5 Bahaya Mengonsumsi Telur Ayam Terlalu Banyak, Picu Kolesterol Tinggi

Batasi jumlah asupan konsumsi telur.

oleh Nisa Mutia Sari diperbarui 10 Sep 2019, 15:45 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2019, 15:45 WIB
Bahaya Mengonsumsi Telur Ayam Terlalu Banyak
Ilustrasi Telur Ayam (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Telur merupakan salah satu bahan makanan favorit banyak orang. Tidak hanya enak, tetapi telur juga bisa diolah menjadi berbagai macam masakan dan memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Namun di balik manfaat telur untuk kesehatan, ada juga yang khawatir makan telur karena dianggap bisa menaikkan koletserol. 

Ya, tingginya kolesterol bisa memicu berbagai macam penyakit. Untuk itu para ahli di seluruh dunia menyarankan untuk tidak mengonsumsi telur lebih dari dua butir per harinya. Ada batasan dalam mengonsumsi telur agar tidak mengganggu kesehatan. Kamu diperbolehkan mengonsumsi telur hingga empat telur seminggu.

Buat kamu yang tidak memiliki riwayat kolesterol tinggi, diabetes, atau kelainan jantung, kamu boleh makan sampai enam telur per minggunya. Apabila berlebihan, maka akan mengganggu kesehatan.

Berikut ini Liputan6.com, Selasa (10/9/2019) telah merangkum dari berbagai sumber beberapa bahaya kesehatan dari mengonsumsi telur terlalu banyak.

Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Bahaya Mengonsumsi Telur Ayam Terlalu Banyak
Ilustrasi Jantung (iStock)

Bahaya mengonsumsi telur ayam terlalu banyak yang pertama adalah bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Banyak data yang mengatakan bahwa mengonsumsi telur secara rendah hingga sedang, tidak terkait dengan meningkatnya risiko serangan jantung dan diabetes.

Hal ini dikarenakan pada satu butir telur saja paling tidak mengandung 186 miligram kolesterol. Oleh karena itu, jika mengonsumsinya secara belebihan bisa berisiko terkena gangguan pada kesehatan.

Sebuah penelitian merekomendasikan bahwa kamu sebaiknya mengonsumsi telur tidak lebih dari dua butir per harinya. Studi lainnya juga menemukan adanya bahaya di balik memakan telur secara berlebihan.

Seseorang boleh mengonsumsi hingga empat telur seminggu. Bagi kamu yang tidak memiliki kolesterol tinggi, diabetes, atau kelainan jantung, kamu boleh makan sampai enam telur per minggu.

Meningkatkan Kolesterol

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Pada satu butir telur mengandung sekitar 186 miligram kolesterol. Mengonsumsi enam butir telur dalam seminggu merupakan batas maksimal yang dianjurkan. Namun jumlah ini harus diimbangi dengan aktivitas olahraga.

Kamu perlu menjaga tingkat kolesterol di bawah 200 miligram per harinya. Apabila kamu terlalu banyak makan telur, kamu akan mengalami kelebihan kolesterol. Hal ini akan mengakibatkan tubuh mengalami peningkatan kolesterol dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Menimbulkan Munculnya Jerawat

Bahaya Mengonsumsi Telur Ayam Terlalu Banyak
Jerawat (Sumber: iStockphoto)

Walaupun tidak menyebabkan munculnya jerawat secara langsung, namun telur dapat membuat jerawat pada sebagain orang semakin memburuk. Pola makan yang tinggi daging dan produk daging termasuk telur, biasanya mengandung karbohidrat olahan dan makanan olahan yang dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh.

Nah, peradangan ini akan membuat laju produksi kelenjar minyak makin meningkat sehingga membuat kulit berminyak, mengundang bakteri dan memicu munculnya jerawat di kulit.

Kelebihan Berat Badan

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Pada telur mengandung 75 kalori per butirnya. Tingginya kalori dalam telur dapat membuat berat badan kamu semakin naik. Selain itu, kandungan kemak yang tinggi pada telur juga bisa membuat berat badan kamu bertambah.

Apabila ingin lebih sehat, dianjurkan untuk mengonsumsi telur 2 – 3 hari sekali untuk perempuan yang merasa kelebihan berat badan.

Berisiko Kematian

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Para peneliti menemukan bahwa seseorang yang mengonsumsi tujuh atau lebih telur dalam seminggu, memiliki hampir 25 persen peningkatan risiko kematian dibandingkan dengan konsumsi telur yang rendah.

Bagi penderita diabetes, risiko kematian dua kali lipat dibandingkan dengan penderita yang mengonsumsi paling sedikit telur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya