Cerita Sukses Pelaku Diet OCD, Ada yang Turun 12 Kg dalam Sebulan

Meskipun di awal kemunculan OCD milik mentalis Deddy Corbuzier banyak menuai kontra, pada akhirnya banyak pelakunya yang berhasil.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 30 Sep 2013, 13:33 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2013, 13:33 WIB
diet-tips-130929b.jpg

Meskipun di awal kemunculan Obsessive Corbuzier's Diet (OCD) milik mentalis Deddy Corbuzier banyak menuai kontra, pada akhirnya banyak pelaku diet yang mengaku berhasil menjalani pola diet ini, dan mampu mengurangi berat badannya dengan sangat cepat.

Seperti apa pengalaman pelaku OCD yang berhasil turunkan berat badan, berikut kisahnya:

Ivan Alfian (19 tahun) turun 12 Kg dalam sebulan

Seperti yang diutarakan salah seorang pelakunya, Ivan Alfiann, 19 tahun, mahasiswa semester 3 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Cikokol, Tangerang.

Ivan mengaku, berat badan sebelum mengikuti OCD adalah 100 kilogram. Setelah 3 minggu mencoba pola diet OCD, Ivan berhasil menurunkan berat badan sebesar 12 kilogram.

"Awal mengikutinya tanggal 9 September kemarin, sampai hari ini terhitung sudah 12 kilogram turunnya. Sekarang berat badan saya, sudah 88 kilogram," kata Ivan, saat diwawancarai tim Health Liputan6.com, Senin (30/9/2013)

Jendela makan yang dipilih ketika menjalani OCD adalah 4 jam dan 24 jam. Di minggu pertama, Ivan konsisten dengan jendela makan 4 jam. Baru, di minggu kedua Ivan coba memasukkan jendela makan 24 jam di setiap minggunya, selama 2 hari berturut-turut.

"Yang 4 jam sebenarnya kalau konsisten juga turun. Tapi, akan lebih optimal kalau ada yang 24 jam," tambah dia.

Agar lebih maksimal lagi, Ivan tidak lupa untuk melakukan olahraga yang dianjurkan oleh Deddy Corbuzier di dalam buku elektroniknya, yaitu O7W (OCD 7 minutes work out). Olahraga ini hanya perlu dilakukan selama 7 menit, dan dilakukan di pagi hari atau di saat puasa sebelum ada makanan yang masuk.

Ada 12 gerakan dalam O7W yang semuanya cukup dilakukan masing-masing 30 detik saja, seperti jumping jacks, posisi duduk menahan tubuh di tembok, push up, crunch, naik turun kursi, squat, trisep, planking, lari di tempat, lunge, push up, dan slide planking.

Berhubung mulanya Ivan memiliki badan yang cukup besar, ia pun memilih untuk menghindari push up dan sit up, dan memilih senam biasa, serta naik turun tangga.

"Soalnya kata Mas Deddy, kalau masih buncit enggak perlu push up dan sit up. Latihan ini perlu, untuk ngencengin tubuh, biar tidak kendor," jelasnya.

Efek positif pun banyak dirasakan Ivan, mulai dari badan yang mulai mengecil, sampai tidak gampang ngantuk di pagi hari.

"Benar kata Mas Deddy, kalau OCD dan tidak sarapan pagi, pasti enggak bikin cepat ngantuk. Itu terbukti. Saya semenjak OCD, jadi tidak gampang ngantuk. Untuk ukuran baju, sudah jelas berubah. Dulu XL, sekarang harus ganti L," katanya.

Kini, Ivan masih melanjutkan OCD-nya, dan ingin meraih berat badan ideal yang ia cita-citakan, yaitu 75 kilogram. Dan berharap, ia dapat menularkan efek baik ini kepada kakaknya yang juga berbadan besar.

Eirene Lestari (21 Tahun) turun 3,5 kg dalam 3 minggu

Kisah lain datang dari Eirene Lestari, 21 tahun, mahasiswi semester 7 Ilmu Pariwisata, Universitas Udayana, Bali.

Eirene mengatakan, dirinya baru saja 3 minggu ini mengikuti OCD. Tapi hasilnya, ia mampu menurunkan berat badannya sebanyak 3,5 kilogram. 50 kilogram adalah berat badan pertama Eirene sebelum ia mengikuti OCD, setelah 3 minggu berlalu berat badannya kini 46,5 kilogram.

Dia menceritakan, awal mula mengikuti OCD karena sering membaca testimoni dari para pelaku diet ini yang sudah berhasil menurunkan berat badan di jejaring sosial Twitter. Sejak saat itu, tanpa pikir panjang Eirene memutuskan untuk ber-OCD.

Jendela makan yang dipilih olehnya beragam. Terkadang 8 jam, 6 jam, dan seminggu 2 kali mengambil jendela makan 24 jam.

"Saya enggak lemas, walaupun saya punya maag akut. Selama OCD, sumpah deh, enggak berpengaruh sama sekali. Jangan takut maag kambuh," terangnya.

Selain itu, Eirene mengaku kalau kini ia lebih fresh, dan insomnia sudah hilang. Dulu, ia susah sekali tidur di bawah jam 2 pagi, tapi kini jam 10 atau jam 11 malam, ia sudah mengantuk, dan tidurnya pulas.

"OCD bikin saya lebih fresh. Dulu susah tidur, sekarang sudah enggak. Saya takjub sama OCD. Percaya enggak percaya, tapi ini kenyataannya," pungkasnya.

Brigadir Yudha (28 Tahun), turun 10 Kg dalam 40 hari

Senada dengan dua lainnya, Brigadir Yudha dari Polrestabes Semarang ikut merasakan dampak positif dari OCD ini.

19 Agustus 2013, sewaktu ia mengikuti OCD untuk pertama kalinya, berat badannya adalah 100 kilogram. Sampai hari, terhitung sudah 40 hari ia menjalani OCD, dan berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 10 kilogram.

Dua hari pertama mengikuti OCD, ia memilih jendela makan 6 jam. Baru di dua hari berikutnya, ia memilih jendela makan 4 jam. Merasa usahanya kurang optimal, tanpa pikir panjang ia memilih untuk melakukan jendela makan 24 jam, setiap harinya.

"Jadi, saya makannya cuma jam 12 siang. Habis itu, puasa lagi. Enaknya, saya bisa makan nasi padang, ayam goreng, dan semuanya adalah kesukaan saya," katanya saat diwawancarai tim Health Liputan6.com .

Yudha juga menceritakan, semenjak OCD ketika bangun pagi tidak lagi males, beda dengan dulu. "Dulu saya itu bangun pagi bawaannya malas. Semenjak OCD, bangun jam 4.30 pagi, segar dan bawannya pun tidak malas," tambah dia.

OCD ini, lanjut Yudha, selain bagus untuk kesehatan, untuk perut, bagus juga buat dompet. Dulu, sang istri suka mengeluh melihat kelakukan suaminya yang selalu pulang dengan membawa gula, dan cemilan. Sekarang, gula dan cemilan itu sudah tidak ada lagi.

"Sekarang enak, lebih banyak mensave uang yang tidak perlu," tambah dia.

Sambil berseloroh ia mengatakan, bahwa OCD yang diklaim gratis sebenarnya tidaklah gratis sama sekali. Pasalnya, setiap minggu ia harus mengeluarkan uang buat sesuatu yang dilakukannya karena OCD.

"Ha ha ha ... Sekarang saya tiap minggu harus jahit baju dan celana. Tiap minggu harus ngecilin pakaian lagi. Tukang jahit saya sampai nanya, apa yang sebenarnya terjadi, kok saya sampai mengecilkan pakaian terus menerus. Jadi, OCD itu tidak gratis, OCD itu bayar. Tapi, bayar untuk sesuatu yang baik bagi kita," canda dia.

Selain berpuasa, Yudha pun rutin melakukan olahraga yang dianjurkan ketika melakukan OCD, yaitu O7W dan ditambah dengan angkat beban.

Sekarang, ia akan mengajak teman-temannya untuk mengikuti OCD ini. "Saya kan, sudah berhasil menjalani OCD, dan sudah terlihat buktinya. Saya juga mau teman-teman saya melakukan ini," lanjutnya.

Untuk urusan ranjang, Yudha mengatakan OCD ikut berperan penting. Pasalnya, semenjak diet OCD, dia kini lebih mampu memuaskan sang istri, karena mampu 'bermain' dengan durasi cukup lama.

"Kehidupan jasmani sehati, seksual pun sehat. Semua berkat OCD. Pokoknya, kalau ada yang bilang OCD itu negatif, enggak benar. Semua hasilnya baik kok," tutup dia.

(Adt/Igw)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya