Kegiatan fisik yang berat tidak berpengaruh pada risiko berkembangnya kanker prostat. Namun, kegiatan semacam itu bisa menghambat bertambah parahnya penyakit yang banyak menimpa pria lanjut usia.
Meski sebelumnya sudah banyak terdapat penelitian yang mengaitkan kegiatan fisik dengan pencegahan kanker prostat, Dr. Edward L. Giovannucci dari Harvard School of Public Health, AS, dan rekan berpendapat, "Banyak dari penelitian itu tidak dirancang untuk mengkaji kegiatan fisik secara rinci."
Untuk mengkaji masalah itu lebih jauh lagi, Dr. Giovannucci bersama tim menganalisis hampir 50.000 pria yang mengikuti suatu program pemantauan kesehatan selama 14 tahun di AS. Selama kurun waktu tersebut, para pria itu ditanya secara rinci mengenai kegiatan olahraga mereka setiap tahun.
Sepanjang kurun waktu itu pula, 2.892 kasus kanker prostat baru terdiagnosis, termasuk 482 di antaranya yang tergolong parah. Dalam laporannya di Archives of Internal Medicine, peneliti menyimpulkan bahwa risiko kanker prostat tidak dipengaruhi oleh aktivitas fisik.
Namun, di antara pria berusia 65 tahun ke atas, mereka yang melakukan kegiatan fisik berat sedikitnya tiga kali dalam seminggu, 67 persen lebih kecil untuk terdiagnosis kanker prostat dibanding yang tidak aktif. Untuk yang terkena kasus kanker prostat berat, penurunan risiko itu bahkan lebih nyata, yaitu 74 persen.
"Meski mekanisme terhambatnya perkembangan kanker prostat itu masih perlu dipelajari, temuan ini menyiratkan bahwa kegiatan fisik yang berat untuk memperlambat pertumbuhan kanker prostat perlu direkomendasikan. Tujuannya, agar kematian akibat kanker prostat dapat dikurangi," kata peneliti.
(Abd)
Meski sebelumnya sudah banyak terdapat penelitian yang mengaitkan kegiatan fisik dengan pencegahan kanker prostat, Dr. Edward L. Giovannucci dari Harvard School of Public Health, AS, dan rekan berpendapat, "Banyak dari penelitian itu tidak dirancang untuk mengkaji kegiatan fisik secara rinci."
Untuk mengkaji masalah itu lebih jauh lagi, Dr. Giovannucci bersama tim menganalisis hampir 50.000 pria yang mengikuti suatu program pemantauan kesehatan selama 14 tahun di AS. Selama kurun waktu tersebut, para pria itu ditanya secara rinci mengenai kegiatan olahraga mereka setiap tahun.
Sepanjang kurun waktu itu pula, 2.892 kasus kanker prostat baru terdiagnosis, termasuk 482 di antaranya yang tergolong parah. Dalam laporannya di Archives of Internal Medicine, peneliti menyimpulkan bahwa risiko kanker prostat tidak dipengaruhi oleh aktivitas fisik.
Namun, di antara pria berusia 65 tahun ke atas, mereka yang melakukan kegiatan fisik berat sedikitnya tiga kali dalam seminggu, 67 persen lebih kecil untuk terdiagnosis kanker prostat dibanding yang tidak aktif. Untuk yang terkena kasus kanker prostat berat, penurunan risiko itu bahkan lebih nyata, yaitu 74 persen.
"Meski mekanisme terhambatnya perkembangan kanker prostat itu masih perlu dipelajari, temuan ini menyiratkan bahwa kegiatan fisik yang berat untuk memperlambat pertumbuhan kanker prostat perlu direkomendasikan. Tujuannya, agar kematian akibat kanker prostat dapat dikurangi," kata peneliti.
(Abd)