Liputan6.com, Jakarta - Kasus dugaan child grooming kembali menjadi sorotan setelah aktor ternama Korea Selatan, Kim Soo Hyun, terseret dalam kontroversi. Dia dituduh menjalin hubungan dengan mendiang aktris Kim Sae Ron sejak umur 15 tahun, sementara Kim Soo Hyun saat itu berumur 27 tahun.Â
Tuduhan ini muncul setelah keluarga Kim Sae Ron mengungkap berbagai bukti, termasuk foto-foto yang menunjukkan kedekatan mereka selama enam tahun, dari 2015 hingga 2021.
Advertisement
Baca Juga
Kontroversi ini pertama kali mencuat pada Maret 2025 dan memicu gelombang reaksi dari publik. Pihak keluarga, khususnya bibi Kim Sae Ron, menuduh Kim Soo Hyun telah memanipulasi dan mengeksploitasi aktris muda tersebut. Agensinya, Gold Medalist, juga diduga terlibat dalam pemerasan terhadap Kim Sae Ron terkait kasus DUI yang sempat menimpanya.
Advertisement
Di tengah polemik yang berkembang, Kim Soo Hyun tetap menjalani syuting variety show, Good Day, meskipun dilaporkan mengalami tekanan psikologis. Agensinya membantah semua tuduhan, sementara keluarga Kim Sae Ron berencana mengambil langkah hukum lebih lanjut untuk membersihkan nama baik sang aktris yang telah meninggal dunia.
Kenali Grooming dalam Hubungan: Penjelasan dan Prosesnya
Apa yang dimaksud dengan grooming? Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga dari Tigagenerasi, Ayoe Sutomo, menjelaskan, grooming adalah proses manipulasi psikologis yang dilakukan oleh orang dewasa untuk membangun kepercayaan dan koneksi emosional dengan anak atau remaja, dengan tujuan mengeksploitasi mereka.Â
"Proses ini sering kali terjadi secara bertahap dan halus, sehingga korban tidak menyadari bahwa mereka sedang dimanipulasi," kata Ayoe saat dihubungi Health Liputan6.com pada Kamis, 13 Maret 2025. Menurut Ayoe Sutomo, grooming terdiri dari beberapa tahap sistematis:
- Identifikasi Target – Pelaku mencari korban yang rentan, misalnya anak yang mengalami kesulitan emosional atau kurang mendapatkan perhatian dari lingkungan sekitarnya.
- Membangun Kepercayaan – Pelaku memberikan perhatian berlebih, pujian, dan hadiah untuk menciptakan kedekatan.
- Isolasi Korban – Korban secara perlahan dijauhkan dari lingkungan yang dapat melindunginya, termasuk keluarga dan teman-temannya.
- Menciptakan Ketergantungan – Pelaku membuat korban bergantung secara emosional dan psikologis dengan memberikan rasa aman yang semu.
- Normalisasi Perilaku – Batas-batas moral dan sosial mulai dihapus dengan dalih kasih sayang atau perhatian khusus.
- Eksploitasi – Setelah korban sepenuhnya tergantung, pelaku mulai melakukan eksploitasi dengan berbagai cara.
Dampak Grooming dalam Hubungan
Dugaan child grooming yang melibatkan Kim Soo Hyun telah memicu diskusi luas tentang perlindungan anak dan remaja di industri hiburan Korea Selatan. Kasus ini juga mendorong seruan boikot terhadap sang aktor dari para penggemar dan merek-merek yang bekerja sama dengannya.
Lebih dari sekadar kontroversi, grooming berdampak serius pada korban. Beberapa dampak utama dari grooming meliputi:
- Trauma psikologis akibat manipulasi berkepanjangan.
- Kehilangan rasa percaya diri dan sulit membangun hubungan sehat di masa depan.
- Kesulitan mengenali batasan pribadi, karena korban terbiasa dengan eksploitasi yang terselubung.
Advertisement
Cara Mencegah Grooming dalam Hubungan
Untuk melindungi anak dan remaja dari grooming, penting bagi orang tua dan lingkungan sekitar untuk lebih waspada. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
- Membangun komunikasi terbuka dengan anak agar mereka merasa nyaman berbicara tentang pengalaman mereka.
- Memberikan edukasi tentang batasan dalam hubungan dan mengenalkan tanda-tanda manipulasi.
- Memantau interaksi anak, baik di dunia nyata maupun digital, untuk mengenali potensi ancaman sejak dini.
Kontroversi ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap grooming dalam hubungan serta perlunya peningkatan kesadaran akan bahaya manipulasi dan eksploitasi terhadap anak dan remaja.
Dengan memahami dan mengenali tanda-tanda grooming dalam hubungan, kita dapat lebih sigap dalam mencegah serta melindungi individu yang rentan dari eksploitasi yang merugikan mereka di masa depan.Â
