Liputan6.com, Jakarta Kekerasan verbal tanpa disadari sering dilakukan orangtua ke anak. Perlu diketahui, kekerasan verbal sama buruknya seperti tindak kekerasan berupa pukulan, tamparan, dan pelecehan. Sekali pun hanya berupa kata-kata.
Kekerasan verbal yang didapat seorang anak secara berulang memiliki dampak yang tidak ringan di masa depan. Terutama kerugian psikis yang mengganggu proses tumbuh kembang seorang anak menjadi manusia yang utuh.
Baca Juga
Berikut adalah beberapa tips untuk orangtua, untuk menghindari kekerasan verbal pada anak seperti dijelaskan psikolog dari Universitas Tarumanegara, Naomi Soetikno M.Pd., Psi dalam forum diskusi Ngobrol Bareng Sahabat di Jakarta, ditulis Rabu (4/11/2015);
Advertisement
1. Ketika kondisi emosi maupun fisik sedang turun, hindari kontak dengan anak. Disarankan orangtua melakukan rileksasi terlebih dahulu, dengan mandi sebelum bermain dengan anak.
2. Ketika amarah mulai memuncak segera lakukan stabilisasi. Turunkan emosi dengan menarik napas dalam, memegang sesuatu yang ada di sekitar kita, rasakan apa yang disentuh, dan kembali ke kesadaran. Dengan begitu logika akan normal lagi.
3. Mengancam adalah bentuk lain dari kekerasan verbal yang tidak dianjurkan. Ilmu psikologi saat ini berkembang ke arah psikologi positif dan tidak lagi mendukung konsep reward and punishment. Psikologi positif, memang agak sulit bagi sebagian orangtua karena kita harus selalu memberikan komentar positif pada situasi negatif. Lebih mudah mengeluarkan punishment (hukuman).
4. Tingkatkan kebersamaan dengan anak agar lebih mudah memberikan statement positif. Selalu berikan apresiasi, bukan hanya pujian tetapi lebih pada membaca situasi. Misalnya anak membantu membersihkan kamar tidurnya, maka lebih baik berikan pengertian bahwa dengan kamar yang bersih dan rapi, suasana akan lebih nyaman.