Kecoa Sudah Ada Sejak 220 Juta Tahun dan Mampu Hidup Tanpa Kepala

Diketahui ada lebih dari 4.000 kecoa yang diyakini para peneliti hidup di bumi.

oleh stella maris diperbarui 02 Mar 2021, 13:25 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2020, 06:07 WIB
Benarkah Infeksi Cacing Disebarkan Melalui Kecoa?
Benarkah Infeksi Cacing Disebarkan Melalui Kecoa?

Liputan6.com, Jakarta Kecoa merupakan salah satu hewan yang sering muncul di area rumah karena mereka menyukai tempat dengan kelembapan tinggi, seperti kamar mandi, gudang, bahkan sampai ke sudut penyimpanan piring. Nah terkait kecoa, ada fakta mengejutkan yang jarang diketahui banyak orang. 

Fakta utama yang diketahui para peneliti hingga saat ini, kecoa menjadi salah satu serangga yang berevolusi dengan sangat cepat. Dijelaskan di laman Owl Cation, kecoa muncul sekitar 220 juta tahun lalu. 

Artinya, kecoa sudah ada di zaman karbon atau periode karbonifer di era Paleozoikum atau era kehidupan purba yang berlangsung sekitar 359,2 juta tahun sampai 299 juta tahun lalu. 

Meski menjadi salah satu hewan tertua di dunia, kecoa punya kemampuan bertahan hidup yang luar biasa. Ya di saat semua spesies mati, kecoa malah tidak masuk dalam daftar hewan yang terancam punah. 

Hewan Berdarah Dingin dan Hidup Tanpa Kepala

Kecoa merupakan hewan yang tidak memiliki paru-paru dan tidak memiliki jaringan pembuluh darah. Ya, kecoa bernapas melalui spirakel, yaitu lubang ventilasi kecil yang melekat di tubuhnya.

Melalui lubang spirakel, oksigen dapat langsung tersebar ke seluruh tubuh tanpa perlu aliran darah, sehingga kecoa tak menggantungkan kemampuan bernapasnya lewat hidung, mulut, atau kepala. 

Nah hal itulah yang membuat kecoa dapat hidup meski tanpa kepala. Bahkan laman Live Science menyebut bahwa sampai saat ini diketahui ada lebih dari 4.000 kecoa yang diyakini para peneliti hidup di bumi. 

Fakta lain terungkap bahwa kecoa mampu menahan napas selama 40 menit meski terendam di air selama 30 menit. Kecoa juga sering menahan napas untuk membantu menghilangkan air yang melekat di tubuhnya. 

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Pembawa Bakteri

Tahukah kamu bahwa selain punya kemampuan dengan tidak minum selama satu minggu dan hidup tanpa kepala, kecoa juga bisa menahan lapar selama satu bulan sampai cadangan makanan dalam tubuhnya habis. 

Di balik kemampuannya yang luar biasa untuk bertahan hidup, kecoa ternyata memainkan peran sebagai pembawa kuman dan bakteri. Kecoa yang merupakan tipikal pemulung ini biasa makan dari sisa-sisa makanan yang berceceran di rumah, sampah organik yang membusuk, dan paling buruk adalah memakan kotoran hewan lain.   

Bagian terburuk yang harus kamu ketahui adalah kecoa selalu meninggalkan jejak mereka, mulai dari kotoran hingga air liur. Bagian tubuh kecoa juga mengandung alergen spesifik yang menyebabkan manusia dapat terserang alergi dan memicu gangguan pernapasan, seperti asma. 

Paling parah, kecoa juga bahkan dapat membawa penyakit serius seperti Poliomyelitis yang menyebabkan polio. Juga bakteri yang menyebabkan diare parah hingga pendarahan. 

Hal itulah yang membuat manusia membenci kecoak dan berusaha membasminya karena serangga ini merupakan hewan pembawa penyakit. Dengan melihat fakta tersebut, kita harus sadar bahwa kecoa tidak bisa dimatikan dengan cara diinjak karena tubuhnya akan jadi sumber penyakit. 

Oleh karena itu, cara benar dan efektif untuk membasmi kecoa dengan menggunakan 'obat' anti kecoa. Misalnya produk anti kecoa spray yang mampu membasmi kecoa sampai ke sudut yang tersembunyi dan sulit dijangkau. 

Cara lainnya, kamu juga bisa mengandalkan pembasmi anti kecoa berbentuk gel yang dijadikan umpan makanan. Ketika memakan umpan tersebut, dalam waktu beberapa jam dan kembali ke sarangnya, kecoa akan mati dan otomatis menularkan ke kecoa lainnya. 

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya