Liputan6.com, Jakarta Rasa lapar adalah cara tubuh memberi sinyal bahwa ia membutuhkan makanan dan energi. Meski lapar adalah isyarat penting bagi tubuh untuk mengisi energi yang dibutuhkan untuk bertahan hidup, kadang kelaparan bisa berarti tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang tepat.
Baca Juga
Advertisement
Dari perut keroncongan hingga sakit kepala, rasa lapar memang menyiksa. Tetapi jika Anda lapar bahkan sesaat setelah makan, ada hal-hal tetentu yang mendasarinya. Rasa lapar terus menerus juga bisa menandakan gangguan psikologis. Ini karena lapar merupakan cara untuk mengatasi stres dan kebosanan secara emosional.
Tubuh bergantung pada makanan untuk mendapatkan energi, jadi wajar merasa lapar jika tidak makan selama beberapa jam. Tetapi jika perut terus-menerus bergemuruh, bahkan setelah makan, ada sesuatu yang terjadi dengan kesehatan.
Jadi bagaimana Anda bisa mengetahui apa yang ingin disampaikan tubuh? Berikut alasan merasa terus lapar meski sudah makan, dirangkum liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (3/10/2019).
Tidak cukup tidur
Dilansir dari Live Strong, menurut National Sleep Foundation, tidur yang cukup adalah antara tujuh dan sembilan jam per malam. Waktu tidur kurang dari itu menghasilkan lonjakan hormon ghrelin jangka pendek. Hormon ini meningkatkan nafsu makan serta penurunan leptin yang menurunkan mafsu makan.
Selain itu, sebuah studi September 2019 yang diterbitkan dalam Journal of Lipid Research menemukan bahwa kurang tidur 4 hari berturut-turut dapat menyebabkan tubuh memetabolisme makanan secara tidak normal. Ini membuat tubuh merasa lapar bahkan setelah makan.
Advertisement
Dehidrasi
Banyak orang mulai merasa lesu dan pusing dan berpikir mereka membutuhkan makanan. Tetapi kondisi yang sebenarya adalah mereka mengalami dehidrasi.
Beberapa bukti juga menunjukkan bahwa air minum dapat membantu seseorang merasa kenyang. Dilansir dari Medical News Today, satu studi 2014 meneliti efek asupan air yang berlebihan pada wanita yang kelebihan berat badan.
Para peneliti meminta para peserta untuk minum 0,5 liter air 30 menit sebelum makan sarapan, makan siang, dan makan malam setiap hari. Setelah 8 minggu, para wanita itu kehilangan berat badan dan melaporkan mengalami penurunan nafsu makan.
Sedang bosan
Beberapa orang merefleksikan rasa bosan menjadi rasa lapar. Ini menyebabkan mereka makan lebih banyak. Jika Anda menonton TV dan mendapati diri meraih sekotak permen atau camilan tanpa berpikir, pertimbangkan bahwa Anda mungkin mengemil karena bosan, bukan lapar.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Frontiers in Psychology edisi April 2015, para peneliti meminta peserta studi untuk membuat jurnal makanan selama satu minggu, mencatat apa yang mereka makan dan kapan.
Studi ini menemukan bahwa partisipan lebih cenderung makan selama periode kebosanan dan makanan yang dimakan cenderung ke arah lemak dan karbohidrat tidak sehat.
Advertisement
Kekurangan serat
Selain penting untuk pencernaan yang sehat dan mencegah sembelit, serat makanan juga dapat berperan dalam mengendalikan rasa lapar. Makanan rendah serat bisa membuat Anda cepat lapar. Ini karena serat memperlambat proses pencernaan, meninggalkan makanan di perut untuk jangka waktu yang lebih lama dan memberi rasa kenyang.
Para ahli merekomendasikan pria berusia 19-50 tahun makan 38 g serat setiap hari dan wanita berusia 19-50 tahun makan 25 g serat setiap hari.
Penting untuk dicatat bahwa ada berbagai jenis serat, dan beberapa lebih baik daripada yang lain. Beberapa penelitian telah menemukan serat larut lebih mengenyangkan dari serat tidak larut.
Terlalu banyak konsumsi garam
Pada 2017, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Investigation menemukan bahwa makan tinggi sodium sebenarnya meningkatkan rasa lapar dalam jangka panjang. Para peneliti menemukan bahwa makan tinggi sodium (lebih dari 12 gram per hari) menyebabkan tubuh menahan cairan yang membutuhkan lebih banyak energi dan kalori untuk disimpan.
Makanan yang mengandung banyak garam juga cenderung diproses. Ini dapat ditemukan pada makanan olahan dan cepat saji. Banyak makanan olahan yang direkayasa secara kimiawi menjadi sangat enak dan menyebabkan makan berlebihan.
Advertisement
Masalah kesehatan tertentu
Rasa lapar yang sering terjadi bahkan setelah makan mungkin merupakan gejala penyakit. Selain itu, rasa lapar yang berlebihan sering merupakan gejala dari beberapa kondisi lain, seperti depresi, kecemasan, dan sindrom pramenstruasi.
Sering kelaparan adalah tanda klasik diabetes. Ini terjadi akibat kadar gula darah yang sangat tinggi. Hipertiroidisme, suatu kondisi yang ditandai dengan tiroid yang terlalu aktif, juga dikaitkan dengan meningkatnya rasa lapar. Ini karena produksi hormon tiroid berlebih, yang dikenal dapat meningkatkan nafsu makan.
Hipoglikemia, atau kadar gula darah rendah, juga dapat meningkatkan tingkat kelaparan. Kadar gula darah mungkin turun jika belum makan untuk sementara waktu, efek yang mungkin diperburuk oleh makanan tinggi karbohidrat dan gula rafinasi. ipoglikemia juga terkait dengan kondisi medis, seperti diabetes tipe 2, hipertiroidisme, dan gagal ginjal.