Liputan6.com, Jakarta Jenis konjungsi perlu dipahami setiap orang, terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pasalnya, konjungsi selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam percakapan, maupun dalam tulisan.
Konjungsi adalah kata penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Konjungsi dibutuhkan untuk memperjelas hubungan dari suatu kata, frasa, klausa, dan kalimat. Bahkan, konjungsi juga dapat memperjelas hubungan dari paragraf.
Advertisement
Baca Juga
Jenis konjungsi secara umum terdiri dari tiga, yaitu konjungsi antarklausa, konjungsi antarkalimat, dan konjungsi antarparagraf. Sementara itu, jenis konjungsi berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua, yaitu konjungsi sederajat dan konjungsi bertingkat.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (21/12/2021) tentang jenis konjungsi.
Jenis Konjungsi Berdasarkan Fungsinya
Sebelum mengenali jenis konjungsi, kamu tentu harus memahami pengertiannya terlebih dahulu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat.
Sementara itu, menurut Sumarlan (2003: 32), konjungsi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara menghubungkan suatu unsur satu dengan yang lainnya dalam sebuah kalimat, paragraf atau sebuah wacana.
Apabila dilihat dari kedudukannya, jenis konjungsi bisa dibagi menjadi dua yaitu jenis konjungsi sederajat dan jenis konjungsi bertingkat.
Konjungsi sederajat
Konjungsi sederajat adalah jenis konjungsi atau kata penghubung yang kedudukannya sederajat atau setara. Konjungsi sederajat terdiri dari:
- Menggabungkan biasa: dan, dengan, serta.
- Menggabungkan pilihan: atau.
- Menggabungkan pertentangan: tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya.
- Menggabungkan pembetulan: melainkan, hanya.
- Menggabungkan penegasan: bahkan, malah (malahan), lagipula, apalagi, jangankan.
- Menggabungkan batasan: kecuali, hanya.
- Menggabungkan urutan: lalu, kemudian, selanjutnya.
- Menggabungkan persamaan: yaitu, yakni, bahwa, adalah, ialah.
- Menggabungkan penyimpulan: jadi, karena itu, oleh sebab itu.
Konjungsi bertingkat
Jenis konjungsi atau kata penghubung yang menghubungkan klausa dengan klausa yang kedudukannya bertingkat dibedakan sebagai berikut:
- Menyatakan sebab: sebab dan karena
- Menyatakan syarat: kalau, jikalau, jika, bila, apalagi, dan asal
- Menyatakan tujuan: agar dan supaya
- Menyatakan waktu: ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala.
- Menyatakan akibat: sampai, hingga, dan sehingga
- Menyatakan sasaran: untuk dan guna
- Menyatakan perbandingan: seperti, sebagai, dan laksana
Advertisement
Jenis Konjungsi Secara Umum
Jenis konjungsi secara umum terdiri dari tiga, yaitu konjungsi antarklausa, konjungsi antarkalimat, dan konjungsi antarparagraf.
Konjungsi Antarklausa
Konjungsi antarklausa dibagi lagi menjadi tiga, yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif.
Konjungsi koordinatif. Konjungsi koordinatif adalah jenis konjungsi antarklausa yang menghubungkan dua atau lebih unsur, baik kata maupun klausa yang sama pentingnya atau setara. Konjungsi koordinatif hanya menggunakan satu kata untuk menggabungkan dua klausa yang memiliki status setara. Contoh: dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.
Konjungsi subordinatif. Konjungsi subordinatif menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis yang sama. Kedua klausa dalam konjungsi subordinatif tidak setara. Klausa yang memiliki tingkatan lebih tingi disebut induk kalimat sedangkan klausa yang lebih rendah disebut anak kalimat. Berikut pembagiannya:
- Penghubung subordinatif atributif: yang.
- Penghubung subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.
- Penghubung subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala.
- Penghubung subordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.
- Penghubung subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya.
- Penghubung subordinatif konsesif: biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun, kendati(pun).
- Penghubung subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.
- Penghubung subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.
- Penghubung subordinatif hasil: sehingga, sampai(sampai), maka(nya).
- Penghubung subordinatif alat: dengan, tanpa.
- Penghubung subordinatif cara: dengan, tanpa.
- Penghubung subordinatif komplementasi: bahwa.
- Penghubung subordinatif perbandingan: sama …. dengan, lebih …. dari(pada).
Konjungsi korelatif. Konjungsi korelatif menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat) yang memiliki status sintaksis yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Kalimat yang dibentuk agak rumit dan bervariasi, kadang setara, bertingkat, atau bisa juga kalimat dengan dua subjek dan satu predikat.
Contoh: baik ... maupun, |tidak hanya ..., tetapi juga, |bukan hanya ..., melainkan juga, |demikian ... sehingga, |sedemikian rupa ... sehingga, |apa(kah) ... atau, |entah ... entah,| jangankan ..., ... pun.
Jenis Konjungsi Secara Umum
Konjungsi Antarkalimat
Jenis konjungsi antarkalimat merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri. Berikut pembagian konjungsi antarkalimat:
- Makna konsekuensi atau akibat: dengan demikian, akibatnya.
- Makna kebalikan: sebaliknya, berbeda dengan
- Makna keadaan setelahnya: kemudian, selanjutnya, setelah itu.
- Makna keadaan sebenarnya: sebenarnya, sesungguhnya, bahwasanya
- Makna keadaan sebelumnya: malahan, bahkan, tak hanya itu.
- Makna mempertentangkan keadaan sebelumnya: akan tetapi, sayangnya, namun.
- Makna kesediaan: biarpun begitu, meskipun demikian, walaupun demikian
Konjungsi Antarparagraf
Jenis konjungsi antarparagraf digunakan untuk mengawali suatu paragraf yang memiliki korelasi dengan paragraf sebelumnya. Contoh dari konjungsi antarparagraf adalah terlebih lagi, disamping, oleh karena itu, berdasarkan, jadi, dan pun.
Advertisement