5 Fakta Cacar Monyet, Kasus Penyakit Langka Pertama yang Ditemukan Singapura

Kasus infeksi monkeypox atau yang biasa disebut sebagai cacar monyet sekarang ini telah menyebar di Singapura.

oleh Afifah Cinthia Pasha diperbarui 12 Mei 2019, 10:31 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2019, 10:31 WIB
Monkeypox, infeksi virus langka mirip dengan cacar (Photo: CDC Public Health Image Library)
Monkeypox, infeksi virus langka mirip dengan cacar (Photo: CDC Public Health Image Library)

Liputan6.com, Jakarta Kasus infeksi monkeypox atau yang biasa disebut sebagai cacar monyet sekarang ini telah menyebar di Singapura. Pasien pertama di negara itu adalah warga negara Nigeria, berusia 38 tahun, yang tiba di Negeri Singapura pada 28 April lalu. Kementerian Kesehatan Singapura mengkonfirmasi adanya kasus infeksi monkeypox di Singapura.

Dalam sebuah siaran pers Kementrian Kesehatan MOH, Kamis 9 Mei 2019, pasien saat ini dalam kondisi stabil dan tengah dikarantina di National Centre for Infectious Diseases (NCID) Singapura. Kementerian Kesehatan Singapura menggarisbawahi bahwa kasus cacar monyet ini adalah pertama kali di negaranya, seperti yang Liputan6.com lansir dari Channel News Asia, Jumat (12/5/2019).

"Pasien melaporkan sebelum kedatangannya di Singapura, ia sempat menghadiri pernikahan di Nigeria. Ia mungkin telah mengkonsumsi daging binatang liar (di pernikahan itu), yang bisa menjadi sumber penularan virus monkeypox," kata MOH.

Tentang Cacar Monyet

Ilustrasi Sakit Flu dan Demam
Ilustrasi Sakit Flu dan Demam (iStockphoto)

Monkeypox adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus, ditularkan ke manusia dari hewan terutama di Afrika Tengah dan Barat. Proses perpindahan virus terjadi saat seseorang melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi seperti tikus. Penularan "dari manusia ke manusia", dapat terjadi karena adanya kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan penderita. Selain itu, bisa pula disebabkan karena terkontaminasi oleh cairan pasien yang terinfeksi.

Gejala monkeypox termasuk di antaranya adalah demam, sakit, pembengkakan kelenjar getah bening, serta ruam kulit. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia atau bahkan kematian dalam beberapa kasus. Dalam kasus ini Kementerian Kesehatan Singapura telah memeriksa 23 orang yang sempat memiliki kontak dekat dengan pasien.

Direktur eksekutif NCID, Leo Yee Sin, mengatakan penyakit itu untuk memiliki risiko yang rendah untuk menyebar di Singapura.  Ia menambahkan, rata-rata setiap orang yang terinfeksi menularkan virus kepada kurang dari satu orang lainnya.

Hal itu jauh lebih tidak menular daripada flu biasa. Rantai penularan juga dapat dihentikan dengan karantina pada mereka yang sempat melakukan kontak dekat dengan penderita. MOH juga menyebut bahwa penyakit ini biasanya sembuh sendiri, dengan sebagian besar pasien sembuh dalam dua hingga tiga minggu. Berikut 5 fakta cacar monyet yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (12/5/2019).

1. Ditemukan Tahun 1958

Penyakit ini disebut monkeypox karena pertama kali ditemukan di laboratorium monyet pada tahun 1958.

2. Menyebabkan Komplikasi

Mereka yang terinfeksi monkeypox biasanya mengalami demam, sakit kepala, sakit otot, sakit tubuh, pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam kulit. Dalam beberapa kasus, virus dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, radang otak dan infeksi mata.

3. Berasal dari Binatang

Penularan virus biasanya terjadi ketika seseorang melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi, seperti tikus, melalui perburuan dan konsumsi bushmeat. Bushmeat adalah daging hewan liar yang diburu dan dijual untuk makanan dan merupakan sumber protein yang populer di beberapa bagian Afrika.

4. Membutuhkan Perawatan Khusus

Dalam kasus penyakit ini pasien membutuhkan perawatan khusus atau vaksin yang tersedia untuk infeksi monkeypox. Vaksinasi cacar ini terbukti 85 persen efektif dalam mencegah infeksi virus.

5. Masih Tergolong Rendah Penyebarannya

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, saat ini belum ada bukti bahwa penularan dari manusia ke manusia dapat mengakibatkan penyebaran infeksi. Kementerian Kesehatan mengatakan risiko penyebaran monkeypox di Singapura cukup rendah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya