Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) memperketat pengawasan pangan di bulan Ramadhan. Hal ini penting lantaran selama bulan Ramadhan biasanya terjadi peningkatan 20-30 persen konsumsi pangan.
Dalam pengawasan konsumsi pangan, BPOM mengungkap beberapa bahan berbahaya yang kerap ditemukan pada takjil. Tujuannya mulai dari bikin warna makanan atau minuman lebih cerah atau ingin membuat makanan awet sampai besok.
Berikut daftar kandungan berbahaya yang kerap ditemukan pada takjil:
Advertisement
Pewarna Tekstil
Direktur Standarisasi Pangan Olahan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM RI) Dra. Dwiana Andayani, Apt mengatakan bahwa pihaknya kerap menemukan penggunaan pewarna tekstil pada makanan.
"Yang sering terindetifikasi itu pewarna (pewarna tekstil tapi digunakan untuk makanan)," kata Dwiana ditemui di Jakarta Selatan pada Selasa, 4 Maret 2025.
Salah satu makanan yang kerap ditemukan mengandung pewarna dilarang yakni kerupuk mi. Makanan tersebut menggunakan metanil yellow.
Penggunaan pewarna ini pada makanan tidak boleh lantaran metanil yellow digunakan di industri tekstil, penyamakan kulit, kertas, sabun, kosmetik, dan lilin dengan tujuan memberikan warna kuning cerah pada produk.
Lalu, BPOM juga kerap menemukan makanan atau minuman yang ternyata mengandung Rhodamin B. Ini adalah zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas. Tidak seharusnya ada pada makanan atau minuman.
Melihat kerap menemukan bahan dilarang pada makanan dan minuman, BPOM terus menyuarakan kepada pedagang untuk menggunakan pewarna alami pada makanan atau minuman.
"Kami selalu sarankan pakai pewarna alami, tidak perlu lah menghasilkan warna makanan atau minuman yang mencolok," kata Dwiana.
Boraks
Bahan yang seharusnya tidak ada pada makanan tapi kerap ditemukan BPOM ada pada takjil adalah boraks. Para pedagang nakal menggunakan boraks agar makanan menjadi kenyal dan tahan lama. Biasanya dipakai pada mi, bakso, kerupuk agar lebih renyah.
Padahal boraks digunakan untuk mematri logam, pembuatan gelas, pestisida, serta campuran pembersih. Bahan ini diketahui memiliki bahaya bagi kesehatan jika tertelan.
Advertisement
Formalin
"Formalin juga masih menjadi bahan yang kerap ditemukan masih dipakai pedagang," kata Dwiana.
Biasanya penggunaan bahan dilarang ini ditemukan pada mi atau tahu.
Padahal, formalin bukan digunakan pada makanan. Formalin digunakan untuk mengawetkan mayat dan organ-organ makhluk hidup, sebagai pembasmi hama, disinfektan dalam industri plastik dan busa serta untuk sterilisasi ruangan.
