Liputan6.com, Jakarta Akhir pekan ini istilah lavender marriage disebut-sebut di media sosial. Perbincangan soal lavender marriage ini muncul setelah ada dugaan artis ternama melakukan hal itu.
Terus menerus lavender marriage disebut dalam perbincangan media sosial membuat banyak orang penasaran dengan arti istilah tersebut.
Baca Juga
"Istilah ape lagi sih lavender marriage," tulis seorang pengguna X.
Advertisement
"Baru tahu ada istilah lavender marriage," kata yang lain.
Sementara itu, pengguna akun X yang lain menyebut bahwa lavender marriage bukanlah istilah generasi Z. Istilah tersebut sudah ada dari zaman dulu.
Apa Itu Lavender Marriage?
Lavender marriage adalah ikatan antara seorang pria dan seorang wanita di mana setidaknya satu pasangan adalah homoseksual atau biseksual. Pernikahan tersebut dilakukan bukan karena cinta romantis.
Mengutip laman Marriage, pernikahan lavender dilakukan untuk menyembunyikan orientasi seksual salah satu atau kedua orang yang terlibat.
Lavender marriage dilakukan pada beberapa dekade terakahir karena penerimaan terhadap orang dengan orientasi seksual sesama jenis atau biseksual yang rendah.
Kilas Balik Lavender Marriage
Profesor Stephen Tropiano dari Ithaca College, Amerika Serikat pernah menyebut tentang lavender marriage dalam The Prime Time Closet: A History of Gays and Lesbians on TV.
Ia menuliskan tentang aktor aktris Hollywood pada era 1920-an dengan orientasi seksual terhadap sesama jenis atau biseksual. Pernikahan dilakukan dengan lawan jenis untuk menyembunyikan orientasi seksual sebenarnya.
Pada saat itu studio-studio besar di AS memiliki 'klausul moral' terhadap aktor atau aktrisnya. Dimana aktor atau aktris yang 'kehilangan rasa hormat dari publik' bisa tak mendapatkan gaji atau honor.
Pada saat itu pernikahan lavender dianggap solusi dari klausul tersebut.
"Kita harus ingat bahwa banyak dari keputusan-keputusan yang dibuat adalah keputusan ekonomi," kata Tropiano.
"Itu tentang seseorang yang mempertahankan kariernya," kata Tropiani mengutip laman History.
Advertisement
Bagaimana Lavender Marriage Bisa Berjalan?
1. Kesepakatan
Komunikasi dan kesepakatan yang jelas dari kedua belah pihak ini merupakan dasar dalam hubungan tersebut.
2. Perlindungan sosial
Lavender marriage memungkinkan individu untuk menyesuaikan diri dengan harapan masyarakat. Sehingga tidak merasakan diskriminasi atau tatapan sinis dari orang-orang.
3. Meredakan tekanan keluarga
Ada individu yang berada dalam keluarga dengan cara kehidupan dimana setelah selesai kuliah, bekerja lalu menikah dan punya anak. Lavender marriage disebut bisa meredakan tekanan keluarga sehingga stres dan konflik dalam keluarga besar berkurang.
4. Punya partner
Meskipun tidak ada cinta romantis, individu dalam pernikahan lavender sering kali memiliki ikatan persahabatan, rasa hormat, dan dukungan timbal balik yang mendalam. Persahabatan ini dapat menjadi sumber kenyamanan dan stabilitas yang signifikan. Bisa jadi partner dalam menghadapi tantangan hidup.
Konsekuensi Lavender Marriage
Berbicara tentang lavender marriage berarti tentang hubungan rumit antara kebenaran pribadi dan persepsi publik. Beberapa konsekuensi harus dihadapi orang yang memilih pernikahan ini.
1. Ketegangan emosional
Masih mengutip laman Marriage, individu yang berada dalam pernikahan lavender mungkin berjuang antara sosoknya di masyarakat dan kebenaran pribadi yang sesungguhnya. Hal ini bisa menyebabkan tekanan emosional dalam bentuk cemas, depresi, atau krisis identitas.
2. Tantangan hubungan
Tidak adanya ikatan romantis yang sejati menciptakan dasar ketidakpuasan hubungan.
3. Berada dalam dua dunia
Berada dalam dua dunia yang mungkin tidak cocok bisa menyebabkan rasa keterasingan. Hal ini membuat rasa kesepian pada diri orang tersebut.
Advertisement