Liputan6.com, Jakarta Start yang digunakan dalam perlombaan jalan cepat adalah start berdiri. Pengertian jalan cepat adalah gerak maju langkah kaki yang dilakukan secara terus menerus dan bergantian sehingga kontak kaki dengan tanah tetap terpelihara dan tidak terputus.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jalan cepat adalah salah satu cabang olahraga atletik yang dilombakan. Jarak tempuhnya yaitu 5 km, 10 km, 20 km, dan 50 km yang sebagian telapak kakinya harus menyentuh tanah.
Jalan cepat berbeda dengan lari meski keduanya sama-sama termasuk dalam cabang olahraga atletik. Perbedaan antara jalan cepat dan lari terletak pada gerakan kaki. Start atau awalan yang digunakan pun berbeda dengan lari.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian jalan cepat dan start yang digunakan dalam perlombaan jalan cepat adalah start berdiri, yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (11/6/2022).
Pengertian Jalan Cepat
Sebelum mengetahui start yang digunakan dalam perlombaan jalan cepat adalah start berdiri, anda harus mengenal apa itu olahraga jalan cepat. Dikutip dari buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (2017) karya Muhajir, pengertian jalan cepat adalah gerak maju langkah kaki yang dilakukan sedemikian rupa sehingga kontak dengan tanah tetap terpelihara dan tidak terputus.
Jalan cepat disebut dengan istilah racewalking (atau juga race walking) merupakan salah satu cabang olahraga atletik. Perbedaannya dengan lari adalah, gerakan kaki pada jalan cepat salah satu kakinya selalu menyentuh atau menapak ke tanah. Sementara pada lari, ada momen di mana keduanya di atas tanah.
Olahraga jalan cepat berada di bawah naungan induk organisasi atletik dunia yaitu Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF). Mengutip laman resmi IAAF, nomor jalan cepat yang dilombakan pada Olimpiade musim panas adalah 20 kilometer (putra dan putri) serta 50 kilometer (putra).
Advertisement
Sejarah Singkat Olahraga Jalan Cepat
Sebelum mengetahui start yang digunakan dalam perlombaan jalan cepat adalah start berdiri, anda perlu mengetahui sejarah singkat dari olahraga jalan cepat. Melansir laman resmi IAAF, lomba berjalan dimulai dari abad ke-17 dan ke-18. Pada masa itu, para pejalan (footmen) akan berlari dan/atau berjalan di samping pelatih mereka. Para bangsawan pada masa tersebut akan bertaruh siapa di antara mereka yang bisa memenangi perlombaan.
Jalan cepat kemudian menjadi aktivitas profesional yang semakin populer pada abad ke-19. Jalan cepat sudah dikenal di Amerika Serikat, namun di Negeri Paman Sam ini, jalan cepat benar-benar diperlombakan secara serius.
Pada ajang Olimpiade, jalan cepat putra dengan jarak 20 kilometer mulai dilombakan pada 1956. Kemudian untuk putri, nomor jalan cepat mulai dilombakan pada Olimpiade 1992 dengan jarak awal adalah 10 kilometer, lalu meningkat menjadi 20 kilometer pada tahun 2000.
Teknik Dasar Jalan Cepat
1. Teknik Awalan (Start)
Teknik awalan merupakan teknik yang dilakukan sebelum memulai jalan cepat. Dalam teknik awalan ini, sejatinya tidak ada gerakan khusus, yang penting seluruh peserta berdiri di belakang garis start. Artinya start yang digunakan dalam perlombaan jalan cepat adalah start berdiri. Tahapan dalam melakukan start yang digunakan dalam perlombaan jalan cepat adalah start berdiri adalah sebagai berikut:
a. Peserta harus menunggu aba-aba “bersedia” di belakang garis start.
b. Peserta harus menepatkan kaki kiri tepat di belakang garis start dan kaki kanan ditempatkan di belakang kaki kiri.
c. Kemudian, badan harus dicondongkan ke depan dan kedua tangan harus dalam posisi rileks.
d. Ketika mendengar “bunyi pistol” atau aba-aba “ya” dari petugas, maka mulai langkahkan kaki kanan terlebih dahulu sembari diimbangi dengan ayunan tangan serta pinggul yang rileks.
2. Teknik Posisi Badan
Teknik selanjutnya adalah mengenai posisi badan ketika melakukan jalan cepat. Posisi badan ini cukup berpengaruh terhadap keefektifan jalan cepat. Sebab, posisi badan yang baik akan mempercepat pergerakan jalan cepat. Nah, sikap atau posisi badan yang benar ketika melakukan jalan cepat adalah posisi tubuh harus menghadap ke depan, siku dilipat hingga membentuk 90 derajat, dan ayunan lengan serta langkah kaki harus seirama.
3. Teknik Langkah Kaki
Pasca mengetahui posisi badan yang tepat ketika melakukan olahraga jalan cepat, teknik selanjutnya adalah teknik langkah kaki. Langkah kaki yang benar saat melakukan jalan cepat adalah memfokuskan berat tubuh di bagian paha.
Sebab, paha berperan penting untuk menjaga keseimbangan dalam olahraga jalan cepat. Dimana seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, peserta jalan cepat diwajibkan tetap bertumpu di atas tanah pada salah satu bagian kakinya.
Kemudian, teknik langkah kaki yang dilakukan adalah dengan menjaga ayunan kaki sembari menekuk lutut sesuai langkah yang diambil. Selain itu, bagian tumit kaki harus mendarat terlebih dahulu guna menjaga kepastian posisi kaki tetap ada yang berpijak di atas tanah.
4. Teknik Akhiran (Finis)
Teknik terakhir dalam jalan cepat adalah teknik akhiran atau finis. Teknik ini terlihat mudah tetapi kerap dilupakan oleh para pemula. Ketika peserta jalan cepat menyentuh garis finis, peserta dilarang langsung berhenti saat itu juga. Peserta dihimbau untuk tetap melakukan gerakan jalan cepat hingga lima meter dari garis finis. Setelah itu, gerakan bisa diperlambat sampai akhirnya benar-benar berhenti.
Advertisement
Peraturan Perlombaan Jalan Cepat
Setelah mengetahui start yang digunakan dalam perlombaan jalan cepat adalah start berdiri, anda juga perlu mengetahui peraturan jalan cepat. Berikut terdapat beberapa peraturan jalan cepat menurut IAAF, antara lain:
1. Jalan cepat harus dilakukan dengan kaki depan menginjak tanah saat kaki bagian belakang diangkat untuk melangkah.
2. Jika atlet tidak melakukan hal tersebut maka atlet dianggap melanggar.
3. Peserta didiskualifikasi jika mendapat tiga kartu merah dari tiga juri yang berbeda. Kartu merah diberikan oleh ketua juri. Jika baru pelanggaran awal, atlet hanya diberi kartu kuning.
4. Saat memulai awalan atau start harus dilakukan dengan berdiri. Atlet tidak boleh menyentuh tanah dengan tangannya.
5. Atlet dianggap memenangkan pertandingan jika tubuh atlet (bukan kepala, lengan atau kaki) berhasil melewati garis finish.