

"Ada kalanya Ali menangis selama berjam-jam karena kesakitan dan tak ada yang bisa kami lakukan selain memeluknya dan mencoba untuk tak menangis juga," ujar Angele. (Mel/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya