Belajar dari Kelahiran Bayi Kembar Lima yang Semuanya Meninggal

Memiliki bayi kembar ternyata berisiko, ada yang dapat bertahan adapula yang tidak sanggup bertahan.

oleh Kusmiyati diperbarui 09 Sep 2013, 09:00 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2013, 09:00 WIB
hamil-cili130712b.jpg
Masih ingat dengan kasus pilu bayi kembar lima pasangan Bagus Prasnawira dan Enita Fentrikana. Akibat kelahiran prematur, organ tubuh anak-anak ini belum sempurna. Akibatnya mereka harus dirawat intensif di inkubator. Namun sayang, Tuhan menghendaki lain, kelma bayi ini tidak bisa diselamatkan.

Memiliki bayi kembar ternyata berisiko, ada yang dapat bertahan ada pula yang tidak sanggup bertahan. Menurut Dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Rs. Omni Pulomas, Sub Spesialis Fertilitas dan Hormon Reproduksi, dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K) perawatan dan perlindungan pada ibu yang memiliki bayi kembar haruslah ekstra.

"Waktu saya menangani bayi kembar tiga puji Tuhan dapat bertahan, karena menjaga kehamilan dengan ekstra setelah saya mengetahui kehamilan tersebut berisiko prematur maka langsung kami tangani," ujar dr. Caroline saat diwawancarai Liputan6.com di ruang kerjanya, Senin (9/9/2013).

Pemberian obat pematangan paru bayi diberikan dr. Caroline saat diketahui proses kelahiran berisiko prematur, ketika ibu berusia kandungan delapan bulan.

"Hamil kembar berisiko lahir prematur, namun untuk menghindari hal yang tidak diinginkan maka saya menjaga pasien sampai usia kehamilan sekitar hampir 9 bulan," ujarnya.

Pada 19 Maret 2013 dr. Caroline berhasil mempertahankan bayi kembar tiga pasangan Savitri (35) dan Partono (38). Pada usia kandungan 8 bulan ibu bayi kembar tersebut menurut dr. Caroline mengalami pecah ketuban dan selama dua hari berturut dibantu obat pematangan paru untuk bayi.

"Pada usia kehamilan 8 bulan ibu tersebut alami pecah ketuban, namun saya menyuruhnya untuk bedrest total dan memberikan bayi obat pematangan paru," ungkapnya.

Menurutnya bayi kembar lima tidak dapat diselamatkan karena terlalu muda usia kelahiran sehingga organ bayi belum siap untuk bekerja dengan baik. Pada kasus ini obat pematangan paru tidak dapat bekerja maksimal sehingga hanya kemungkinan kecil untuk bertahan.

"Bayi saat lahir tidak memiliki berat normal mencapai 2 atau 2,5 kg maka kemungkinan untuk bertahan sangatlah kecil. Harusnya saat kehamilan nutrisi ibu dijaga dan rutin konsultasi dengan dokter," tuturnya.

(Mia/Abd/*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya