Liputan6.com, Jakarta - Stres memiliki beragam efek pada tubuh. Salah satunya dapat meningkatkan kadar kolesterol. Hal tersebut terjadi secara tidak langsung karena individu yang stress cenderung mengadopsi kebiasaan tidak sehat ketika stres melanda.
Meski demikian, menurut para ahli, stres dan kolesterol tinggi juga bisa memiliki keterkaitan langsung. Ketika tubuh menghadapi stres, reaksi fisiologis tertentu muncul, termasuk perubahan kadar hormon dan komponen darah. Kedua hal tersebut bisa memicu kolesterol meningkat.
Advertisement
Baca Juga
Para ilmuwan tidak tahu secara pasti apa hubungan antara stres dan kolesterol, namun ada beberapa teori yang mungkin dapat menjawab.
Advertisement
Ketika seseorang menghadapi stres, tubuhnya secara otomatis mempersiapkan otot, jantung, dan organ lainnya berfungsi untuk respons berenergi tinggi, melawan atau lari.
Apakah orang tersebut memutuskan untuk melarikan diri atau tetap tinggal dan menghadapi ancaman, tubuhnya akan bereaksi dengan cara tertentu.
Tubuh akan mengeluarkan hormon epinefrin (adrenalin), norepinefrin, dan kortisol, seperti dilansir Medical News Today.
Epinefrin memicu jantung bekerja lebih keras, menyebabkan peningkatan:
- detak jantung
- pernapasan
- tekanan darah
Kortisol menyebabkan tubuh melepaskan glukosa dan asam lemak ke otot dan darah untuk digunakan sebagai energi.
Kadar hormon ini biasanya akan tetap tinggi sampai orang tersebut mengatasi situasi stresnya. Namun, terkadang tingkat stres tidak turun atau membutuhkan waktu untuk kembali ke tingkat yang lebih rendah.
Faktor-faktor ini dapat menyebabkan kadar kolesterol tinggi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Stres dan kolesterol
Sebuah studi tahun 2013 yang mengamati data 91.593 orang menemukan korelasi positif antara mereka yang mengalami stres kerja dan kadar kolesterol yang tidak sehat.
Studi lain, yang diterbitkan pada tahun 2017, juga menemukan bahwa stres psikologis menyebabkan peningkatan kadar trigliserida dan lipoprotein densitas rendah (LDL), kolesterol “jahat”, dan penurunan kadar lipoprotein densitas tinggi (HDL), atau kolesterol “baik”.
Para ilmuwan telah menyarankan beberapa cara di mana reaksi stres dapat menyebabkan kolesterol lebih tinggi.
Advertisement
Hemokonsentrasi
Saat seseorang menghadapi stres, ia mungkin mengalami hemokonsentrasi. Hal ini menyebabkan darah kehilangan cairan. Komponen darah, termasuk kolesterol, menjadi lebih pekat. Ini bisa menjadi salah satu cara stres menyebabkan kadar kolesterol lebih tinggi dalam jangka pendek.
Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah ketika tekanan darah meningkat, cairan berpindah dari pembuluh darah ke ruang interstisial di sekitarnya.
Hormon Kortisol
Orang yang mengalami stres jangka panjang mungkin secara konsisten memiliki kadar kolesterol tinggi dalam tubuhnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh hormon kortisol.
Kadar kortisol yang tinggi dapat:
- meningkatkan obesitas di sekitar perut karena timbunan lemak yang lebih banyak
- mempengaruhi lemak di bagian tubuh lainnya
- meningkatkan nafsu makan
Pada saat stres, orang sering kali makan makanan yang kurang sehat, dan beralih ke makanan manis yang “menenangkan”, karena makanan tersebut tampaknya mengurangi perasaan stres.
Konsumsi makanan tinggi karbohidrat yang berlebihan dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas. Kadar kolesterol tinggi seringkali terjadi seiring dengan kelebihan berat badan.
Stres Berdampak pada Sistem Kekebalan Tubuh
Para ilmuwan juga mengemukakan dalam sebuah penelitian bahwa karena stres berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh, hal itu dapat menyebabkan peradangan. Hal ini dapat mempengaruhi kadar kolesterol, misalnya pada penderita beberapa jenis penyakit hati.
Para penulis penelitian mengusulkan bahwa efek peradangan jangka panjang dapat meningkatkan kadar lipid dan obesitas pada orang dengan gangguan kecemasan parah dan depresi. Merokok juga mungkin menjadi salah satu faktornya.
Asam lemak
Jika tubuh melepaskan asam lemak bebas dan glukosa untuk energi selama masa stres dan orang tersebut tidak menggunakannya untuk energi, hal ini juga dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol.
Advertisement
Dampak lain dari stres pada jantung
Stres juga dapat menimbulkan dampak lain pada tubuh, beberapa di antaranya bisa berbahaya.
Pada penderita penyakit jantung koroner (PJK), stres mental dapat memicu penyakit jantung iskemik, suatu kondisi di mana jantung tidak menerima cukup darah.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2013, ketika stres menyebabkan berkurangnya suplai darah ke jantung, hal ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Para peneliti melakukan pengukuran iskemia jantung dari 310 orang dengan PJK stabil. Ketika mereka menghadapi tekanan mental, hampir 44 persen peserta menunjukkan tanda-tanda iskemia jantung.
Hasilnya menunjukkan bahwa para peserta lebih berisiko terkena iskemia terkait stres mental dibandingkan iskemia terkait olahraga.
Penulis penelitian juga membahas bagaimana seks, pernikahan, dan pengaturan tempat tinggal dapat mempengaruhi masalah jantung. Mereka menyerukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor ini.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)