Vibrator Bantu Wanita Capai Multi Orgasme

Seorang wanita dengan jujur mengakui baru bisa orgasme bila menerima rangsangan dengan menggunakan vibrator yang dilakukan suaminya.

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 19 Sep 2013, 07:00 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2013, 07:00 WIB
posisi-bercinta-130321b.jpg
Seorang wanita dengan jujur mengakui baru bisa orgasme bila menerima rangsangan dengan menggunakan vibrator yang dilakukan suaminya. Pengakuan wanita itu dibenarkan oleh sang suami. Amankah?

Sebelum menggunakan vibrator tiga tahun lalu, wanita itu tidak pernah mencapai orgasme, walaupun telah bertahun-tahun menikah. Kini hubungan seksual yang dilanjutkan dengan menggunakan vibrator merupakan sesuatu yang rutin mereka lakukan. Tanpa bantuan vibrator, ia kembali seperti dulu, tidak dapat mencapai orgasme.

Pasangan itu hanyalah satu dari tidak sedikit pasangan lainnya yang menggunakan vibrator untuk membantu mencapai orgasme. Ternyata mereka dapat menikmati kehidupan seksual dan tidak merasa terganggu dengan kehadiran vibrator di tengah-tengah mereka ketika sedang melakukan hubungan seksual.

Pertanyaan yang kerap diajukan oleh pengguna dan bukan pengguna vibrator ialah, apakah mereka yang menggunakan vibrator mengalami kelainan seksual, dan adakah bahayanya?

Jawabannya sudah pasti, bahwa pada umumnya wanita yang menggunakan vibrator telah gagal mencapai orgasme. Tapi sangat mungkin pasangannya juga mengalami gangguan fungsi seksual sebagai penyebab wanita gagal mencapai orgasme. Bahaya penggunaan vibrator tidak ada, selama vibrator yang digunakan memenuhi persyaratan fisiologis dan kesehatan.

Vibrator termasuk salah satu alat bantu dalam hubungan seksual. Alat ini dibuat dalam berbagai bentuk, konsistensi, dan ukuran. Ada yang berbentuk silindris, ada pula yang menyerupai penis, seperti kapsul, dan berbagai variasinya. Alat bantu itu dibuat dari beberapa bahan sehingga konsistensinya tidak sama.

Ada vibrator yang konsistensinya keras, ada pula yang kenyal padat menyerupai penis yang berereksi sempurna. Tapi, walaupun namanya vibrator, tidak semua alat bantu ini dapat menimbulkan getaran secara otomatis. Untuk jenis ini, getaran dilakukan secara manual ketika digunakan.

Dengan menggunakan vibrator, wanita akan menerima rangsangan fisik yang cukup dan efektif, sehingga dapat mencapai orgasme. Salah satu penyebab kegagalan banyak wanita mencapai orgasme ketika melakukan hubungan seksual ialah, kurangnya rangsangan seksual yang diterima dari pasangannya.



Dua penyebab

Rangsangan seksual yang tidak cukup diterima selama melakukan hubungan seksual dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, posisi hubungan seksual tidak memberikan rangsangan seksual efektif bagi wanita. Kedua, gangguan fungsi seksual di pihak pria, sehingga hubungan seksual tidak cukup memberikan rangsangan bagi wanita. Atau bahkan hubungan seksual segera berakhir sebelum wanita menerima rangsangan yang cukup.

Sebenarnya menghadapi masalah dengan kemungkinan dua penyebab di atas, kegagalan mencapai orgasme pada wantia dapat diatasi sesuai dengan penyebabnya. Berarti kalau penyebabnya adalah posisi hubungan seksual yang tidak memberikan rangsangan efektif, maka pasangannya harus memilih posisi yang memberikan rangsangan yang efektif.

Memang, tidak semua posisi memberikan rangsangan yang efektif bagi wanita. Bahkan posisi pria di atas, yang dianggap sebagai posisi 'normal' justru tidak selalu memberikan rangsangan seksual efektif bagi wanita.

Salah satu posisi yang memberikan rangsangan efektif sesuai keinginan wanita ialah posisi wanita di atas. Dengan posisi ini wanita bebas menggerakkan tubuhnya, agar menerima rangsangan seksual yang efektif.

Andaikata penyebabnya adalah gangguan fungsi seksual di pihak pria, maka gangguan yang ada harus diatasi dulu. Kalau pihak pria mengalami disfungsi ereksi, yang berarti ereksinya tidak baik, bahkan mungkin tidak terjadi, maka gangguan inilah yang harus diatasi. Dengan mengatasi gangguan ini, ereksi akan terjadi normal dan cukup memberikan rangsangan seksual yang efektif bagi wanita selama melakukan hubungan seksual.

Gangguan fungsi seksual lain yang banyak terjadi ialah ejakulasi dini. Kalau pihak pria mengalami ejakulasi dini, tentu saja pasangannya tidak cukup menerima rangsangan seksual. Karena hubungan seksual segera terhenti akibat ejakulasi yang terlampau cepat terjadi.

Tetapi masalahnya tidak sesederhana itu. Tidak semua pasangan menyadari bahwa kegagalan orgasme wanita mungkin disebabkan oleh kedua penyebab tersebut di atas. Kalau pun mungkin mereka mengetahui, tidak berarti mereka kemudian berupaya mengatasi penyebab itu agar pihak wanita dapat cukup menerima rangsangan seksual.



Upaya Jalan Pintas

Penggunaan vibrator dianggap merupakan jalan pintas agar wanita dapat cukup menerima rangsangan seksual, sehingga dapat mencapai orgasme. Dengan menggunakan vibrator maka bagian kelamin yang peka rangsangan dapat menerima rangsangan yang efektif, khususnya pada klitoris dan G-spot.

Kedua daerah peka rangsangan ini tidak selalu cukup menerima rangsangan ketika melakukan hubungan seksual. Padahal cukup tidaknya kedua daerah ini menerima rangsangan sangat tergantung pada posisi hubungan itu sendiri.

Kapan vibrator digunakan, tidak sama pada semua pengguna alat bantu itu. Sebagian wanita melakukan masturbasi dengan menggunakan vibrator di luar waktu hubungan seksual dengan suaminya. Berarti hubungan seksual tetap berlangsung tanpa memberikan orgasme.

Wanita lain langsung menggunakan sendiri vibrator setelah hubungan seksualnya berakhir tanpa orgasme bagi dirinya. Tetapi bagi sebagian yang lain, rangsangan dengan vibrator dilakukan oleh sang suami setelah hubungan seksual berakhir tanpa orgasme bagi wanita.

Vibrator membantu banyak wanita mencapai orgasme dengan melakukan masturbasi sendiri atau dibantu oleh suaminya. Tetapi apakah mereka dapat mencapai kepuasan seksual sama seperti ketika melakukan hubungan seksual? Jawabannya, mungkin ya mungkin tidak.

Sebagian wanita merasa tidak cukup puas walaupun dapat mencapai orgasme setelah melakukan masturbasi dengan vibrator di luar waktu hubungan seksual dengan suaminya. Ini dapat dimengerti, karena orgasme yang dicapainya tidak melibatkan unsur emosi dengan pasangannya. Tetapi sebagian besar wanita yang menerima rangsangan seksual dengan vibrator dari suaminya merasa sangat puas walaupun gagal mencapai orgasme melalui hubungan seksual.

Bahkan sebagian wanita dapat mencapai beberapa kali orgasme (multi orgasm). Kejadian ini juga dapat dimengerti karena rangsangan fisik dari vibrator dapat berlangsung lama dan efektif, di samping rangsangan psikis karena kehadiran suami yang membantu.

Penggunaan vibrator untuk mengatasi kegagalan orgasme pada wanita bukanlah sesuatu yang aneh. Dalam penanganan kegagalan orgasme wanita, salah satu program yang dapat dilakukan ialah program masturbasi. Selama melakukan program ini, vibrator dapat digunakan bila masturbasi dengan menggunakan jari juga gagal menimbulkan orgasme.

(Abd)


Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya