Jenis Konjungsi Secara Umum dan Berdasarkan Fungsinya dalam Bahasa Indonesia

Jenis konjungsi secara umum terdiri dari tiga, yaitu konjungsi antarklausa, konjungsi antarkalimat, dan konjungsi antarparagraf.

oleh Husnul Abdi diperbarui 21 Des 2021, 19:45 WIB
Diterbitkan 21 Des 2021, 19:45 WIB
Jenis Konjungsi
Jenis Konjungsi. Credit: pexels.com/John

Liputan6.com, Jakarta Jenis konjungsi perlu dipahami setiap orang, terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pasalnya, konjungsi selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam percakapan, maupun dalam tulisan.

Konjungsi adalah kata penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Konjungsi dibutuhkan untuk memperjelas hubungan dari suatu kata, frasa, klausa, dan kalimat. Bahkan, konjungsi juga dapat memperjelas hubungan dari paragraf.

Jenis konjungsi secara umum terdiri dari tiga, yaitu konjungsi antarklausa, konjungsi antarkalimat, dan konjungsi antarparagraf. Sementara itu, jenis konjungsi berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua, yaitu konjungsi sederajat dan konjungsi bertingkat.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (21/12/2021) tentang jenis konjungsi.

Jenis Konjungsi Berdasarkan Fungsinya

Ilustrasi guru, mengajar, ruang kelas
Ilustrasi guru, mengajar, ruang kelas. (Photo by Tima Miroshnichenko from Pexels)

Sebelum mengenali jenis konjungsi, kamu tentu harus memahami pengertiannya terlebih dahulu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat.

Sementara itu, menurut Sumarlan (2003: 32), konjungsi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara menghubungkan suatu unsur satu dengan yang lainnya dalam sebuah kalimat, paragraf atau sebuah wacana.

Apabila dilihat dari kedudukannya, jenis konjungsi bisa dibagi menjadi dua yaitu jenis konjungsi sederajat dan jenis konjungsi bertingkat.

 

Konjungsi sederajat

Konjungsi sederajat adalah jenis konjungsi atau kata penghubung yang kedudukannya sederajat atau setara. Konjungsi sederajat terdiri dari:

- Menggabungkan biasa: dan, dengan, serta.

- Menggabungkan pilihan: atau.

- Menggabungkan pertentangan: tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya.

- Menggabungkan pembetulan: melainkan, hanya.

- Menggabungkan penegasan: bahkan, malah (malahan), lagipula, apalagi, jangankan.

- Menggabungkan batasan: kecuali, hanya.

- Menggabungkan urutan: lalu, kemudian, selanjutnya.

- Menggabungkan persamaan: yaitu, yakni, bahwa, adalah, ialah.

- Menggabungkan penyimpulan: jadi, karena itu, oleh sebab itu.

 

Konjungsi bertingkat

Jenis konjungsi atau kata penghubung yang menghubungkan klausa dengan klausa yang kedudukannya bertingkat dibedakan sebagai berikut:

- Menyatakan sebab: sebab dan karena

- Menyatakan syarat: kalau, jikalau, jika, bila, apalagi, dan asal

- Menyatakan tujuan: agar dan supaya

- Menyatakan waktu: ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala.

- Menyatakan akibat: sampai, hingga, dan sehingga

- Menyatakan sasaran: untuk dan guna

- Menyatakan perbandingan: seperti, sebagai, dan laksana

Jenis Konjungsi Secara Umum

Ilustrasi Menulis
Ilustrasi Menulis (Photo created by stories on Freepik)

Jenis konjungsi secara umum terdiri dari tiga, yaitu konjungsi antarklausa, konjungsi antarkalimat, dan konjungsi antarparagraf.

 

Konjungsi Antarklausa

Konjungsi antarklausa dibagi lagi menjadi tiga, yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif.

Konjungsi koordinatif. Konjungsi koordinatif adalah jenis konjungsi antarklausa yang menghubungkan dua atau lebih unsur, baik kata maupun klausa yang sama pentingnya atau setara. Konjungsi koordinatif hanya menggunakan satu kata untuk menggabungkan dua klausa yang memiliki status setara. Contoh: dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.

Konjungsi subordinatif. Konjungsi subordinatif menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis yang sama. Kedua klausa dalam konjungsi subordinatif tidak setara. Klausa yang memiliki tingkatan lebih tingi disebut induk kalimat sedangkan klausa yang lebih rendah disebut anak kalimat. Berikut pembagiannya:

- Penghubung subordinatif atributif: yang.

- Penghubung subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.

- Penghubung subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala.

- Penghubung subordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.

- Penghubung subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya.

- Penghubung subordinatif konsesif: biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun, kendati(pun).

- Penghubung subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.

- Penghubung subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.

- Penghubung subordinatif hasil: sehingga, sampai(sampai), maka(nya).

- Penghubung subordinatif alat: dengan, tanpa.

- Penghubung subordinatif cara: dengan, tanpa.

- Penghubung subordinatif komplementasi: bahwa.

- Penghubung subordinatif perbandingan: sama …. dengan, lebih …. dari(pada).

Konjungsi korelatif. Konjungsi korelatif menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat) yang memiliki status sintaksis yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Kalimat yang dibentuk agak rumit dan bervariasi, kadang setara, bertingkat, atau bisa juga kalimat dengan dua subjek dan satu predikat.

Contoh: baik ... maupun, |tidak hanya ..., tetapi juga, |bukan hanya ..., melainkan juga, |demikian ... sehingga, |sedemikian rupa ... sehingga, |apa(kah) ... atau, |entah ... entah,| jangankan ..., ... pun.

Jenis Konjungsi Secara Umum

Menulis
Ilustrasi Menulis Kalimat Credit: pexels.com/Tina

Konjungsi Antarkalimat

Jenis konjungsi antarkalimat merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri. Berikut pembagian konjungsi antarkalimat:

- Makna konsekuensi atau akibat: dengan demikian, akibatnya.

- Makna kebalikan: sebaliknya, berbeda dengan

- Makna keadaan setelahnya: kemudian, selanjutnya, setelah itu.

- Makna keadaan sebenarnya: sebenarnya, sesungguhnya, bahwasanya

- Makna keadaan sebelumnya: malahan, bahkan, tak hanya itu.

- Makna mempertentangkan keadaan sebelumnya: akan tetapi, sayangnya, namun.

- Makna kesediaan: biarpun begitu, meskipun demikian, walaupun demikian

 

Konjungsi Antarparagraf

Jenis konjungsi antarparagraf digunakan untuk mengawali suatu paragraf yang memiliki korelasi dengan paragraf sebelumnya. Contoh dari konjungsi antarparagraf adalah terlebih lagi, disamping, oleh karena itu, berdasarkan, jadi, dan pun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya