Liputan6.com, Jakarta Ternyata bentuk kekerasan tak hanya berupa kekerasan fisik, tapi juga dalam bentuk kekerasan verbal (ucapan) dan mental. Kekerasan verbal adalah kekerasan terhadap perasaan dengan menggunakan kata-kata yang kasar tanpa menyentuh fisiknya.
Tak hanya pada orang dewasa, kekerasan verbal ini juga sering dialami oleh anak-anak. Hal ini bisa berdampak pada kondisi emosional anak. Pelaku kekerasan verbal pada anak biasanya adalah orang dewasa atau bahkan orangtua sendiri.
Advertisement
Baca Juga
Sebenernya kekerasan verbal kebanyakan dilakukan bukan karena niat jahat, melainkan tujuannya baik, untuk mendidik anak, hanya pemilihan katanya kurang tepat. Sering dianggap sepele, bahaya dari kekerasan verbal ini ternyata lebih bahaya dari kekerasa fisik.
Bahaya kekerasan verbal dapat membuat anak mengalami keterlambatan perkembangan, memicu komplikasi, bahkan kematian, seperti yang Liputan6.com lansir dari Health Space, Kamis (24/10/2019). Berikut 6 bahaya kekerasan verbal bagi psikologis anak yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (24/10/2019).
1. Mengubah perilaku anak
Salah satu bahaya yang ditimbulkan dari kekerasan verbal adalah dapat mengubah perilaku anak. Menyakiti orang lain mungkin menjadi pelarian dengan meniru kekerasan yang pernah dialaminya. Selain itu, biasanya anak-anak yang pernah menjadi korban bisa berpeluang tumbuh menjadi tukang bully juga.
Advertisement
2. Kekerasan verbal bisa membuat anak selalu merasa bersalah
Kekerasan verbal meruntuhkan kepercayaan diri seseorang bahkan anak-anak, mereka merasa tidak dicintai dan dihormati. Anak akan merasa penasaran apa kesalahan yang telah dilakukan sampai harus menderita dan kesakitan batin. Dalam rasa putus asa mencari pelipur lara, dia akan merasa pantas mendapatkannya, dan terbiasa direndahkan dalam pergaulan.
3. Meruntuhkan kepercayaan diri
Bahaya kekerasan verbal yang lain adalah menurunkan kepercayaan diri dari anak. Kata-kata yang pernah dilontarkan akan menghantuinya.
Pengalaman seperti itu bisa meruntuhkan kepercayaan diri seseorang. Anak kehilangan rasa hormat pada dirinya sendiri dan merasa dirinya tidak berharga.
Advertisement
4. Sakitnya bertahan seumur hidup
Jika kamu mengalami sakit fisik, setelah sembuh kamu bisa melupakan rasa sakitnya. Tapi rasa sakit karena direndahkan dalam pekerjaan atau tidak dihargai akan sulit dilupakan. Kekerasan verbal menghasilkan sakit secara emosional yang menghantui seseorang sepanjang hidupnya.
Dampak yang muncul saat anak mengingat kejadian itu selalu akan memicu rasa sakit lagi meski sudah bertahun-tahun berlalu. Bahkan hal ini bisa merusak mental anak-anak. Bagi orang dewasa saja hal ini cukup sulit disembuhkan apalagi jika dialami sejak anak-anak.
5. Tidak memiliki motivasi hidup
Anak yang menjadi korban kekerasan verbal mungkin akan terus-menerus gagal mengembangkan pandangan positif. Tidak semudah membalikan telapak tangan dan bilang ‘berpikir positif saja’ orang-orang yang mengalami kekerasaan verbal akan mudah down.
Advertisement
6. Masalah kesehatan
Anak yang kerap menerima kekerasan verbal bisa mengalami depresi. Depresi mengarah pada perbuatan yang cenderung negatif, misal timbulnya kebiasaan makan terlalu banyak atau berhenti makan sama sekali.
Jangka panjangnya tentu akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tulang, otot, dan organ vitalnya yang juga terganggu. Lambat laun, kondisi fisik anak akan semakin lemah seiring berjalannya waktu.