5 Fungsi Transistor yang Perlu Diketahui, Beserta Jenis-Jenis dan Cara Kerjanya

Fungsi transistor sendiri adalah memperkuat arus listrik yang masuk ke dalam rangkaian.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 30 Nov 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2021, 15:00 WIB
5 Fungsi Transistor yang Perlu Diketahui, Beserta Jenis-Jenis dan Cara Kerjanya
Ilustrasi transistor (Sumber: Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Transistor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi sebagai switch elektronik. Kerjanya hampir sama dengan switch mekanik. Hampir semua perangkat elektronik menggunakan transistor sebagai komponennya.

Secara umum, transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor. 

Fungsi transistor sendiri adalah memperkuat arus listrik yang masuk ke dalam rangkaian. Fungsi ini berkebalikan dengan resistor yang berperan meredam arus listrik. Selain itu masih banyak fungsi transistor yang perlu anda ketahui.

Berikut ini ulasan mengenai fungsi transistor beserta jenis-jenis dan cara kerjanya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (30/11/2021).

Fungsi Transistor

5 Fungsi Transistor yang Perlu Diketahui, Beserta Jenis-Jenis dan Cara Kerjanya
Ilustrasi transistor. Kredit: PublicDomainPictures via Pixabay

Berikut ini ada beberapa fungsi transistor, diantaranya:

1. Sebagai Saklar

Fungsi transistor yang pertama adalah sebagai saklar. Kebanyakan pada sistem kontrol menggunakan arduino atau jenis mikrokontroller lainnya, menggunakan transistor sebagai switch atau saklar. Sebagai contoh mengontrol relay AC dengan arduino. Pada dasarnya tegangan output arduino tidak sanggup mengontrol relay AC. Apalagi jika di hubungkan langsung akan menyebabkan kerusakan pada arduino itu sendiri. Untuk itu, kita memerlukan rangkaian transistor sebagai switch.

2. Sebagai Driver Motor DC

Fungsi transistor yang lazim dilihat pada sistem kontrol adalah sebagai driver atau pengendali motor DC. Motor DC akan off atau on jika kondisi transistor dalam keadaan saturasi atau cut off. Tidak hanya on off saja, transistor ini juga bisa berfungsi sebagai penentu arah putaran motor DC.

3. Sebagai Pembangkit Sinyal Flip–Flop

Fungsi transistor yang lainnya yaitu sebagai pembangkit sinyal flip-flop. Pada rangkaian flip-flop juga terdapat dua transistor. Di mana led pada gambar di bawah akan hidup dan padam secara bergantian. Penyebab led hidup dan padam atau pembangkin sinyal pada rangkaian ini di sebabkan RC pada rangkaian.

4. Sebagai Penguat Arus

Transistor juga pada umumnya di gunakan sebagai penguat arus pada rangkaian power supply regulator. Biasanya ini digunakan sebagai sumber power supply arduino atau mikrokontroller lain. Supaya bisa digunakan sebagai penguat arus, transistor harus dibiaskan tegangannya pada basis secara konstan. Ini dilakukan agar emitor keluar dengan besaran tegangan yang tetap.

5. Gerbang Logika

Fungsi transistor yang lainnya yaitu sebagai gerbang logika. Gerbang logika merupakan hal dasar di dalam sebuah rangkaian digital. Aplikasi atau contoh penerapan fungsi transistor sebagai gerbang logika ada pada sebuah IC (integrated circuit) yang dapat ditemukan pada komponen komputer, seperti RAM. Di dalam sebuah IC tersebut memuat jutaan gerbang logika yang memiliki fungsi kompleks dan inti dalam sebuah RAM komputer.

Jenis-Jenis Transistor

5 Fungsi Transistor yang Perlu Diketahui, Beserta Jenis-Jenis dan Cara Kerjanya
CCTV untuk tilang elektronik. Dok: PT Jaring Semesta Integrasi

Apabila ditinjau berdasarkan fungsinya, jenis-jenis transistor terdiri dari lima jenis sebagai berikut. 

1. Small Signal Transistor

Small signal transistor atau transistor sinyal kecil adalah suatu jenis transistor universal yang memiliki penguatan hFE 10 hingga 500 dan arus kolektor antara 80mA hingga 600mA. Umumnya, transistor sinyal kecil hanya digunakan pada rangkaian yang menguatkan sinyal kecil. Bahkan juga transistor sinyal kecil  sering digunakan sebagai saklar. Walaupun begitu, transistor yang satu ini memiliki efisiensi yang lebih baik dan ini mampu bekerja hingga 30 MHz. 

2. Small Switching Transistor

Small switching transistor atau transistor untuk saklar arus kecil merupakan transistor yang memiliki spesifikasi yang mirip dengan small signal transistor. Namun, apabila dibandingkan dengan transistor yang sebelumnya, small switching transistor memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi. Hal tersebutlah yang membuat Small switching transistor sering digunakan untuk menjalankan pensaklaran elektronik. 

3. Power Transistor

Power transistor atau  transistor daya tinggi merupakan transistor yang digunakan untuk penguat daya seperti penguat tegangan dan penguat arus. Power transistor dapat bekerja di arus yang tinggi  sehingga menimbulkan panas pada saat bekerja. Oleh karena itu, power transistor dibuat dengan kemasan logam dan ditempelkan  pendingin aluminium pada belakangnya. 

4. High Frequency Transistor

Transistor yang selanjutnya yaitu high frequency transistor atau transistor frekuensi tinggi. Transistor jenis ini hanya digunakan untuk bekerja pada rangkaian frekuensi tinggi. Pada umumnya,  high frequency transistor digunakan untuk radio, smartphone dan televisi. 

5. Phototransistors

Jenis transistor yang terakhir yaitu phototransistors atau transistor foto yang merupakan  transistor dengan fungsi yang unik. Secara bentuk, transistor foto tidak jauh berbeda dengan transistor lainnya. Satu-satu yang membedakannya yaitu pada pinggiran yang terdapat kaca untuk dilalui cahaya. 

Cara Kerja Transistor

5 Fungsi Transistor yang Perlu Diketahui, Beserta Jenis-Jenis dan Cara Kerjanya
Radio Emerson Transistor II (Liputan6/Wikimedia Commons)

Apabila saklar dalam posisi tertutup atau terhubung arus listrik akan mengalir dari kutub baterai positif melewati beban (dalam hal ini lampu) kemudian menuju kaki kolektor dan berhenti di sana. Arus berhenti dikarenakan transistor masih belum mendapatkan pemicu sehingga posisinya tidak aktif. Hal ini menyebabkan lampu masih tetap mati.

Pada waktu yang bersamaan, arus pemicu yang ukurannya lebih kecil dibandingkan arus listrik utama mengalir dari sumber listrik menuju ke transistor kemudian ke saklar, melewati kaki basis transistor lanjut ke emitor, dan berlanjut menuju massa. Karena lampu mendapatkan masa listrik, beban tersebut pun akan menyala. Dari cara kerja transistor tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasinya masih berkaitan dengan saklar. Baik saklar lampu maupun saklar pada peralatan elektronik lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya