Liputan6.com, Jakarta - Inflasi adalah keadaan ketika nilai mata uang mengalami kemerosotan. Inflasi menjadikan harga barang dan jasa mengalami kenaikan.
Baca Juga
Advertisement
Hanya, kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali apabila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Apa yang terjadi jika inflasi tinggi?
Melansir dari Bank Indonesia (BI), pada Senin (27/6/2022) apa yang terjadi jika inflasi tinggi adalah berdampak buruk bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam suatu negara.
Apa yang terjadi jika inflasi tinggi adalah menyebabkan terjadinya penurunan kualitas hidup masyarakat. Apa yang terjadi jika inflasi tinggi adalah menghambat pertumbuhan ekonomi.
Lalu, apa yang terjadi jika inflasi tinggi adalah pasti akan menekan nilai rupiah apabila itu terjadi di Indonesia. Terakhir, apa yang terjadi jika inflasi tinggi adalah menjadikan tidak adanya kestabilan harga.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang apa yang terjadi jika inflasi tinggi, penyebab, dan cara mengatasinya, Senin (27/6/2022).
Apa Arti Inflasi?
Memahami inflasi adalah ketika terjadi kenaikan harga dalam periode waktu tertentu dan menyeluruh. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.
Apabila ingin mengetahui apa yang terjadi jika inflasi tinggi, Bank Indonesia (BI) dalam keterangan tertulisnya memberikan pemahaman tentang inflasi lebih mendalam. Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), link ke metadata SEKI-IHK.
Memahami keadaan inflasi hanya bisa dikatakan benar-benar inflasi apabila kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Bagaimana pengukuran inflasi atau IHK (Indeks Harga Konsumen) untuk mengetahui apa yang terjadi jika inflasi tinggi?
Bank Indonesia mengungkap data pengelompokkan pengeluaran untuk mengukur inflasi yang didasarkan pada The Classification of Individual Consumption by Purpose (COICOP) ada tujuh hal, yakni:
1. Bahan Makanan
2. Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau
3. Perumahan
4. Sandang
5. Kesehatan
6. Pendidikan dan Olahraga
7. Transportasi dan Komunikasi
Advertisement
Apa yang Terjadi Jika Inflasi Tinggi?
Memahami apa yang terjadi jika inflasi tinggi penting karena kestabilan harga untuk memajukan ekonomi dalam sebuah negara ditentukan dari hal ini. Inflasi rendah dan stabil adalah prasyarat pertumbuhan ekonomi berkesinambungan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.
Bank Indonesia (BI) menjelaskan apa yang terjadi jika inflasi tinggi terdiri dari empat hal yang berhubungan dengan kondisi sosial ekonomi suatu masyarakat. Apa yang terjadi jika inflasi tinggi?
1. Apa yang terjadi jika inflasi tinggi adalah akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun.
Pada akhirnya apa yang terjadi jika inflasi tinggi adalah menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.
2. Apa yang terjadi jika inflasi tinggi adalah akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.
Pengalaman empiris menunjukkan bahwa apa yang terjadi jika inflasi tinggi adalah akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi. Pada akhirnya, apa yang terjadi jika inflasi tinggi adalah akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Pada kondisi inflasi minat menabung sebagian besar orang akan berkurang. Alasannya, karena pendapatan dari bunga tabungan jauh lebih kecil sedangkan penabung harus membayar biaya administrasi tabungannya.
3. Apa yang terjadi jika inflasi tinggi adalah apabila tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga, ini menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai Rupiah.
4. Apa yang terjadi jika inflasi tinggi adalah tidak ada kestabilan harga. Ini berhubungan erat dengan pentingnya kestabilan harga dengan SSK (referensi).​
Kondisi inflasi akan mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok menjadi sulit karena bisa menjadi terlalu kecil atau terlalu besar. Persentase inflasi yang terjadi di masa depan seringkali tidak dapat diprediksi dengan akurat. Hal ini kemudian akan membuat proses penetapan harga pokok dan harga jual menjadi tidak akurat.Â
Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang ketika mengalami inflasi, karena biaya ekspor akan lebih mahal. Selain itu, daya saing barang ekspor juga mengalami penurunan, yang pada akhirnya pendapatan dari devisa pun berkurang.
Apa Penyebab Inflasi Itu?
Ada lima penyebab inflasi yang perlu diketahui, terutama apabila inflasi tersebut terjadi di Indonesia. Ini penjelasan penyebab inflasi di Indonesia yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:
1. Penyebab Inflasi di Indonesia Adalah Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)
Penyebab inflasi di Indonesia adalah meningkatnya permintaan atau demand pull inflation. Penyebab inflasi di Indonesia ini bisa terjadi bila permintaan atau daya tarik masyarakat kuat terhadap suatu barang.
Penyebab inflasi di Indonesia bisa pula terjadi karena munculnya keinginan berlebihan dari suatu kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia di pasaran. Keinginan yang terlalu berlebihan membuat permintaan menjadi bertambah, sedangkan penawaran masih tetap yang akhirnya mengakibatkan harga menjadi naik.
2. Penyebab Inflasi di Indonesia Adalah Bertambahnya Uang yang Beredar (Quantity Theory Inflation)
Penyebab inflasi di Indonesia adalah bertambahnya uang yang beredar. Teori inflasi karena bertambahnya uang yang beredar dikemukakan oleh kaum klasik yang menyatakan bahwa ada keterkaitan antara jumlah uang yang beredar dengan harga-harga. Apabila jumlah barang tetap namun jumlah uang yang beredar lebih besar dua kali lipat, maka harga barang menjadi lebih mahal dua kali lipat.
3. Penyebab Inflasi di Indonesia Adalah Meningkatnya Biaya Produksi (Cosh Push Inflation)
Penyebab inflasi di Indonesia adalah meningkatnya biaya produksi. Inflasi kenaikan biaya produksi atau cost push inflation disebabkan karena adanya dorongan kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu tertentu secara terus menerus.
4. Penyebab Inflasi di Indonesia Adalah Inflasi Campuran (Mixed Inflation)
Penyebab inflasi di Indonesia adalah inflasi campuran yang dipengaruhi oleh adanya kenaikan penawaran dan permintaan. Penyebab inflasi di Indonesia membuat adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Ketika permintaan terhadap suatu barang atau jasa bertambah, maka akan mengakibatkan penyediaan barang dan faktor produksi menjadi turun.
Sementara itu, pengganti atau substitusi untuk barang dan jasa tersebut terbatas atau tidak ada. Keadaan yang tidak seimbang ini yang meningkatkan adanya risiko penyebab inflasi di Indonesia. Harga barang dan jasa akan menjadi naik. Inflasi jenis ini yang mungkin terjadi di Indonesia akan sangat sulit diatasi atau dikendalikan ketika kenaikan supply akan suatu barang atau jasa lebih tinggi atau setidaknya setara dengan permintaan.
5. Penyebab Inflasi di Indonesia Adalah Inflasi Ekspektasi (Expected Inflation)
Penyebab inflasi di Indonesia adalah adanya inflasi ekspektasi. Penyebab inflasi di Indonesia ini terjadi sebagai akibat dari perilaku masyarakat yang berpendapat bahwa kondisi ekonomi di masa yang akan datang akan menjadi lebih baik lagi.
Apabila sudah memahami apa yang terjadi jika inflasi tinggi dan penyebabnya, berikutnya ketahui bagaimana cara mengatasi inflasi itu. Ini penjelasan cara mengatasi inflasi jika terjadi di Indonesia yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah langkah mengatasi inflasi untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah, yang memiliki beberapa keuntungan seperti menghemat pengeluaran pemerintah dan menaikkan tarif pajak.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan selanjutnya yang bisa diambil adalah kebijakan moneter. Kebijakan moneter bertujuan menjaga kestabilan moneter, agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan yakni kebijakan penetapan persediaan kas, kebijakan diskonto yaitu untuk meningkatkan nilai suku bunga, dan kebijakan operasi pasar terbuka.
3. Kebijakan Lainnya
Selain kedua jenis kebijakan di atas, ada pula kebijakan-kebijakan lain yang dapat ditetapkan oleh pemerintah untuk mengendalikan atau mengatasi inflasi, yakni meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar. Selain itu juga dapat menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis.
Advertisement