Sakit Mata dan Delirium Jadi Gejala Baru COVID-19, Ketahui Tandanya

Kenali gejala baru COVID-19 ini.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 11 Des 2020, 20:35 WIB
Diterbitkan 11 Des 2020, 20:35 WIB
New Normal
Ilustrasi Covid-19 Credit: pexels.com/ready

Liputan6.com, Jakarta Gejala baru COVID-19 terus ditemukan. Kini sakit mata dan delirium disebut-sebut sebagai gejala baru COVID-19. Sejumlah penelitian terpisah mengungkap munculnya gejala ini pada pasien COVID-19.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Open Ophthalmology pada 30 November menemukan bahwa sakit mata mungkin merupakan "gejala mata paling signifikan" yang terkait dengan pasien virus corona COVID-19.

Peneliti dari Anglia Ruskin University (ARU) mensurvei 83 pasien COVID dan menemukan bahwa 81 persen melaporkan masalah mata dalam dua minggu setelah gejala virus corona lainnya.

Selain gangguan mata, delirium juga ditemukan pada pasien COVID-19, khususnya lansia. Sebuah studi yang diterbitkan di JAMA Network Open/Emergency Medicine mendukung bukti bahwa lansia yang dirawat di unit gawat darurat dan kemudian didiagnosis positif COVID-19, menunjukkan gejala delirium ketika mereka tidak menunjukkan gejala khas COVID-19 lainnya, seperti demam dan batuk.

Dalam penelitian tersebut, delirium ditemukan pada pasien COVID-19 yang sudah lanjut usia. Dalam studi kohort retrospektif multisenter ini, 28% dari 817 pasien lansia dengan infeksi COVID-19 mengalami delirium saat tiba di UGD.

Tanda dan gejala sakit mata

Ilustrasi
Ilustrasi mata. (dok. pexels.com/Mathias Celis)

Peneliti menemukan, tiga gejala okular (mata) yang paling umum dialami pasien virus corona adalah fotofobia (18%), sakit mata (16%), dan mata gatal (17%). Tanda dan gejala masalah mata yang terkait dengan COVID-19 di antaranya adalah:

- Nyeri mata

- Mata gatal

- Fotofobia

- Mata berair

- Lendir di mata

- Mata berpasir

- Sensasi benda asing di mata

Tanda dan gejala delirium

Lansia (iStock)
Ilustrasi lansia (iStockphoto)

Di antara pasien dengan delirium, delirium adalah gejala utama yang muncul pada 16% pasien. Bahkan, 37% pasien dengan delirium tidak memiliki gejala demam atau sesak napas yang khas COVID-19.

Menurut MayoClinic, delirium adalah gangguan serius pada kemampuan mental yang mengakibatkan kebingungan berpikir dan berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan. Awal delirium biasanya cepat bisa dalam beberapa jam atau beberapa hari. Berikut tanda dan gejala seseorang mengalami delirium:

Kurangnya kesadaran lingkungan

- Ketidakmampuan untuk tetap fokus pada suatu topik atau untuk beralih topik

- Terjebak pada suatu ide daripada menanggapi pertanyaan atau percakapan

- Mudah teralihkan oleh hal-hal yang tidak penting

- Menjadi penyendiri, dengan sedikit atau tanpa aktivitas atau sedikit respons terhadap lingkungan

Keterampilan berpikir yang buruk (gangguan kognitif)

- Disorientasi - misalnya, tidak tahu di mana oa berada atau siapa dirinya

- Kesulitan berbicara atau mengingat kata-kata

- Ucapan bertele-tele atau tidak masuk akal

- Kesulitan memahami ucapan

- Kesulitan membaca atau menulis

Perubahan perilaku

- Halusinasi

- Kegelisahan, agitasi atau perilaku agresif

- Menjadi pendiam dan menarik diri - terutama pada orang dewasa yang lebih tua

- Gerakan melambat atau lesu

- Kebiasaan tidur yang terganggu

Gangguan emosional

- Kecemasan, ketakutan atau paranoia

- Lekas ​​marah atau marah

- Perasaan gembira (euforia)

- Perubahan suasana hati yang cepat dan tidak terduga

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya